Berkiprah sejak tahun 1849 di era kolonial dengan dari nama Opleiding van Eleves voor de Genees-en Heelkunde en Vaccine dan sejak tahun 1950 di era kemerdekaan dengan menyandang nama bangsa dan negara yang baru merdeka, Universitas Indonesia (UI) telah berperan besar dalam membangun pendidikan tinggi nasional. Dalam kurun waktu lebih hampir 170 tahun, UI terus bertumbuh dari sebuah sekolah tinggi di bidang kedokteran menjadi salah satu institusi pendidikan komprehensif nasional yang diperhitungkan dunia.
Mengawali kegiatan akademiknya di bawah nama besar Indonesia pada tahun 1950, UI melanjutkan warisan sejarah akademiknya dalam bentuk inovasi pada bidang penemuan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengajaran berbasis internasional hingga diakui sebagai universitas peringkat ke-67 di Asia dan ke-1 di Indonesia berdasarkan pemeringkatan QS Higher Education World University.
Dalam perjalanan panjang UI yang melintasi era kolonial hingga era kemerdekaan, sejarah UI menunjukkan bahwa alumni UI telah berkontribusi nyata membangun negeri dan mengharumkan nama Indonesia hingga ke kancah internasional. Pahlawan-pahlawan nasional seperti dr Wahidin Sudirohusodo, dr Utomo, dan dr Cipto Mangunkusumo adalah alumni dari School tot Opleiding van IndischeArtsen (Stovia) yang merupakan kelanjutan dari Opleiding van Eleves voor de Genees-en heelkunde en Vaccine. Mereka adalah tokoh-tokoh kebangkitan nasional yang berkontribusi menuju Indonesia merdeka.
Smentara itu, guru besar UI, seperti Prof Sumitro Djojohadikusomo, Prof Rooseno Suryohadikusumo, Prof Selo Sumarjan, dan Prof dr Wilhelmus Zakaria Johannes merupakan aktivis perjuangan kemerdekaan Indonesia yang terus mengabdi di dunia pendidikan tinggi saat kemerdekaan telah dicapai. Selanjutnya, alumni UI, seperti Prof Dr BJ Habibie—ilmuwan yang juga Presiden ke-3 RI, Prof Dr Widjojo Nitisastro yang juga dikenal sebagai Arsitektur Utama Ekonomi Indonesia, dan Prof Dr RM Padmosantjojo SpBS (K)—ahli bedah pertama yang memisahkan kembar siam dempet kepala di Indonesia—merupakan tokoh yang mengisi pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan.
Di masa kini, alumni-alumni UI terus mengharumkan nama almamaternya, di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang pernah dipercaya menjabat sebagai Managing Director & Chief Operating Officer di World Bank, Prof Terry Mart yang berhasil meraih predikat 100 Fisikawan Paling Berpengaruh di Dunia, Permanent Representative of Indonesia to the United Nations Dian Triansyah Djani, dan banyak lagi alumni UI yang bekerja keras bagi bangsa dan negara. Mereka semua bersama kurang lebih 400.000 ribu alumni UI bahu-membahu dalam kehidupan masyarakat Indonesia maupun dunia, telah mengangkat nama Universitas Indonesia baik di tingkat nasional maupun global.
Saat ini, riset-riset UI konsisten berangkat dari kebutuhan masyarakat Indonesia dan global. Penelitian-penelitian ini antara lain mencakup sel punca (stem cell), penyakit infeksi negara tropis, metode simpan beku ovarium, pemanfaatan daun sambiloto pembunuh bibit kanker payudara, alat deteksi dini stroke, teknologi nano, sensor bio dan kimiawi (untuk makanan, kesehatan, dan lingkungan), perlindungan lingkungan, pencarian alternatif energi/energi yang diperbarui (di antaranya kapal jagur dengan tenaga matahari sebagai penggerak kapal, Mobil Chem E Car menggunakan bahan kimia hidrogen peroksida sebagai energi penggerak, mobil listrik), berbagai aplikasi ICT yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. [*]