Sebagai pengguna media digital, kita harus pahami mengenai fakta kejahatan di dunia siber; tingginya tindak kejahatan siber dan mudahnya data pribadi dibobol bisa jadi dilakukan orang terdekat serta bisa menimpa siapa saja. Terkait itu, kita harus cerdas dan cakap dalam penggunaan media digital, dengan batasi penggunaan internet berlebihan, serta jangan mudah percaya dan selalu waspada terhadap notifikasi yang mencurigakan.

Terapkan cara-cara untuk menjaga keamanan data kita, yaitu perangi peretasan seluler, tingkatkan keamanan perangkat, gunakan pembayaran seluler dengan aman, dan pastikan memiliki kendali total atas data diri sendiri. Kita harus selangkah lebih maju dari ancaman dunia maya dengan kiat untuk memastikan diri kita dan orang sekitar tetap aman saat berselancar di dunia maya.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), Gervando Jeorista Leleng (Co-Founder Localin), Roza Nabila (Kaizen Room), Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. (Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), dan Reza Tama (Content Creator & Entrepreneur) selaku narasumber.

Etika digital

Dalam pemaparannya, Roza Nabila menyampaikan, “Penerapan etika dalam berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital sangatlah penting. Hal-hal yang perlu dihindari terkait itu adalah berkomentar secara negatif, berdebat untuk hal yang tidak penting, mencampuri urusan orang lain bahkan memfitnah, meretas akun milik orang lain, menjelek-jelekkan orang lain, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian, tidak mengakui kesalahan, dan anti minta maaf.”

“Dalam rangka menjunjung tinggi etika dalam komunikasi di ruang digital, kita harus menggunakan kata-kata yang layak dan sopan, serta selalu waspada dalam menyebarkan informasi yang berkaitan dengan SARA (suku, agama, dan ras), pornografi, dan kekerasan. Jangan sampai Anda menjadi kontributor konten negatif, hoaks, ujaran kebencian (hate speech) dan cyberbullying. Perlu disadari bahwa dampak dari penyebaran konten-konten negatif ini adalah dapat memicu perpecahan, memicu ketakutan, menurunkan reputasi, membuat fakta menjadi sulit dipercaya, dan bahkan dapat menyebabkan korban jiwa.”

Reza Tama selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, dengan adanya dunia digital kita bisa menjangkau banyak orang untuk membeli produk-produk kita. Kini kita menjadikan gadget atau smartphone menjadi salah satu lifestyle kita, di mana lebih baik dompet yang ketinggalan daripada ketinggalan gadget. Selain itu, kita harus memanfaatkan media digital dan teknologi untuk menambah skill agar kehadiran internet ini tidak merugikan kita; dengan adanya internet juga bisa mendatangkan rejeki, peluang, dan juga manfaat untuk kita.

Tentunya biar positif, cukup membuka laman atau website yang sudah disetujui oleh Kominfo, harus berhati-hati agar tidak salah langkah dalam dunia digital, membaca artikel-artikel yang bermanfaat, dan ingat bahwa jika ingin membeli sesuatu bisa melihat reviewnya terlebih dahulu. Literasinya harus bagus dan jangan asal mengklik saja. Ia menyampaikan bahwa senang sekali dengan adanya program literasi digital ini, dan tips darinya kepada kita sebagai pengguna media digital adalah kita harus mengubah mindset kita bahwa hadirnya teknologi adalah untuk membantu dan memudahkan kehidupan sehari-hari kita.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Dinda Lestari menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara untuk mengoptimalisasi teknologi digital untuk menunjang produktivitas dan kreativitas di dunia digital bagi masyarakat agar mampu dimanfaatkan dengan baik dan bagaimana cara mengedukasi masyarakat agar cakap digital, sedangkan masyarakat sekarang masih banyak yang awam tentang internet?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Gervando Jeorista Leleng, “Kita harus lihat juga kondisi dan latar belakang; untuk orang tua pasti knowledgenya berbeda karena orang tua tidak semudah memahami hal baru sama dengan kita. Baiknya melakukan pendekatan dari sudut pandang yang berbeda terkait bermedia sosial dan berkomunikasi. Konteks untuk mengedukasi orang tergantung dari orangnya dan kondisinya. Perlu orang-orang terdekat dulu yang teredukasi, dan lihat dulu siapa lawan bicaranya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.