Tujuan sosialisasi penggunaan internet sehat dan aman merupakan sebuah proses edukasi dengan memberikan pemahaman yang cukup mengenai penggunaan internet secara bijak sehingga memaksimalkan dampak positif internet dan meminimalkan dampak negatif dari internet. Harapannya adalah akan tercipta masyarakat cerdas dan produktif, khususnya pada generasi muda yang tergolong sebagai “digital natives”. Peran orang tua dan pendidik dalam menciptakan internet yang sehat adalah dengan cara cakap dalam mengoperasikan perangkat digital, bersahabat dengan jaringan internet, dan selalu update tentang aplikasi apa saja yang dapat mendukung belajar anak.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Internet Sehat Anak Cerdas”. Webinar yang digelar pada Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Anggraini Hermana (Praktisi Pendidikan), Dr Rusdiyanta, SIP, SE, MSi (Dosen FISIP Universitas Budi Luhur), Santi Indra Astuti, SSos, MSi (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung & Japelidi), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Sony Ismail (Musisi Band J-Rocks) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Santi Indra Astuti, SSos, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Terdapat beberapa tantangan terkait budaya bermedia digital, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya indonesia, kebebasan berekspresi yang kebablasan, dominasi nilai dan produk budaya asing, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, serta pelanggaran hak cipta dan karya intelektual. Untuk menghindari hal-hal tersebut, kita harus ajarkan kepekaan pada sesama, khususnya kelompok rentan dan anak-anak. Bimbinglah anak agar mengetahui risiko di dunia maya sesuai dengan usianya, untuk bersikap terbuka, mengetahui kepada siapa bisa meminta pertolongan, menarik hikmah dari semua pengalamannya dan mampu beradaptasi untuk menghadapi tantangan di masa depan, dan dapat segera memulihkan diri dengan berfokus pada solusi serta mendapat bantuan yang tepat dari lingkungan sekitarnya.”

Sony Ismail selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa di masa pandemi ini ia tetap produktif di rumah untuk membuat album. Selain itu, ia juga banyak membuat konten-konten yang dapat menghibur penggemarnya dan tidak berhenti berkarya. Menurutnya generasi alpha adalah generasi yang paling paham tentang bermedia sosial dan tidak bisa dipisahkan dari internet, apalagi sekarang sedang bersekolah daring. Akan tetapi, anak-anak tetap harus dibimbing dan didampingi oleh orang tua dalam berinternet. Dampak positif internet menurutnya adalah yang terjadi pada anakny, yaitu ia jadi lebih fasih berbahasa Inggris di masa pandemi ini. Untuk sisi negatifnya sendiri, melihat masih banyak konten negatif yang ada, mungkin kita sebagai pengguna media digital harus lebih pintar lagi dalam berinternet, seperti selalu membagikan hal-hal yang positif dan tidak menyebarluaskan hal-hal atau konten yang negatif. Ia juga ingatkan bahwa keluarga adalah support system yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Maharani menyampaikan pertanyaan “Media sosial adalah sebuah alat yang memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi, sarana pergaulan, berinteraksi, bergaul tanpa batas yang dilakukan secara online (tidak secara langsung). Bagaimana pengaruh media sosial terhadap kehidupan sehari-hari dan bagaimana agar anak tetap bisa berinternet secara sehat?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Santi Indra Astuti, SSos, MSi, bahwa “Kita sebagai pengguna media digital harus sadar dalam mengupload apapun di media sosial dan kita harus tetap bisa memproteksi data pribadi kita. Jangan takut bermedia sosial, tetapi kita harus tetap memperhatikan dan memilih konten-konten yang pantas untuk dibagikan dan dikonsumsi.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.