Era digital saat ini seakan merobohkan sekat waktu, ruang, tempat, dan jarak. Terjadi peralihan aktivitas dari dunia nyata ke dunia maya, dan juga terjadi sebuah peningkatan terhadap perilaku masyarakat yang gemar memublikasikan segala macam aktivitasnya, sehingga rentan mengalami kebocoran data pribadi.
Saat seseorang memublikasikan aktivitasnya, secara otomatis terekam jejak digitalnya yang sangat sulit dan bahkan tidak bisa dihilangkan dari internet. Langkah yang paling mungkin dilakukan oleh para pengguna media digital agar hal tersebut tidak terjadi adalah lebih berhati-hati dalam menyebarkan data pribadi saat menggunakan media sosial maupun bertransaksi online. Ingat bahwa saat tidak bijak menggunakan media sosial dan aplikasi, data pribadi berpotensi “ditelanjangi”.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Masih Adakah Privasi di Era Digital Saat Ini?” Webinar yang digelar pada Rabu (21/7/2021) diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Nurly Meilinda, S.I.Kom., M.I.Kom. (Universitas Sriwijaya dan IAPA), Marcello Singadji S.Kom., M.T. (Dosen Sistem Informasi Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Pembangunan Jaya), Dr. Bambang Kusbandrijo, M.S. (Dosen Untag Surabaya & Pengurus IAPA Pusat), Nanik Lestari, M.P.A. (Peneliti MAP UGM dan IAPA) dan Ajun Perwira (aktor film dan sinetron) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Nurly Meilinda, S.I.Kom., M.I.Kom. menyampaikan, “Terkait keamanan dan juga kebocoran data, penyedia layanan internet yang kita gunakan hanya bisa menyediakan fasilitas untuk membantu mengamankan data, sehingga kontrol utama tetap ada pada pengguna. Celah inilah yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak yang berniat buruk, di mana mereka memanfaatkan kelengahan pengguna karena lebih mudah diretas ketimbang platform digital.”
Hindari “oversharing”
Nurly memaparkan, beberapa bentuk penyalahgunaan data pribadi yang dapat mereka lakukan jika berhasil meretas, seperti melakukan pembocoran data pribadi, menyalahgunakan kuasa atas data pribadi, serta melakukan pencurian dengan alat atau sistem.
“Untuk mencegah hal-hal negatif tersebut, perlu menerapkan beberapa hal seperti berhenti melakukan oversharing, yaitu membagikan informasi personal kepada orang lain sebagai bukti dan lambing kepercayaan. Seringkali materi yang dibagikan sedikit berlebihan secara tidak sengaja, atau orang yang membagikannya tidak memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi, dan dari situlah potensi penyalahgunaannya dapat terjadi,” ujarnya.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Erwin menyampaikan pertanyaan, “Adakah tips konkret untuk proteksi sejak dini dalam penyalahgunaan informasi, penyalahgunaan data pribadi dan sebagainya, dan bagaimana mengaplikasikannya?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Nanik Lestari, M.P.A. “Pertama-tama perlu dipahami bahwa keamanan pribadi kaitannya sebelum kita mengakses sesuatu, kita harus pastikan terlebih dahulu jika ingin mendownload atau install aplikasi. Jangan asal meng-klik karena takutnya link-nya justru membahayakan, dan budayakan membaca secara jeli, memverifikasi, serta memahami ketentuan dan kebijakan dari aplikasi tersebut. Hal yang kedua, kedua ketika ingin meghindari phishing atau penipuan, kita harus menanamkan kebiasaan untuk tidak tergiur terhadap informasi tertentu dan tidak asal klik.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.