Tantangan utama di era digital adalah memiliki kemampuan menyeleksi arus teknologi yang masuk bertubi-tubi di media sosial (medsos). Seperti yang dapat kita rasakan sendiri, sekarang banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum cakap digital. Di sisi lain, generasi muda harus melek dan cakap digital, mampu memilah mana yang positif dan mana yang negatif, serta mampu memanfaatkan segala bentuk informasi dan teknologi untuk memajukan bangsa.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Kamis, 19 Agustus 202, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Murniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara), Dr Nyoman Diah Utari Dewi APar MAP (Dosen MAP Universitas Ngurah Rai dan IAPA), Alviko Ibnugroho (financologist, motivator keuangan dan kejiwaan keluarga, IAPA), Ismita Saputri (Kaizen Room), dan Stephanie Cecillia (Founder Medication.id) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Murniandhany Ayusari menyampaikan bahwa dalam bermedsos juga perlu etika, mengingat pengguna media sosial beragam dan tidak diwajibkan menggunakan identitas asli untuk berinteraksi. Harus diperhatikan juga bahwa pengguna medsos akan selalu bertambah jumlahnya setiap saat. Salah satu alasannya karena banyak akun menggunakan nama anonim atau samaran yang tidak diketahui tujuannya untuk apa dan apakah berdampak negatif atau positif.

“Walau begitu, kita bisa mengatur dan melindung privasi yang kita punya, mulai dari identitas pribadi dari nama, alamat, dan lainnya yang bersifat personal. Kita juga harus selektif ketika bermain media sosial dengan menyeleksi permintaan pertemanan di media sosial dan menghindari posting sesuatu yang akan disesali di kemudian hari,” katanya.

Stephanie Cecillia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sebagai pengguna media digital harus bijak dalam bermedisos dan juga rajin bikin konten yang bermanfaat. Ia menilai,  sekarang sudah eranya digitalisasi dan bisa dijadikan untuk lahan bisnis karena sudah banyak platform-platform bisnis online.

“Informasi salah yang beredar di internet itu betul-betul berdampak untuk orang lain. Contohnya, hoaks tentang pandemi akan membuat heboh dan bisa berdampak pada masyarakat luas. Kalau sampai hoaks tersebar dan dibaca oleh orang yang kurang pengetahuan, maka hal tersebut bisa mengubah pola pikir dan perilakunya. Harus perhatikan hal tersebut dan jangan sampai jari kita share konten yang tidak baik,” ujarnya.

Salah satu peserta bernama Nurmaulida Meiliana Sanusi berpendapat, “Di zaman sekarang sudah banyak yang memanfaatkan digital dan banyak juga yang menyalahgunakan. Contohnya penyebaran hoaks di Instagram. Bagaimana caranya agar kita bijak memakai digital dan tidak menyalahgunakannya supaya orang yang melihat mendapatkan manfaatnya?”

Murniandhany Ayusari menjawab, hal yang pertama yang perlu kita terapkan adalah menggunakan medsos untuk hal-hal positif, meningkatkan personal branding, dan belajar membagikan hasil kreativitas kita. “Dengan share, kita bisa membuka peluang seperti mendapatkan uang, tetapi jangan lupa untuk tetap menjaga privasi untuk diri sendiri dan orang di sekitar kita, juga menghindari akun media sosial yang tidak jelas. Tetap menggunakan medsos sesuai kebutuhan, tempat, dan waktu yang tepat.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]