Penetrasi internet yang cukup tinggi di Indonesia mengakibatkan perubahan gaya hidup yang serba digital. Untuk itu, dibutuhkan literasi digital. Demikian antara lain yang terungkap pada webinar dengan tema “Pemanfaatan Teknologi di Era Digital Secara Aman dan Nyaman” pada Kamis (10/6/2021).

Webinar diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu A Zulchaidir Ashari (Kaizen Room), Dr Frida Kusumastuti (Dosen Universitas Muhammadiyah Malang & Japelidi), Sabinus Bora Hangawuwali MSc (dosen pengajar UGM), dan Ari Ujianto (penggiat advokasi sosial).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

A Zulchaidir Ashari bahas soal digital skills. Ia menjelaskan, “Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.”

Kompetensi dasar

Terkait itu, ia menjelaskan, ada beberapa kompetensi dasar literasi digital, yaitu meliputi akses, seleksi, paham, dan analisis.

“Agar terhindar dari serangan siber, jangan pernah mengakses ataupun mengunduh file dari situs yang berbagi file,” ujarnya.

Dr Frida Kusumastuti kemudian melanjutkan webinar dengan menyatakan, “Dalam bermedia digital, setiap orang (netizen) berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang yang melintasi batas geografis dan budaya.”

Ia juga ingatkan kembali, survei Microsoft pada 2020 terhadap 58.000 orang di 32 negara menyimpulkan antara lain bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan di Asia Tenggara.

“Prinsip etis bermedia digital meliputi kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan,” ia tekankan dan ingatkan kembali kepada para pengguna media digital.

Sabinus Bora Hangawuwali MSc kemudian menjelaskan, “Pentingnya literasi digital bagi manusia modern bisa dilihat dari aspek kehidupan yang tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran pola-pola pikir, sikap dan pola tindak masyarakat dalam akses distribusikan informasi,” ujarnya.

Dengan demikian, ia menjelaskan, penting untuk memiliki kecakapan dalam bermedia digital. Ia juga mengingatkan, “Dampak negatif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi meliputi keamanan data, kehidupan sosial, ketentuan hak cipta, kecanduan, dan kejahatan siber. Hal itu menjadi sebuah kebutuhan bagi para pengguna media digital untuk mampu terhindar darinya.”

Ari Ujianto memaparkan, “Dalam survei Hootsuite, diperkirakan bahwa internet sudah dapat diakses oleh 64 persen warga Indonesia atau sekitar 175,4 juta jiwa, ditambah lagi bahwa survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) kuartal kedua 2020 menunjukkan penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen atau sudah dapat diakses oleh 196,71 juta penduduk Indonesia.”

Perubahan gaya hidup

Hal tersebut, ungkapnya, membawa pengaruh terhadap terjadinya perubahan gaya hidup yang serba digital, dan bisa bermanfaat ataupun berdampak buruk sehingga membutuhkan adanya literasi digital.

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta bertanya mengenai cara me-manage etika yang cenderung abstrak di dunia media sosial agar tetap bisa berkomunikasi secara sopan.

“Kalau kita melihat etika di media sosial, itu kita menyebutnya dengan media kontemporer dan media tradisional. Hanya saja dalam etika kontemporer, kita harus mengacu kepada prinsip-prinsip yang lebih universal karena banyaknya pertemuan dengan berbagai budaya dan berbagai kepentingan yang melintasi batas geografis,” jawab Dr Frida Kusumastuti.

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”

Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.