Orang tua perlu diingatkan untuk melek teknologi digital agar tidak tertinggal dengan anak. Sebagai digital native, anak harus diawasi saat menggunakan media digital. Pesan itu terungkap dalam webinar “Parenting di Era Digital”, Jumat (11/6/2021).
Webinar termasuk sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital yang diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Ilham Faris (Kaizen Room), Dr Lintang Ratni Rahmiaji SSos MSi (Dosen Fisipol Universitas Dipenogoro & Japelidi), Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), dan Dr Ayuning Budiati, SIP MPPM.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr Ayuning Budiati SIP MPPM mengawali pembahasan dengan mengutarakan sebuah peringatan kepada para orang tua terkait penggunaan gadget oleh anak.
Ajak berdiskusi
“Jangan gunakan gadget sebagai alat bantu untuk anak yang rewel. Ajak anak berdiskusi, jelaskan mengapa sebuah konten boleh atau tidak boleh dilihat, dan ingatkan risiko bahaya berdunia maya. Tujuan parenting pada dasarnya adalah memastikan anak selalu dalam keadaan sehat dan aman, mempersiapkan anak agar tumbuh menjadi produktif, serta menurunkan nilai-nilai budaya,” paparnya.
Ia juga memaparkan data bahwa penetrasi pengguna internet Indonesia pada 2019-2020 mencapai angka 73,7 persen.
“Mengapa penting untuk memperhatikan parenting di era digital? Karena anak adalah harta berharga, dan kita harus selalu memastikan anak dalam kondisi aman,” ia ingatkan.
Yossy Suparyo melanjutkan webinar dengan membahas topik “Think Globally, Act Locally”. Dalam pemaparannya, ia mengutarakan, “Literasi digital di dunia parenting di era ini memaksa kita yang dewasa untuk kembali untuk belajar bagaimana menggunakan teknologi digital secara benar, sehingga dapat memberikan contoh kepada anak-anak.”
Ia juga mengingatkan, “Anak-anak tidak dianjurkan mengakses konten- konten yang belum saatnya untuk diakses.”
Dr Lintang Ratni Rahmiaji SSos MSi kemudian memberikan petunjuk terhadap bagaimana menjadi orang tua cerdas dalam menghadapi anak yang cerdas pula.
“Anak zaman sekarang dilahirkan sebagai generasi digital sedangkan orang tua sebagai imigran digital. Anak sebagai digital native, yaitu mereka sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir,” tuturnya menjelaskan perbedaan yang cukup jauh antara orang tua dan anak di era digital ini.
Ciri generasi digital
Ciri-ciri generasi digital adalah mereka mengedepankan indentitas dengan ramai-ramai membuat akun di berbagai media sosial untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka ada, menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, dan sangat terbuka terhadap proses belajar.
“Kemajuan belajar mereka jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka,” ujarnya.
Terkait digital safety, Ilham Faris berikan beberapa petunjuk dalam menjaga keamanan digital anak.
“Penting untuk menjaga aktifitas anak dalam ruang digital karena adanya Malware atau software yang tidak dikenali. Virus mudah masuk karena pengguna cenderung memberikan izin atau akses pada aplikasi yang di-install. Oleh karena itu, penting untuk tahu bahwa data kita harus dilindungi; tidak bisa asal klik untuk memberikan izin,” ia ingatkan.
Selain itu, ia juga memaparkan mengenai pentingnya aplikasi untuk awasi anak. “Gunakan aplikasi parental control seperti Family Time, Kaspersky Safe Kids, dan Norton Family,” pungkasnya.
Saat sesi tanya jawab, ada pertanyaan yang muncul terkait metode apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menemani anak usia balita yang sudah terbiasa menggunakan gadget. Dr Ayuning Budiati SIP MPPM menanggapi, “Pendekatannya yaitu harus dengan kasih sayang, sering berkomunikasi kepada anak, dan berupaya untuk menjadi teman atau sahabatnya. Jangan lupa gadget di-setting agar aman, serta selalu positive thinking dan dampingi anak saat menggunakan gadget.”
Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”
Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden.
Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.