Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia, masyarakat Indonesia perlu memahami etika berdagang online agar tidak melanggar hukum. Dengan kompeten bermedia digital, dapat terhindar dari kerugian saat transaksi online. Hal itu mengemuka pada “Webinar Literasi Digital untuk Usaha Online”, Jumat (11/6/2021).
Webinar diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Diana Balienda (Kaizen Room), Yolanda Presiana Desi SIP MA, Ari Ujianto (penggiat advokasi sosial), dan Pri Anton Subardio (CEO BUMDesa Mutiara Soka dan Nemolab).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
Tercepat
Yolanda Presiana Desi SIP MA mengawali pembahasannya dengan fakta, “Sebanyak 90 persen dari masyarakat Indonesia pernah belanja online, dan Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia.”
Pentingnya cakap bermedia digital salah satunya adalah agar masyarakat bisa mengoptialkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
“Agar terhindar dari kasus-kasus yang merugikan saat bertransaksi jual-beli online, diperlukan kompetensi khusus bagi penggunanya. Hal yang perlu dilakukan untuk usaha online salah satunya adalah riset dan benchmarking,” jelasnya.
Diana Balienda kemudian membahas mengenai digital ethics. Contoh etika dalam bertransaksi daring adalah dengan cara mendaftarkan diri, baik penjual ataupun pembeli, sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan platform belanja daring yang diinginkan.
“Kenali dengan baik seluruh fitur yang tersedia, dan pastikan perangkat digital yang digunakan sudah aman. Selain itu, perhatikan etika berdagang online dengan tidak melanggar hukum dan bersikap seramah mungkin, membalas pesan dengan singkat, jelas, cepat, dan padat, serta perhatikan product dan service knowledge yang baik,” ujarnya mengingatkan.
Ari Ujianto kemudian memberi pemaparan mengenai digital culture. Ia mengatakan, “Dalam situasi pandemi seperti sekarang, mempercepat literasi digital bagi semua segmen masyarakat merupakan kebutuhan yang mendesak. Hal ini dilakukan karena kebijakan pembatasan sosial menyebabkan hampir semua kegiatan dilakukan secara online dari rumah dengan bantuan perangkat digital.”
Literasi Digital khususnya bagi UMKM harus dapat memahami bahwa budaya sudah berubah karena perkembangan teknologi. “Konsumen ingin bertransaksi dengan nyaman dan aman. Kita perlu mengambil manfaat dari perkembangan teknologi itu dan mempraktekkan semua kompetensi yang dipelajari melalui usaha ekonomi,” tambahnya.
Lindungi data pribadi
Terkait digital safety, Pri Anton Subardio paparkan bahwa kecakapan ini tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
“Kita mungkin pernah mendengar kasus pembajakan akun media sosial yang digunakan untuk penipuan yang melibatkan identitas digital penggunanya. Salah satu langkah melindungi identitas digital adalah dengan memastikan apakah identitas yang digunakan saat mengelola akun platform digital asli atau samaran,” jelasnya.
Ketika masuk sesi tanya jawab, ada peserta yang bertanya mengenai cara mengemas produk untuk dijual online, khususnya bagi para penjual yang baru merambah ke jualan online. Pri Anton Subardio lalu menjawab, “Tipsnya adalah dengan memastikan produk tersebut bisa dikemas sebelum dikirimkan ke kurir. Jika produk tersebut adalah produk basah, bisa disiasatkan dengan cara divakum agar bisa lebih aman dan awet saat sampai ke tangan pembeli.”
Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”
Presiden memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden.
Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.