Dalam rangka mendukung program pemerintah terhadap penggunaan bahan bakar biodiesel sebesar 30 persen (B30) bagi kendaraan-kendaraan bermesin diesel, Hino Indonesia terus melakukan berbagai upaya penelitian dan pengembangan. Hino secara berkesinambungan melakukan tes ketahanan dan emisi terhadap produk-produk yang diciptakan. Yaitu pada mesin-mesin dengan standar Euro 2 maupun Euro 4, yang digunakan pada 2021.

Riset yang dilakukan Hino tak hanya ber­­tu­juan me­­ngem­bang­­kan spe­sifikasi pro­­duk yang cocok meng­gunakan biodiesel, tetapi juga untuk mengembangkan spesifikasi bahan bakar biodiesel.

Salah satu contoh kontribusi penelitian Hino yang diaplikasikan pada spesifikasi biodiesel yang diproduksi adalah kandungan logam. Pada B20 tidak diatur kandungan logam, sedangkan pada B30 diatur kandungan sejumlah jenis logam, di antaranya kalium, kalsium, natrium, dan magnesium. Adapun dampak dari kandungan logam tersebut adalah penyebab filter bahan bakar dan injector tersumbat sehingga aliran bahan bakar ke ruang bakar tidak sempurna dan performa mesin tidak optimal.

Pada pengujian, parameter me­sin yang diuji di antaranya adalah daya, torsi, konsumsi bahan bakar, dan dampak terhadap komponen. Berdasarkan hasil uji tersebut, Hino sudah melakukan penyesuaian spesifikasi kendaraan yang sesuai dengan karakteristik bahan bakar biodiesel sehingga potensi terhadap dampak atau pengaruh yang timbul pada penggunaan biodiesel, termasuk B30, dapat diminimalkan.

Perubahan spesifikasi kendaraan Hino dilakukan pada unit kendaraan dengan tahun produksi vehicle identification number (VIN) 2020, yaitu pada bagian ukuran fuel filter yang dibuat lebih besar sehingga filter tetap dapat bertahan 10.000 kilometer sesuai dengan yang saat ini digunakan untuk B20. Selain itu, fuel tank dilapisi dengan aluminium platting coated untuk mencegah terjadinya karat. Fuel sender gauge dan piping dilapisi dengan nickel platting coated untuk memberikan daya tahan lebih kuat terhadap zat asam yang dihasilkan oleh fame B30. Selain itu, untuk material berbahan karet, seperti hose, sudah menggunakan material fluorubber agar tahan terhadap sifat-sifat dasar dari biodiesel yang menghasilkan zat asam dan mengikis material.

FOTO-FOTO: DOK. HINO.

Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo mengajak para pengguna kendaraan berbahan bakar B30 untuk melakukan perawatan kendaraan secara berkala. “Dengan pengunaan bahan bakar B30, diharapkan pengusaha maupun pengemudi truk melakukan kontrol dan perawatan secara rutin. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalkan penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga dan bisnis dapat terus berjalan.”

Untuk pengguna kendaraan Hino saat ini tak perlu khawatir terhadap penggunaan bahan bakar B30. Hino sudah sampai pada tahap akhir pengembangan untuk menyiapkan retrofit kendaraan Hino yang saat ini beroperasi atau produksi VIN di bawah tahun 2020.

Untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional kendaraan, Hino memiliki strainer yang dijual terpisah dan digunakan sebagai tambahan pada bagian fuel tank. Komponen ini berguna untuk memperpanjang umur pemakaian fuel filter sehingga memberikan keuntungan bagi konsumen berupa lifetime fuel filter menjadi lebih panjang. Strainer dapat digunakan untuk kendaraan Hino produksi VIN 2020 maupun kendaraan Hino sebelumnya.

Hino Connect

Sementara itu, dalam rangka untuk terus mendukung kelancaran bisnis konsumen, Hino melengkapi produknya dengan Hino Connect. Sentuhan personal dengan teknologi informasi ini merupakan sebuah sistem telematika yang mampu mening­katkan efisiensi bisnis. Dengan fitur ini, konsumen dapat lebih mudah mengatur manajemen operasional armadanya. Selain itu, dapat dengan mudah mengetahui lokasi armada sehingga dapat mem­bantu dalam memprediksi waktu tiba di tujuan (Expected to Arrive/ETA).

Hino Connect juga membantu dalam manajemen pengemudi, yang dengan fitur ini menghasilkan data-data seperti perilaku supir dalam mengemudi, durasi waktu mengemudi, dan mendeteksi kondisi kendaraan berhenti atau bergerak. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi konsumen karena dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional, utamanya terhadap penggunaan bahan bakar.

Selain dua hal tersebut, Hino Connect memiliki kelebihan untuk manajemen ken­daraan. Konsumen dapat memperoleh peng­ingat untuk perawatan kendaraan secara berkala, karena Hino Connect akan memberikan data jarak tempuh setiap unit. Dengan demikian, perawatan kendaraan dapat dilakukan tepat waktu sehingga komponen kenda­raan tetap terjaga. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif, di antaranya kendaraan semakin awet, harga jual meningkat, serta yang tak kalah penting, bisnis kian lancar dan berkembang.

Fitur Hino Connect telah tersemat pada kendaraan Hino tahun produksi 2020 atau VIN 2020. Fitur ini dapat digunakan secara gratis oleh konsumen selama 5 tahun dan didukung juga oleh tenaga – tenaga supporting yang terdapat pada diler-diler. Setiap diler memiliki Hino Telematic Officer (HTO) yang siap melayani kebutuhan terkait fitur tersebut.

Kedua pengembangan ini adalah bukti dari tim Research & Development Hino yang terus memberikan peningkatan terhadap kualitas produk yang akan digunakan oleh konsumen. Seperti hasil dari pengembangan mesin common rail, konsumen tidak perlu khawatir akan ketangguhan dan efisiensi mesin common rail Hino, karena ini sudah dibuktikan pada Hino Bus RN 285 common rail yang dimiliki oleh PO Sinar Jaya dan PO Harapan Jaya. Armada-armadanya berhasil menempuh jarak 1.000.000 kilometer tanpa sekalipun dilakukan over haul. Bus-bus ini merupakan kendaraan yang setiap harinya menempuh rute Tol Trans Jawa yang melayani berbagai tujuan ke kota-kota di Pulau Jawa. Hasil dari kekuatan mesin common rail Hino yang mencapai “1 Juta KM Tanpa Overhaul” membuktikan bahwa Hino reliable untuk jalur Trans Jawa, atau transportasi jarak jauh. [*/BYU]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 5 Februari 2020.