Media sosial bisa kita gunakan sehari-hari, tetapi perlu diingat bahwa dalam penggunaannya jangan sampai terlalu bebas. Tetap pahami ada batasnya. 

Batasnya adalah kebebasan orang lain. Ini harus diperhatikan apa yang kita sebarkan di segala macam platform media sosial tidak menyinggung perasaan dan kebebasan orang lain untuk berpendapat juga. Jangan merasa aman menyebarkan ujaran kebencian dengan berlindung di belakang akun palsu. 

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Jumat, 29 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. 

Dalam forum tersebut hadir Pradna Paramita (Founder Bombat Media), Alviko Ibnugroho, (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga, dan IAPA),  Santo Dewatmoko (Pelaku Bisnis, Akademisi, Investor, dan Pemerhati Kebijakan Publik), Anggun Puspitasari, (Dosen Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur Jakarta), dan Arya Purnama (Putra Pariwisata Nusantara 2018) selaku narasumber. 

Dalam pemaparannya, Santo Dewatmoko menyampaikan bahwa internet adalah sumber informasi terbesar di dunia. Ada sebanyak 5,6 miliar pencarian per hari di Google, 63 ribu per detik. Serangan siber yang paling banyak adalah trojan activity sebanyak 56 persen dan kemudian disusul dengan aktivitas information gathering 43 persen dari total keseluruhan serangan, sedangkan 1 persen sisanya merupakan web application attack.\

Adapun istilah masyarakat informasi merupakan masyarakat yang melakukan kegiatan distribusi, penggunaan, dan manipulasi informasi dalam aktivitas ekonomi, politik dan budaya secara signifikan. Orang -orang yang memiliki sarana dalam masyarakat tersebut disebut sebagai warga digital. 

“Internet hadir bagai pisau bermata dua, yaitu dapat memberikan manfaat positif sekaligus memberikan dampak negatif sehingga diperlukan pengetahuan serta kedewasaan dalam penggunaannya. Mengapa kita harus bijak bermedia sosial? Media sosial bisa terhubung dengan siapapun sehingga harus memperhatikan etika ketika menggunakannya,” jelasnya.

Arya Purnama selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa hal yang paling sering muncul di dunia digital ini adalah hoaks, hate speech, dan cyberbullying yang sering dikaitkan dengan kebebasan berpendapat. Cara menanggapinya, kita harus memaksimalkan fitur yang bisa kita gunakan di setiap media sosial. 

Jangan pernah sharing data -data pribadi ke ruang digital karena bisa disalahgunakan orang lain, lalu batasi penggunaan media digital apalagi sampai berlarut-larut karena itu akan berdampak pada kesehatan mental. Gunakan platform digital untuk belajar, untuk mencari informasi. Kita boleh mencari hiburan tetapi pastikan masih dalam ruang lingkup usia kita.

Salah satu peserta bernama Sri Ningsih menyampaikan, “Terkadang kita melontarkan kritik ketika melihat posting-an di media sosial yang kurang baik menurut kita. Bagaimana etika kita saat mengkritik seseorang agar tidak menimbulkan kegaduhan? Apakah mengkritik seseorang di ruang publik akan menjatuhkan reputasi orang tersebut?”

Pertanyaan tersebut dijawab Santo Dewatmoko. Disarankan jangan mengkritik langsung di ruang publik tetapi secara private saja, jadi kirim pesan secara pribadi saja. Berikan pemahaman dengan chat langsung kalau orang yang kita kritik dikenal lebih mudah, karena kita bisa komunikasi langsung dengan orang tersebut. 

“Namun, kalau untuk orang yang tidak dikenal kita harus hati-hati memberikan masukan terhadapnya. Jangan langsung secara keras tetapi memberikan contoh yang positif tanpa langsung mention nama atau kejadian tersebut,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]