Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat plural. Dengan media sosial keadaan ini bisa dibaca semua orang. Hal ini membuat kita sebagai pengguna media sosial harus bisa lebih sopan supaya tidak menyinggung kelompok tertentu.
Budaya merupakan hal yang berkaitan dengan gaya hidup dan bagaimana kita berperilaku kita sehari-hari, termasuk dalam berinteraksi dalam media digital. Literasi digital berfungsi sebagai pengingat kepada kita untuk bagaimana menggunakan media digital yang baik sehingga dapat menjaga dan membawa budaya digital saat ini ke arah yang lebih positif.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Kamis, 19 Agustus 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Daniel J Mandagie (Kaizen Room), Dr Kismartini MSi (Dosen FISIP Universitas Diponegoro), Denik Iswardani Witarti PhD (Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur), Nanik Lestari MPA (Peneliti MAP Universitas Gadjah Mada), dan Putri Juniawan (presenter TV) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Denik Iswardani Witarti menyampaikan, dalam menggunakan ruang digital terdapat rasa bebas yang dijamin dalam HAM seperti mencari, menerima, dan menyebarkan informasi dan gagasan dalam bentuk apapun, dengan cara apapun. Bebas ekspresi, misalnya, nyatanya terdapat batasan dalam bentuk hak asasi orang lain. Batasan tersebut dalam bentuk netiket dan nilai-nilai negara, dan semua aspek bersentuhan dengan teknologi, termasuk dengan lapisan sosial.
“Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola interaksi dan berperilaku kita, dan perubahan tersebut harus disambut oleh manusia karena kita adalah agen perubahan. Tiap pengguna di balik layar merupakan sesama manusia, sehingga harus berperilaku budi untuk bisa membawa perubahan tersebut ke arah positif,” jelasnya.
Putri Juniawan selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dalam berinteraksi di media sosial, harus menerapkan sopan santun, saling menghormati dengan keberagaman budaya dan kepercayaan, memiliki pemahaman etika dan netiket, dan berhati-hati dalam penggunaan kata. Menurutnya, tidak ada salahnya lebih berhati-hati dalam penggunaan sosial media untuk bisa lebih bijak dan bermanfaat.
Dalam bermedia sosial, ingatlah “THINK before posting” dengan menakar apakah informasi itu benar (truth), bermanfaat (helpful), menginspirasi (inspiring), dibutuhkan (necessary), dan mengandung kebaikan (kind). Kita juga dapat upgrade soft skill, yang dapat terbantu dengan mengikuti webinar literasi digital ini, yang membuat kita lebih termotivasi dalam mencapai dan menggunakan bakat dan minat kita dengan memanfaatkan ruang digital. Walau kita tidak bisa mengontrol seperti apa orang dalam posting, maka harus dari diri kita yang bisa memfilter konten yang diterima di media sosial.
Salah satu peserta bernama Angellin Gunawan berpendapat, saat ini hampir seluruh orang di dunia bermain media sosial, tapi ada juga sebagian orang yang memutuskan untuk tidak mempunyai media sosial. Apa dampak bagi seseorang yang tidak memiliki media sosial? Apakah itu bagus untuk menghindari kecanduan media sosial sekaligus melatih diri untuk bijak bermain sosial media dan tidak melakukan cyberbullying?”
Daniel J Mandagie menjawab, tidak ada dampak buruk dari tidak menggunakan media sosial, karena itu adalah pilihan untuk tidak menggunakan dan memanfaatkan fasilitas media sosial tersebut. Dengan tidak terbaginya fokus dengan menggunakan media sosial, akan bisa lebih terfokus terhadap hobi dan dalam mengasah keahlian serta dalam bidang akademik, dengan membaca buku atau bermain tanpa terpaku menggunakan sosial media.
“Tentunya tidak menggunakan sosial media akan menghindari cyberbullying. Untuk bisa bijak dalam bersosial media itu tidak perlu terlalu memikirkan jumlah followers, karena hal yang paling penting adalah untuk memperhatikan diri sendiri,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]