Kebiasaan baru yang muncul akibat penggunaan media digital yang begitu marak dan intens ikut mendorong terbentuknya kejahatan di dunia digital. Melindungi data pribadi menjadi suatu keharusan dalam berinteraksi di dunia digital, karena kita sebagai pengguna media digital memiliki hak privasi untuk bisa memilih hal apa yang akan diinformasikan pada pihak lain.

Jika identitas digital adalah karakter kita di platform digital baik yang terlihat maupun tidak terlihat, maka data pribadi merupakan konsep yang lebih luas. Data pribadi adalah data yang berupa identitas, kode, simbol, huruf atau angka penanda personal seseorang yang bersifat pribadi. Kita harus selalu waspada dalam hal melindungi data pribadi kita di internet, karena bisa saja disalahgunakan oleh pihak lain.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Lindungi Diri, Pahami Fitur Keamanan Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat (30/7/2021) pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Daniel J Mandagie (Kaizen Room), Zulfan Arif (Penerjemah & Content Writer), Vitri Tundjungsari (Mekar Pribadi, Praktisi Pendidikan & Dosen), Adetya Ilham (Kaizen Room), dan Karina Basrewan (Model & Presenter TV) selaku narasumber.

Keamanan digital

Dalam pemaparannya, Vitri Tundjungsari menyampaikan, “Digital security terbagi menjadi yang bersifat teknis berupa antivirus, secure personal devices, serta web services, dengan yang bersifat non-teknis berupa faktor manusia, seperti pencurian informasi yang dimiliki suatu pihak, kejahatan finansial, virus attack, dan penyalahgunaan akses berupa pencurian data dan informasi oleh orang dalam.”

Riset dari Information Week & Pricewaterhouse Coopers pada 2001 menyatakan, 54 persen kejahatan informasi dilakukan oleh pengguna yang berotoritas (23 persen), pengguna tak berotoritas (16 persen), dan berasal dari karyawan yang sudah berhenti dari suatu perusahaan (15 persen). Dalam meningkatkan digital security mengenai data dan informasi pribadi, bisa melakukan beberapa hal seperti berhati-hati dalam menyimpan dan membagi data pribadi, berhati-hati dalam menggunakan tool online bersama-sama seperti komputer kantor dan juga jaringan yang bersifat publik yang diakses bersama, juga selalu waspada terhadap pihak yang dapat mengakses data Anda.

“Dari aspek teknis, dalam meningkatkan digital security kita dapat melakukan hal-hal seperti mengaktifkan user authentication, melakukan verifikasi keaslian software, mengaktifkan two-factor authentication, memasangkan anti-malware software dan firewall, serta mengaktifkan remote disabling. Jangan lupa untuk menggunakan fitur keamanan yang sudah ada pada aplikasi dan perangkat kita,” tutur Vitri.

Tidak mengumbar data

Karina Basrewan selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, kini ia menyibukkan diri di dunia blogging dan juga sebagai influencer dan penggerak dalam komunitas @LoveMeLoveYou.co yang membantu untuk mencintai diri sendiri untuk bisa menerima orang lain.

Dengan memiliki akses internet yang luas, dampak positif tentang perkembangan teknologi yang dirasakan adalah bisa memanfaatkan internet untuk tetap melanjutkan kehidupan sehari-hari kita di masa pandemi yang serba membatasi ini. Hal itu membuat ia tersadar mengenai pentingnya tidak mengumbar data pribadi di akun media sosial. Dengan memiliki dan menyebarkan aura yang positif, kita bisa membantu orang banyak sehingga bisa mengembangkan keahlian dan wawasan.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Syahril Avivi menyampaikan, “Banyak orang yang mengatakan bahwa penggunaan VPN yang tersedia bisa melindungi kebocoran data pribadi. Bagaimana menyikapi hal ini, apakah aman menggunakan VPN?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Vitri Tundjungsari. “Kita harus memilah dan memilih provider VPN yang tersedia karena masing-masing menawarkan pelayanan yang berbeda-beda. Demi keamanan, baiknya gunakan VPN yang berbayar karena lebih terjamin untuk tidak memanfaatkan data pengguna.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.