Tim dosen Universitas Alma Ata, bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sukses menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Optimalisasi Peran Kader Desa Argodadi, Sedayu melalui Pelatihan Demo Banglita: Stimulasi, Deteksi Dini, dan Monitoring Perkembangan Balita sebagai Upaya Memupuk Generasi Indonesia Emas 2045.”

Pelatihan yang dilaksanakan pada 2-3 September 2024 di Balai Kelurahan Argodadi ini bertujuan meningkatkan kompetensi kader posyandu dalam mendeteksi dini perkembangan balita. Sebanyak 32 kader dari 14 padukuhan di Desa Argodadi dan 4 padukuhan di Desa Argorejo turut berpartisipasi.

Dalam rangkaian pelatihan ini, kader posyandu mendapatkan pengetahuan penting tentang tanda-tanda perkembangan balita, metode deteksi dini, serta konseling perkembangan bagi orang tua.

Acara pelatihan dibuka oleh Kamituwa Kelurahan Argodadi Legiman. Dalam sambutannya, Legiman menekankan pentingnya deteksi dini sebagai langkah preventif dalam memastikan tumbuh kembang balita berjalan optimal. d”Upaya preventif seperti ini sangat krusial dalam mendukung pertumbuhan balita yang sehat dan seimbang,” ujar Legiman.

Materi yang disampaikan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Alma Ata mencakup tanda-tanda perkembangan balita yang sehat, cara penggunaan modul elektronik Demo Banglita, serta flipbook “Menjadi Orang Tua” sebagai panduan deteksi dini yang mudah diakses oleh kader posyandu dan orang tua balita. Selain itu, peserta juga mengikuti simulasi praktis untuk memperdalam pemahaman mereka dalam menghadapi berbagai kasus nyata di lapangan.

Antusiasme para kader terlihat jelas selama pelatihan berlangsung. Mereka aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan yang dihadapi dalam menjalankan deteksi dini perkembangan balita. Beberapa kader bahkan mengungkapkan harapan agar pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berkala untuk membantu meningkatkan layanan kesehatan di komunitas mereka.

“Pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan para kader memiliki keterampilan yang memadai dalam mendukung perkembangan balita di wilayahnya,” jelas Erni Samutri SKep, Ns, MKep selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Alma Ata.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa pendampingan implementasi hasil pelatihan yang dilakukan pada 5-16 September menunjukkan hasil positif, dengan banyak Posyandu mulai menerapkan metode deteksi dini tersebut. Ibu balita yang hadir juga merasa terbantu karena lebih mudah mengetahui perkembangan anak-anak mereka.

Pelatihan Demo Banglita ini diharapkan dapat memperkuat peran kader posyandu dalam memastikan kesehatan dan kesejahteraan balita, sekaligus mendukung pencapaian Generasi Emas 2045 yang sehat dan cerdas.