Kemudahan melakukan transaksi digital ternyata tak luput dari risiko. Oleh karena itu, etika penting  dalam bertransaksi secara daring. Demikian antara lain yang terungkap pada webinar dengan tema “Transaksi dan Investasi Digital Zaman Now”, Kamis (10/6/2021).

Webinar diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Muhammad Bima Januri ST MKom (Co-Founder Localin), Khuriyatul Husna MPA (IAPA), AAM Abdul Nasir (Assistenprofesi.id), dan Dr Putu Eka Trisna Dewi SH MH (IAPA).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Muhammad Bima Januri ST MKom mengangkat topik “Go Cashless: Jenis-jenis Transaksi Digital di Era New Normal” dan memaparkan mengenai perbedaan dari segala bentuk transaksi digital yang sering digunakan, seperti e-wallet, e-money, dan digital bank. Ia juga menjelaskan mengenai equity crowdfunding, yaitu layanan urun dana untuk penawaaran online sekuritas perusahaan swasta bagi sekelompok orang untuk berinvestasi.

Hal yang juga ramai dibicarakan adalah mengenai reksadana. Ia menjelaskan bahwa itu merupakan suatu wadah tempat menghimpun dana dari investor yang akan dikelola manajer investasi untuk disalurkan atau diinvestasikan ke suatu portofolio efek. Semua layanan itu sebagian besar sudah memasuki ranah digital, hingga mempermudah dalam hal transaksi.

Rambu transaksi elektronik

Khuriyatul Husna MPA kemudian melanjutkan webinar dengan membahas mengenai aktivitas digital yang terjadi di ruang digital dan menggunakan media digital. Ia menegaskan mengenai pentingnya rambu dalam transaksi elektronik.

Adapun beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam bertransaksi daring, antara lain, kenali dengan baik fitur yang tersedia, pastikan perangkat digital yang digunakan untuk transaksi daring sudah aman, serta penjual maupun pembeli sebaiknya memberikan dan mendapatkan mengakses layanan bantuan yang disediakan e-commerce.

AAM Abdul Nasir kemudian menjelaskan mengenai topik “Memanfaatkan Transaksi Digital untuk Meningkatkan Penghasilan di Era Revolusi Industri”. Ia tekankan bahwa masyarakat 5.0 bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, bukan untuk meningkatkan kekuatan teknologi, begitu juga dengan layanan cerdas.

“Kita perlu memahami apa itu interaksi manusia dengan manusia lain dan non-manusia untuk memahami apa itu layanan cerdas guna meningkatkan kualitas hidup kita,” jelasnya.

Selain itu, ia juga memaparkan beberapa cara praktis memanfaatkan transaksi digital, seperti memanfaatkan promo setiap merchant untuk setiap transaksi, mengisi dompet digital dengan penjualan produk, dan belanja dengan pembayaran sesama merchant.

Risiko lebih besar

Dr Putu Eka Trisna Dewi SH MH kemudian membahas soal digital safety dengan mengangkat topik “Perlindungan Konsumen Terkait Potensi Pelanggaran Data Pribadi pada Dompet Gigital”. Ia mengingatkan, konsumen dalam transaksi menggunakan e-wallet memiliki risiko yang lebih besar karena beberapa hal.

“Konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi, melihat atau menyentuh barang yang akan dipesan, tidak adanya jaminan keamanan bertransaksi dan privasi serta penjelasan terhadap risiko, dan terkait privasi data posisi konsumen juga sangat lemah,” ujarnya menyebutkan beberapa contoh risikonya.

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta bertanya mengenai apakah uang kertas akan tergantikan dengan e-money? Muhammad Bima Januri ST MKom menanggapi, “Sebenarnya tidak akan terganti, hanya saja ke depannya masih belum tahu akan seperti apa. Walau sudah pakai e-wallet pastinya tidak akan menggantikan uang kertas, karena akan ada pengaruhnya terhadap ekonomi.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”

Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.