Pandemi Covid-19 yang terjadi telah mengguncang berbagai sektor kehidupan. Pandemi ini pun memaksa kita untuk mengubah pola hidup yang sudah biasa kita jalankan. Tidak terlupa juga dikeluarkannya bergagai kebijakan dari pemerintah yang membatasi aktivitas kita untuk memutus rantai pandemi seperti PSBB dan PPKM. Pada masa pandemi Covid-19, setiap individu perlu menguasai bahwa literasi digital merupakan kompetensi yang sama pentingnya dengan membaca, menulis dan pembelajaran ilmu lainnya.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Pentingnya Meningkatkan Literasi Digital di Era Pandemi”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/7) diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Hujjatullah Fazlurrahman SE, MBA (Kaprodi Bisnis Digital FEB Unesa), Telly Nathalia (Penulis dan Jurnalis), Aidil Wicaksono (Kaizen Room), Erista Septianingsih (Kaizen Room) dan Maria Calista (Entertainer) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Hujjatullah Fazlurrahman SE, MBA menyampaikan informasi bahwa “Dengan memiliki literasi digital, masyarakat dapat memproses berbagai informasi, memahami pesan dan berkomunikasi eektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk, termasuk kesadaran dan berpikir kritis ketika dalam penggunaan teknologi dalam sehari hari. Digital skills atau kecakapan digital yang harus dimiliki di masa pandemi Covid-19 ini antara lain kecakapan dalam menggunkan aplikasi yang mendukung pembelajaran, kecakapan menggunakan aplikasi digital marketing, kecakapan menggunakan aplikasi untuk membuat konten-konten kreatif, serta kecakapan menggunakan aplikasi bidang keuangan dan perbankan. Semua kecakapan itu akan membantu kita untuk dapat terus menjalankan kehidupan di era baru ini.”
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Alfais Edi menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara kita mempertahankan budaya tutur lokal yang baik di era digitalisasi ini, dan pendekatan apa yang baiknya dilakukan terhadap masyarakat kita agar tetap bisa mempertahankan budaya dan tutur lokal yang baik ini agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan juga modernisasi, dikarenakan sekarang budaya luar gampang masuk ke Indonesia?”.
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Aidil Wicaksono, bahwa “Bisa melalui pendekatan diplomasi budaya. Indonesia merupakan negara kedua di dunia yang memiliki bahasa lokal terbanyak, dengan lebih dari 700 bahasa yang masih aktif digunakan setiap hari. Cara mempertahankannya di era digital ini sebenarnya peluang luar biasa dari segi pelestarian budaya, seperti berkolaborasi dengan akun-akun bernuansa lokal di Instagram yang membuat konten tentang berbicara menggunakan Bahasa atau dialek daerahnya dan dicampur bahasa Indonesia itu sendiri. Bisa juga dengan cerita-cerita lokal yang bisa dibuat lebih hidup dengan menggunakan platform YouTube.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.