Saat ini kita sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 vs Masyarakat 5.0 yang terjadi karena adanya Transformasi Digital. Hal itu pun menyebabkan terjadinya suatu pergeseran sosial, di mana generasi millennial dan pasca-millennial memiliki cara hidup yang sangat lekat dengan teknologi digital, seperti budaya belanja online dan komunikasi via media sosial.

Teknologi digital memungkinkan juga dilakukannya proses belajar-mengajar secara daring tanpa tatap muka yang saat ini sudah menjadi kebiasaan di masa pandemi Covid-19. Partisipasi politik masyarakat melalui media daring menjadi lebih efisien dan efektif walaupun terdapat juga banyak penyalahgunaan penyebaran berita bohong (hoaks), disinformasi, ujaran kebencian, dan intoleransi. Terkait itu, kita sebaiknya sebagai pengguna media digital mengetahui cara terbaik menavigasi era digital ini dengan memiliki kompetensi literasi digital yang baik.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Ali Elanshory (Account Excecutive MNC Group), Razi Sabardi (Pengamat Kebijakan Publik Digital), Alfan Gunawan (Praktisi Komunikasi & Senior Consultant Opal Communication), Seno Adi Nugroho (Co-Founder Rempah Karsa), dan Sheila Siregar (Public Relations) selaku narasumber.

Cakap digital

Dalam pemaparannya Ali Elanshory menyampaikan, “Saat ini masih banyak yang diperlukan talent-talent Digital. Dari data yang, ada talent digital yang diperlukan selama 15 tahun ke depan, yaitu sebanyak 9 juta orang talent digital yang dibutuhkan. Itu merupakan potensi yang sangat besar sekali untuk bergerak dibidang industri digital, dan setiap tahunnya bisa dibutuhkan sekitar 600 ribu orang di talent digital. Apa saja yang dibutuhkan agar memiliki digital skill di Indonesia? Di antaranya memiliki skill digital marketing, content creator, dropshipper/bisnis e-commerce, data analyst, designer, programmer, SEO specialist, dan social media specialist.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi industri 4.0 dan agar kita juga bisa menjadi generasi cerdas dan cakap digital? Hal yang pertama adalah critical thinking; keterampilan berpikir kritis memungkinkan kita membedakan informasi mana saja yang termasuk kebenaran atau kebohongan, fiksi dan nonfiksi, fakta atau opini. Lalu kedua adalah communication; kita perlu mengasah keterampilan komunikasi agar lebih mudah mengutarakan pemikiran, pengetahuan, dan informasi yang kita miliki kepada orang lain. Ketiga adalah creativity karena dengan kreativitas, kita dapat menciptakan ide dan inovasi yang dibutuhkan banyak orang. Terakhir adalah collaboration; dengan mengasah keterampilan kolaborasi, kita akan jadi pribadi yang mudah bekerja sama dengan berbagai organisasi, baik tim kita sendiri atau tim dari divisi lain saat kita kerja nanti.”

Sheila Siregar selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, sekarang ini semua orang sekarang bisa menjadi reporter, jadi bisa posting apapun kemudian menjadi viral dan kadang-kadang bisa menjadi acuan mainstream media untuk menaikan issue-issue yang ada di media digital atau media sosial tersebut. Menurutnya hal ini cukup memberatkan bagi para pelaku humas, karena memang perkembangan dunia digital ini sedang marak dan menjadi sorotan di era digital saat ini. Ditambah lagi dengan adanya pandemi, kita akhirnya suka tidak suka, mau tidak mau, jadi harus memanfaatkan platform digital.

Memang, di dalam perkembangan digital ini selalu ada 2 sisi yaitu positif dan negatif. Dampak yang positifnya adalah seperti dengan mengikuti program webinar seperti ini, kita bisa berkomunikasi dengan lebih mudah karena bisa dilakukan dimanapun berada. Kita bisa real time bertemu meskipun secara virtual dengan pemanfaatan platform digital, lalu kita juga bisa update informasi terkini dengan sangat cepat.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Citra Meylasari menyampaikan pertanyaan “Adakah tips untuk saya sebagai pelajar agar bisa memiliki kecakapan digital supaya bisa digunakan untuk bisa memasuki dunia kerja nanti?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ali Elanshory, “Di dunia digital saat ini sudah banyak sekali platform-platform yang menyediakan kursus untuk digital skill. Misalkan ingin yang gratis bisa buka Youtube saja dan sudah banyak informasi-informasi yang mengarahkan kita untuk jadi apa, seperti digital marketing. Kita bisa cari di YouTube bagaimana cara mengelola akun Google, atau Facebook Ads, karena di YouTube sangat banyak pengetahuan basic bagaimana cara kita mempelajari digital skillnya. Kalau mau lebih expert lagi bisa di Freeforyou atau di Purwadhika; mereka menyediakan jasa untuk mengembangkan digital skill.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.