Teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan-kemajuan teknologi yang ada menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital. Media sosial saat ini bukan hanya menjadi sarana hiburan, tetapi menjadi wadah untuk mencari informasi. Bisa dikatakan, kita menghabiskan lebih banyak waktunya di sosial media dibandingkan media lainnya. Oleh karena itu, penting untuk terapkan literasi digital, khususnya bagi generasi mudah yang menjadi salah satu kelompok yang paling berpengaruh di ruang digital.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tren Literasi Digital untuk Generasi Muda Indonesia”. Webinar yang digelar pada Jumat (9/7) diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Daniel J Mandagie (Kaizen Room), Athif Thitah Amithuhu (Media Sastra Online Ceritasantri.id), Dr Bevaola Kusumasari, MSi (Pengajar Fisipol Universitas Gadjah Mada & IAPA), Delviero Nigel Matheus (Kaizen Room), Putri Juniawan (Influencer) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Dr Bevaola Kusumasari, MSi menyampaikan informasi bahwa “Secara teoretis, media baru memberi kesempatan publik berkuasa. Berkuasa maksudnya adalah kemampuan menghasilkan efek yang diinginkan, dan kini kemampuan itu ada di tangan atau bahkan jempol kita semua. Kita memiliki kapasitas untuk menyebarkan gagasan hingga membangun komunitas dan gerakan. Kita bisa menyebarkan informasi baik positif maupun negatif dalam skala dan dampak yang lebih besar. Terkait literasi digital, ada dua pandangan. Pandangan pertama yang disebut kelompok proteksionis menyatakan, pendidikan media atau literasi media dimaksudkan untuk melindungi warga masyarakat sebagai konsumen media dari dampak negatif media massa. Pandangan kedua yang disebut preparasionis, yang menyatakan bahwa literasi media merupakan upaya mempersiapkan warga masyarakat untuk hidup di dunia yang sesak-media agar mampu menjadi konsumen media yang kritis.”

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Rino menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara kita bisa membuat tren literasi digital ini bisa menjangkau segala umur, mulai dari TK sampai pensiunan, mengingat pandemi ini memaksa kita untuk bisa cakap digital?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Daniel J Mandagie, bahwa “Sebenarnya program Kominfo tentang literasi digital seperti ini salah satu cara menjangkau segala umur, tinggal bagaimana menyebar program ini agar memberi pelatihan mengenai kiat-kiat literasi digital. Juga sekali lagi, budayakan membaca dan menggali informasi mengenai literasi digital, sehingga kita menjadi terinformasi dan tidak mudah terprovokasi.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.