Sikap adaptif terhadap perubahan nyatanya memegang peranan penting bagi masa depan industri kreatif era kini, tak terkecuali bidang seni yang saat ini kian diminati sebagai pilihan program di perguruan tinggi. Daya tawar, kemampuan, dan kebaruan yang segar pun disuguhkan program peminatan Integrated Arts pada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (FF Unpar).
Sebagai yang pertama di Indonesia, kebaruan untuk menjawab kebutuhan industri kreatif dituangkan FF Unpar yang telah terakreditasi “A” dalam program Integrated Arts atau seni terpadu. Jika sebagian besar pendidikan tinggi seni berfokus pada satu bidang tertentu, Integrated Arts Unpar memadupadankan berbagai bidang seni untuk menjawab kepentingan terkini.
Lima bidang yang siapkan sebagai teori dan praktik, dinilai jadi padu padan yang pas sebagai skill set mumpuni. Mulai dari seni rupa dan desain; seni pertunjukan; seni musik; manajemen seni dan kuratorial; serta penulisan kreatif. Kelimanya diintegrasikan agar saling berkolaborasi, eksplorasi, dan mengenal ekosistem seni karena nyatanya semua disiplin ilmu tak memiliki sekat lagi.
Guru Besar FF Unpar Prof Dr Ignatius Bambang Sugiharto mengatakan bahwa Integrated Arts sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing, melainkan saat dibawa ke tataran akademik, program ini ibarat “produk baru” yang meramaikan berbagai program peminatan. Apalagi nama Integrated Arts masih asing di telinga kebanyakan orang.
Daya tawar
Pelaku industri kreatif, lanjut dia, terbuka peluang di berbagai bidang pekerjaan karena kreativitas menjadi salah satu skill yang paling dibutuhkan pada masa kini dan mendatang. Bukan bualan semata, Integrated Arts Unpar mendukung perkembangan mahasiswa lewat fasilitas lengkap dan tenaga pendidik yang cakap di bidangnya. Perpustakaan dan Sinesofia, salah dua fasilitas yang diberikan.
Melalui integrasi seni serta wawasan konseptual melalui ilmu filsafat, Integrated Arts Unpar siap membentuk generasi yang kreatif, inovatif, serta serba bisa.
Pilihan signifikan
Dosen Integrated Arts Unpar Theo Frids M Hutabarat SSn MSn mengungkapkan, sejak 2007, terutama di Indonesia, bisa disebut banyak agenda kreatif di belakang industri. Bahkan, pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada 2015 silam sebagai ruang pengembangan industri kreatif di Indonesia.
Melansir laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), saat ini, Indonesia dinilai sebagai pelopor revolusi industri kreatif dunia. Hal ini dibuktikan dari perkembangan industri kreatif Indonesia yang terus meningkat signifikan tiap tahunnya.
Indonesia menduduki posisi ketiga terbesar di dunia dengan kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kendati demikian, Indonesia justru lebih unggul dari Amerika Serikat dari segi serapan tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif.
8 program baru Unpar
Tak hanya Integrated Arts, Unpar juga menawarkan tujuh program peminatan teranyar. Adapun program peminatan tersebut yaitu Data Science, Mekatronika, Bisnis Digital, Fisika Medis, Aktuaria, Chemical Business Development, serta Manajemen Bisnis Keluarga dan Kewirausahaan.
Unpar pun kembali membuka Ujian Saringan Masuk (USM) – 4 tahun akademik 2021/2022. Pendaftaran USM-4 dapat dilakukan melalui laman pmb.unpar.ac.id yang telah dibuka sejak 19 Juli 2021 hingga 10 Agustus 2021 mendatang.
Informasi selengkapnya bisa dilihat di laman pmb.unpar.ac.id atau melalui Layanan Informasi PMB Unpar dengan mengirimkan pesan pada e-mail [email protected], telepon (022) 2032655 atau info lebih lanjut di akun @unparofficial (Instagram) dan @unpar (Official Line). [Kantor Admisi dan Pemasaran Unpar]
Universitas Katolik Parahyangan adalah salah satu universitas swasta pertama di Indonesia berdiri sejak 1955 berkomitmen untuk menjadi komunitas akademik yang humanum untuk dibaktikan kepada masyarakat. Website : www.unpar.ac.id