Perubahan dan tantangan bagai dua sisi mata uang. Satu sisi bisa menggerus, di sisi lain bisa jadi katalis untuk maju terus. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadikan tantangan sebagai katalis untuk semakin maju. Salah satu langkah awalnya yakni dengan menyesuaikan fondasi keberlangsungan bisnis perusahaan agar selaras dengan perubahan zaman yang kian dinamis. Salah satu fondasi KAI yaitu visi dan misi saat ini menegaskan bahwa KAI hadir untuk menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.

Itu dapat diwujudkan antara lain dengan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan dan memanfaatkan tantangan, mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan masyarakat, serta terus berkolaborasi untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaat. Semangat inilah yang juga diusung KAI sebagai tema perayaan HUT ke-75 Kereta Api Indonesia tahun ini yakni “75 Tahun KAI, Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia”.

“Kereta api sampai detik ini telah menjadi bagian sejarah perjalanan bangsa. Era ketika kita melayani saat ini pun akan menjadi bagian sejarah bangsa nantinya. Impian dan tugas KAI adalah memastikan bahwa masyarakat dapat merasakan nilai manfaat yang sebesar-besarnya. Impian KAI adalah mewujudkan kalimat ‘kereta api berhasil menjadi solusi’ sebagai rangkaian kata yang terucap kala masyarakat mengenang kereta api nantinya,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

Adaptif memiliki arti terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Solutif yakni bersifat memberikan jalan keluar atau penyelesaian/pemecahan masalah. Sementara itu, kolaboratif artinya membangun kerja sama yang sinergis. Ketiga hal ini secara berkesinambungan sudah dilakukan KAI dalam beberapa tahun terakhir.

Adaptif

Adaptif diwujudkan dengan terus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dengan terus bertransformasi. Pelayanan KA terwujud dimulai hulu ke hilir kini sudah menyesuaikan dengan kecanggihan zaman. Sarana kereta yang modern dan nyaman, dulu hanya angan-angan, tetapi sekarang nyata dapat dinikmati dan dirasakan. Ada ratusan tangan yang bertugas menyiapkan sarana setiap harinya. Mulai dari sarana yang masih klasik seperti kereta uap, hingga sarana dengan teknologi terbaru di Indonesia seperti LRT Sumatera Selatan.

Sarana yang andal harus ditopang prasarana yang andal pula. Ratusan kaki petugas prasarana berjalan belasan hingga puluhan kilometer setiap harinya untuk memastikan jalan rel dan jembatan aman dilalui. Prasarana KA pun turut berevolusi. Kini, ada double track agar frekuensi perjalanan KA semakin bertambah dan durasi perjalanan dapat dipersingkat. Prasarana yang andal juga kembali dihadirkan dengan menghidupkan jalur-jalur mati.

Sarana dan prasarana yang andal membutuhkan pengaturan perjalanan yang optimal. Tak ada kata tidur dalam operasional KA. KAI beradaptasi dengan mengimplementasikan digitalisasi dalam sistem operasional KA. Pusdal atau Pusat Kendali KAI sekarang sudah serba digital, bahkan manifes penumpang KA pun sudah terdigitalisasi dengan baik.

Dalam beberapa tahun terakhir, KAI menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat pengguna transportasi yang bergerak dinamis selaras dengan kemajuan zaman. KAI memperkuat nilai-nilai unggulnya untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang tidak dimiliki moda transportasi lainnya. KAI menghadirkan dirinya sebagai solusi ataupun alternatif dengan nilai unggul yang kuat. KAI menjawab tantangan ini dengan menghadirkan berbagai fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat era milenial. Sebut saja fasilitas seperti coworking space, hotel transit, executive lounge, dan stasiun terpadu, seperti Stasiun Pasar Senen, Sudirman, Tanah Abang, dengan fasilitas-fasilitas barunya menjawab kebutuhan masyarakat yang serba mobile dan praktis.

Bertransportasi kini tak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga sudah menjadi bagian gaya hidup. Pelanggan kini tak hanya mencari aspek “selamat tiba di tujuan” tapi juga mencari “pengalaman”. KAI kini sudah melaju ke tahap pelayanan yang menyuguhkan pengalaman. Oleh karena itu, hadirlah pelayanan rangkaian KA Luxury, KA Priority, KA Wisata, dan lain-lain. Semua kenyamanan dan pengalaman itu dapat diakses mulai dari genggaman dan sentuhan ujung jari lewat aplikasi KAI Access.

Semangat melayani yang tak berhenti dalam berinovasi ini kini turut menggerakkan masyarakat dan ekonomi bangsa. Layanan KA yang selamat, aman dan mudah diakses mendukung mobilisasi masyarakat perorangan maupun para pelaku usaha. Di sisi angkutan barang, misalnya, kehadiran Rail Express mendukung para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendistribusikan hasil produksinya.

Kolaborasi

Setelah cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik, terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi, bertindak proaktif untuk memberikan jalan keluar, KAI pun melakukan kolaborasi. KAI pun membuka kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

Beberapa kolaborasi yang dilakukan KAI dengan berbagai pihak dalam beberapa tahun terakhir seperti dengan AP II untuk KA Bandara Soetta; AP I untuk KA Bandara Adi Soemarmo; pengadaan berbagai jenis sarana KA dengan PT INKA; LRT Jabodebek dengan Adhi Karya; TOD dengan Perumnas, PP, Wika, Adhi Karya, dan Hutama Karya; Channel pembayaran tiket bersama Link Aja (Telkomsel); Kerja sama angkutan logistik Rail Express KAI bersama Gojek dan Grab; Penataan Stasiun Jabodebek bersama PT MRT; pembangunan KA cepat Jakarta-Bandung bersama PT Wijaya Karya, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga; dan lain sebagainya.

Stasiun Pasar Senen yang kini menjadi Stasiun Terpadu sebagai solusi bagi mobilitas masyarakat yang kian dinamis.

KAI juga menjalin kolaborasi dalam menciptakan berbagai kemudahan dengan perbankan, salah satunya dengan Bank Mandiri. Beberapa kolaborasi KAI bersama Bank Mandiri sepanjang tahun 2020 ini antara lain Bank Mandiri menyiapkan layanan perbankan terintegrasi bagi karyawan KAI yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan harian maupun untuk masa depan. Selain layanan perbankan terintegrasi, Bank Mandiri dan KAI juga menyinergikan program training dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) untuk memperkuat kapasitas dan keunggulan karyawan kedua BUMN. KAI dan Bank Mandiri juga bekerja sama menerbitkan kartu Commuterpay akan semakin mempermudah pengguna KRL. Selain digunakan untuk perjalanan KRL, kartu ini bisa dipakai untuk moda transportasi lain serta pembayaran di sektor lainnya.

Kolaborasi selanjutnya sekaligus sebagai rangkaian HUT ke-75 KAI tahun ini yakni KAI bersama Bank Mandiri memperkenalkan program Loyalitas Railpoint serta Integrasi Sistem Pembayaran dan Layanan Digital. Dalam program ini, setiap transaksi pembelian tiket KA Jarak Jauh Komersial di semua channel, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan Railpoint. Setiap pembelian tiket senilai minimal Rp 50.000 akan mendapatkan poin sebesar 10 poin dan berlaku kelipatannya dengan pembulatan ke bawah.

Paling terbaru KAI berkolaborasi dengan PT Blue Bird Tbk untuk memberikan layanan Last Mile atau transportasi lanjutan untuk pelanggan Kereta Api Jarak Jauh. Melalui integrasi layanan antara kedua belah pihak, KAI menawarkan aksesibilitas ekstra bagi para pelanggan yang menggunakan aplikasi KAI Access. Pelanggan akan mendapatkan pilihan untuk memesan layanan taksi Bluebird pada aplikasi tersebut. Fitur ini memberikan kepastian dan kenyamanan lebih bagi penumpang untuk melakukan perjalanan hingga tujuan akhirnya. Ini merupakan pelayanan baru di KAI.

Untuk semakin memberikan nilai manfaat atas pelayanan KA di berbagai daerah, KAI pun tengah fokus untuk menyelesaikan beberapa proyek di masa depan. Sebut saja seperti LRT Jabodebek, Commuterline di Daop 6 Yogyakarta, TOD, dan KA Bali.

Logo baru

Semangat untuk terus bertransformasi, terus berinovasi dan antusias menghadapi perubahan pun diwujudkan dalam peringatan HUT ke-75 KAI tahun ini. Salah satu bentuknya adalah diluncurkannya logo baru KAI yang lebih berani dan selaras dengan visi misi KAI saat ini.

“Adanya perubahan logo ini dapat lebih mengintegrasikan KAI Group yang berbeda bisnis dan budayanya menjadi satu dalam satu grup perusahaan,” ujar Didiek.

Didiek melanjutkan perubahan logo ini sebagai langkah transformasi menjadi sebuah brand architecture yang efektif sehingga akan menciptakan keterpaduan di dalam KAI Group. Di samping itu, pergantian logo KAI diharapkan dapat semakin meningkatkan proses komunikasi terhadap semua stakeholders, serta dapat mengefisienkan anggaran.

Logo baru KAI ini terinspirasi dari bentuk rel kereta yang digambarkan dengan garis menyambung ke atas pada huruf A. KAI diharapkan terus maju dan menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik yang terintegrasi, terpercaya, bersinergi, dan kelak dapat menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

“Hal tersebut sesuai dengan visi perusahaan yang baru yaitu Menjadi Solusi Ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” tambah Didiek.

Dengan menggunakan typeface italic yang dinamis dan modifikasi pada huruf A menggambarkan karakter KAI yaitu progresif, berpikiran terbuka, dan tepercaya. Grafik yang tegas, tetapi ramah dengan perbedaan warna pada huruf diharapkan dapat mencerminkan hubungan yang harmonis dan kompeten antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan.

Sementara itu, perpaduan antara warna biru tua yang menunjukkan stabilitas, profesionalisme, amanah, dan kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen warna oranye yang menunjukkan antusiasme, kreativitas, tekad, kesuksesan, dan kebahagiaan.

“Hadirnya logo baru ini diharapkan akan memberikan energi baru bagi KAI untuk dapat bertahan pada masa pandemi dan terus berkembang pada masa yang akan datang,” kata Didiek. [*]