Perubahan dari kebiasaan menggunakan teknologi yang bersifat analog ke digital dapat mengubah cara pandang dan cara hidup kita agar lebih maju. Tantangan ke depannya terkait ini adalah bagaimana kreativitas kita sebagai manusia yang memiliki nalar dapat dibedakan dengan robot atau cyborg, misalnya. Lalu kemudian diperlukan sebuah metode atau cara untuk dapat menghadapi dunia yang semakin terdigitalisasi ini, yaitu dengan literate (literasi), collaborate (kolaborasi), dan juga innovate (inovasi).

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Transformasi Kemajuan Bangsa Melalui Literasi Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (29/6), pukul 09:00 diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Zahid Asmara (Art Enthusiast), Dr Bevaola Kusumasari, MSi (Dosen Fisipol UGM & IAPA), Panji Gentura (Project Manager), dan Adetya Ilham (Kaizen Room) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Dr Bevaola Kusumasari, MSi menyampaikan informasi penting, bahwa “Perkembangan teknologi membawa perubahan di berbagai segi kehidupan, termasuk cara kita berinteraksi dan berpendapat. Era ini ditandai dengan media–media baru yang sudah tidak memiliki kendala jarak dan waktu, serta memberikan kuasa kepada publik untuk menyebarkan gagasan hingga membangun komunitas dan gerakan. Tujuan literasi media adalah memberi kita kontrol yang lebih besar atas interpretasi, karena semua pesan media merupakan hasil konstruksi. Warga masyarakat secara umum perlu diberi bekal kompetensi melek media untuk bisa mengambil manfaat dari kehadiran media, terutama media digital.”

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ibrahim menyampaikan bahwa “Pandemi Covid-19 telah membuat transformasi digital di Indonesia tumbuh cepat, hal ini tampak dari beberapa sektor yang bertransformasi secara digital. Namun di sisi lain terdapat sektor yang merugi karena perubahan signifikan ini yang disebabkan oleh ketidakmampuan sumber daya manusianya. Bagaimana upaya yang seharusnya digerakkan agar yang tertinggal tidak semakin tertinggal?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Zahid Asmara, bahwa “Bantuan di bidang teknologi atau utility untuk mendukung bangsa ini sudah tersedia. Terkait hal memajukan SDM, kita harus berupaya membentuk SDM yang terliterasi digital, baik secara skill, etika, budaya, dan keamanan. Warna warna di dunia digital ini dapat kita hadapi dengan bijaksana sehingga ketertinggalan ini dapat dikejar.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.