Seseorang dapat dibilang bijak di dunia digital ketika menggunakan akal budinya dalam berselancar internet, mahir penggunakan perangkat/program, memahami dalam menentukan baik atau tidaknya dan bermanfaat apa tidaknya di ruang digital, memahami dan menghormati berpedaan, serta paham akan batasan hukum yang berlaku di ruang digital. 

Terkait dengan itu, perlu kita sadari bahwa era digital saat ini didorong oleh internet yang mempercepat penyatuan dunia ini sebagai sesuatu yang tanpa batas dan masyarakat global (borderless dan global village) yang bersifat kosmopolitan, sehingga butuh norma bersama yaitu etika global atau kontemporer dalam berinteraksi di dunia digital. 

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Jumat, 29 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. 

Dalam forum tersebut hadir Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), Dr. Rusdiyanta (Dekan FISIP Universitas Budi Luhur), Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Septa Dinata (Peneliti Paramadina Public Policy Institute), dan Gina Sinaga (Public Speaker dan Founder Wellness Worthy) selaku narasumber. 

Dalam pemaparannya, Rusdiyanta menyampaikan bahwa etika pada besarnya bagaimana melihat baik dan buruknya seseorang. Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Bijak di dunia digital termasuk dalam berinteraksi elektronik dan aktivitas transaksi elektronik. 

“Dalam etika berinteraksi di media sosial, antara lain gunakan bahasa yang baik dan sopan, mengunggah konten tidak mengandung SARA hingga pornografi, mengedepankan nilai kesopanan, bijaksana dalam meneruskan informasi yang diterima, bijaklah dalam memberikan komentar, tidak memanipulasi media yang dibagikan, jangan gunakan screenshot percakapan dengan seseorang untuk merugikan pihak lain, sertakan sumber jika ada, laporkan akun yang bermasalah dan meresahkan, serta jangan berikan informasi bersifat pribadi,” terangnya.

Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sebagai warga digital di Indonesia, baik dalam hal oversharing dan undersharing, jangan sampai sharing data dan informasi pribadi yang bersifat privat. Ketika ingin memulai sebagai content creator, ia berbagi bahwa ia percaya atas segala hal dimulai dengan small steps atau dimulai dari hal yang sederhana atau ide yang simple yang lama-lama akan menjadi bukit. 

Dari situ, setidaknya kita sudah mulai melakukan apa yang kita sukai dan minati sehingga merasa dilakukan tanpa adanya paksaan dan dilakukan secara sepenuh hati. Untuk menjadi produktif, tentukan ide atau gagasan yang dapat membuat semangat ketika setiap kali bangun tidur.

Salah satu peserta bernama Naya Farwasyah menyampaikan, dengan keberadaan internet, belakangan ini banyak konten-konten viral sering bermunculan di media sosial. Isi kontennya ada yang memang sengaja dibikin untuk meresahkan masyarakat. 

“Bagaimana respons kita sebagai penikmat media sosial ketika melihat adanya konten tersebut sering bermunculan? Hal ini mengacu ke arah kebiasaan baru yang tidak baik tentunya. Lalu apa yang dapat dilakukan untuk memikirkan hal tersebut?“ tanyanya.

Pertanyaan tersebut dijawab Rizki Ayu Febriana. Saat ini memang sering sekali terpapar konten-konten tersebut, yang membuat banyak orang memanfaatkannya untuk menciptakan konten yang menarik perhatian. Hal yang paling penting adalah untuk memulai dengan diri kita untuk ikut memfilter konten atau informasi yang diterima. 

“Perlu kita sadari bahwa kita tidak dapat mengatur orang lain, tapi terfokus terhadap diri sendiri untuk tidak ikut menyebarkan hal-hal yang kurang baik dan tidak bermanfaat,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]