Era digital bukan lagi pilihan, tetapi sudah mmenjadi suatu keharusan untuk masuk ke dalamnya. Selama satu tahun terakhir ini kita bisa melihat bahwa era digital ini menjadi ruang yang sangat kreatif. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu, kita harus terus maju.

Belajar adalah proses; banyak sekali tren baru dan perubahan teknologi yang terjadi. Ada 10 kemampuan yang harus kita miliki saat ini terkait dengan digitalisasi, mulai dari analytical thinking, active learning, problem solving, critical thinking and analysis, creative, leadership, dan lain-lain. Kita diajak tidak hanya kenal tetapi mau untuk berkembang dan mendapat keuntungan dari teknologi digital ini sendiri.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021), pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Aidil Wicaksono (Founder Kaizen Room), Oetari Noor Permadi (Praktisi Budaya Mekar Pribadi), Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman), Samuel Berrit Olam (Founder & CEO PT Mailine Teknologi International), dan Brigita Ferlina (News Presenter) selaku narasumber.

Literasi digital

Dalam pemaparannya, Oetari Noor Permadi menyampaikan, “Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Apakah yang kita lihat di dunia digital saat ini bermanfaat? Jika iya maka teruskan, kalau membuat bingung tidak perlu diteruskan. Berpikir kritis itu apa? Pada dasarnya ia adalah kemampuan untuk analisis masalah; pahami dulu masalahnya, plus minusnya apa lalu kita evaluasi dan cari solusinya.”

“Selain itu, kita tidak dapat memungkiri bahwa permasalahan itu selalu terjadi, dan memiliki banyak sisi. Terkait itu, butuh cara berpikir kreatif agar kita dapat mengungkapkan lebih dari 1 gagasan solusi. Lalu terkait dengan proses belaja-mengajar di era digital ini, peran orang tua sangat penting; sekarang ini baik ibu maupun bapak sudah harus saling bekerja sama. Perlu kita sadari bahwa di ruang digital kita mempunyai banyak peluang untuk membantu kita untuk terus berkembang.”

Brigita Ferlina selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, kita mungkin sekarang bisa menggunakan media sosial, tetapi masih sedikit yang tidak menggunakan dengan tepat dan maksimal. Misalnya, kita sebenarnya bisa tahu ketika kita membuat konten yang positif, dan di jam berapa saja konten itu bisa banyak diterima orang. Dengan adanya kemajuan teknologi di era digital, kita bisa terpacu untuk belajar lebih banyak hal lagi. Kalau kita tidak berusaha mengikuti perkembangan era digital, kita akan tertinggal, terutama karena teknologi tidak akan mundur. Dengan banyak belajar dan mengembangkan diri, kita bisa banyak mengetahui kegunaan-kegunaan tools yang ada di media sosial. Ilmu itu harus terus ditambah, karena teknologi juga terus berkembang.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Abdullah menyampaikan pertanyaan, “Apakah bisa dibilang generasi sekarang lahir langsung online? Memiliki perangkat berarti harus mengerti digital atau melek digital atau digitally literate. Kondisi ini aman untuk teman-teman yang tinggal di perkotaan yang terjangkau dengan teknologi, lalu bagaimana nasib teman-teman yang di pedesaan; bagaimana atau lewat mana mereka bisa belajar mengenai teknologi yang terus berkembang ini?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Aidil Wicaksono. “Saat ini infrastruktur sedang dipercepat. Kita memang harus sama-sama peduli dan berkontribusi, dimulai dari di sekitar kita dulu, karena di kota pun masih banyak belum cakap digital. Dari program Kominfo pun sudah ada untuk mencari mereka yang mau menjadi relawan dalam rangka membantu mereka yang belum akrab dengan dunia digital. Ini butuh kerja sama antar generasi, jadi bagian-bagian yang masih kurang dan terasa hilang bisa menjadi lengkap. Kita harus mulai dari sekarang, dan dari lingkungan terdekat.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.