Teknologi digital yang menjadi kebutuhan kita sehari-hari ini merupakan pendorong revolusi industri ke-4. Teknologi sudah sangat berdampingan dengan kehidupan kita, dan ia membawa perubahan yang tidak bisa dihindari.
Kita sebagai pengguna media digital harus mulai mengubah pola pikir dalam bermedia digital, khususnya harus selalu waspada terhadap banyaknya penipuan yang terjadi di dunia online. Contoh penipuan daring yang seringkali memakan korban adalah berita palsu, manipulasi emosi, dan bahkan ada pihak-pihak yang berpura-pura menjadi orang lain atau sebuah instansi.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Jumat (30/7/2021) pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Hayuning Sumbadra (Kaizen Room), Ziaulhaq Usri, Lc. (Guru Global Islamic School 3 Yogyakarta), Dr. Dwiyanto Indiahono (Dosen Kebijakan Publik Universitas Jenderal Soedirman), Andika Renda Pribadi (Kaizen Room), dan Diaz Danar (Podcaster & Penyiar Radio) selaku narasumber.
Netizen yang ramah
Dalam pemaparannya, Dr. Dwiyanto Indiahono menyampaikan, “Kita perlu menjadi netizen yang ramah di dunia nyata maupun dunia maya. Sebagai manusia yang akrab pada dunia baru, kita juga perlu beradaptasi pada perubahan teknologi. Salah satunya adalah dengan menerapkan netiket yaitu etiket di jaringan dunia maya, baik yang bersifat pribadi maupun bersifat umum. Dengan adanya citra diri yang positif akan bisa membangun citra positif dan bisa melawan hoax dan penipuan.”
Bagaimana caranya melakukan hal tersebut? Dwiyanto memaparkan, bisa membantu menyediakan informasi valid yang bermanfaat mencegah penipuan. Juga, kalau menerima konten maka pastikan kalau konten tersebut benar dan bermanfaat untuk orang lain.
“Oleh karena itu, kita harus berpikir jernih dalam menerima dan membuat konten. Juga, saat berinteraksi dengan sesama di internet, sampaikan dengan santun karena itu merupakan jati diri yang positif pula,” ujarnya.
Diaz Danar selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, sebagai pengguna media digital, kita harus bisa memaksimalkan soal proteksi dalam menggunakan internet dengan hal-hal yang positif. Harus selalu cek dan dobel cek. Tadinya ia tidak khawatir dengan persoalan akun yang bisa di-hack, tetapi karena teman-teman sekitarnya kena hack maka ia pun tersadarkan, hal itu bisa terjadi pada siapa saja, dan ia jadi khawatir dan ikut melakukan proteksi juga.
Diaz mengingatkan untuk tidak langsung percaya terkait dengan SMS, link, atau WhatsApp mengenai tagihan-tagihan kartu kredit. Cara menjaga diri adalah dengan harus lebih hati-hati lagi karena di media sosial data kita terbuka dan dapat dilihat oleh orang lain.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nauly menyampaikan, “Seringkali muncul berita korban pinjaman online yang merasa tidak melakukan pinjaman online, yang berarti pinjaman online tersebut memiliki data pribadi korban. Apa tindakan yang harus dilakukan jika kita sudah telanjur menjadi korban pinjaman online tersebut?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Hayuning Sumbadra. “Upaya pencegahannya agar tidak berlanjut atau terjadi lagi adalah korban bisa melakukan pelaporan, dan yang pasti jangan mudah percaya terhadap sesuatu yang diterima di internet. Cek dulu fakta-faktanya, kemudian kalau memang tidak sesuai segera laporkan ke pihak yang berwajib dan sertakan bukti-buktinya sehingga bisa langsung ditindaklanjuti,” ujarnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.