Presiden Joko Widodo membuka pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Assembly Hall JCC, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Pameran yang digelar selama 3 hari (20-22 Desember 2019)
ini merupakan wujud kontribusi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia.

Jokowi merasa bangga karena produk-produk yang dihasilkan oleh para peserta pameran begitu mengagumkan, baik dari sisi desain, bahan baku, hingga kemasan. Barang-barang yang dipamerkan pada acara ini memiliki kualitas yang baik dan diharapkan dapat bersaing di lingkup lebih luas.

FOTO-FOTO: IKLAN KOMPAS/ADI YUWONO.

“Produk-produk handicraft yang dipamerkan memiliki desain dan pemilihan warna yang baik. Tinggal bagaimana meningkatkan kapasitas agar bisa diekspor lebih banyak dan besar lagi. Pasar domestik kita besar, saya tidak mau pasar kita dibanjiri produk-produk impor. Tetapi, memang hal ini tidaklah mudah karena dalam ekonomi terbuka seperti ini kita tidak bisa menutup diri. Caranya hanya satu, bagaimana kita bisa berkompetisi dengan mereka, entah dari sisi harga, desain, ataupun kemasan, semua harus menang,” ujar Jokowi saat membuka pameran.

Artinya, lanjut Jokowi, jangan sampai masyarakat Indonesia meninggalkan pasar domestik karena terlalu berorientasi ke ekspor, yang membuat pasar dalam negeri “diserbu” produk-produk dari luar.

Meskipun kontribusi ekspor masih didominasi pengusaha-pengusaha besar, Presiden ke-7 RI ini mengajak pelaku UMKM untuk optimistis menjalankan usahanya karena peluang bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah masih besar.

“Melihat produk yang dipamerkan, saya optimistis barang-barang ini akan membanjiri pasar ekspor kalau kita konsolidasikan pasarnya dengan baik, standar produknya juga dibangun dengan baik sehingga kita betul-betul mampu bersaing dengan negara-negara lain,” harap Jokowi pada akhir pidatonya.

Berorientasi ekspor

Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan, pameran yang digelar selama 3 hari ini diselenggarakan dengan tujuan utama mempertemukan pengusaha UMKM dengan pembeli potensial dari luar negeri, serta untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengusaha UMKM untuk berorientasi ekspor.

Sunarso juga menjelaskan, dalam menumbuhkembangkan UMKM, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan menyalurkan kredit kepada UMKM, mendorong UMKM untuk naik kelas, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti pelatihan, pembinaan, serta program-program kemitraan.

“Pameran yang digelar selama 3 hari ini di antaranya meliputi coaching clinic tentang cara melakukan branding dan packaging produk. Selain itu, tentang cara mendapatkan lisensi. Yang tak kalah penting, kami mempertemukan 155 UMKM dengan 74 calon pembeli potensial dari mancanegara, baik dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, Australia, maupun negara-negara lain,” ujar Sunarso.

Sunarso berharap, Bank BRI semakin bisa memfasilitasi UMKM menuju pasar global dan memiliki daya saing internasional. Ke depannya, kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui penyempurnaan secara terus-menerus.

UMKM Export BRILian Preneur 2019 diikuti oleh 155 UMKM binaan Bank BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB) BRI yang bergerak di bidang usaha, seperti fashion, makanan dan minuman, dan kerajinan (craft & home décor).

Pada pameran tersebut, Bank BRI juga menyuguhkan acara Business Matching, Talkshow, UMKM Award, Barista Competition, Artist Performance, hingga Art Instalation.

Komitmen

Bank BRI senantiasa berkomitmen untuk terus berkontribusi mengembangkan UMKM. Di antaranya adalah peningkatan porsi pembiayaan yang akan ditingkatkan menjadi 80 persen pada 2022. Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 903,14 triliun, yang 77,60 persen di antaranya disalurkan ke segmen UMKM dan porsi tersebut akan terus ditingkatkan hingga 80 persen pada tahun 2022.

Saat ini, Bank BRI memiliki Rumah Kreatif BUMN terbanyak, yakni 54 RKB BRI dengan jumlah anggota mencapai 398 ribu dan telah mengadakan 3.994 kegiatan pelatihan. Untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas, Bank BRI memiliki program pendampingan dan pelatihan yang diberi nama BRIncubator.

Bank BRI juga memiliki BRI Microfinance Center (BMC) yang merupakan lembaga riset dan konsultasi yang didirikan Bank BRI untuk mendampingi UMKM agar terus tumbuh dan mampu bersaing. Selama November–Desember 2019 Bank BRI juga menggelar CSR BRI Peduli berupa pelatihan 10.000 UMKM di seluruh wilayah Indonesia sebagai upaya mendorong pelaku UMKM naik kelas.

“Selain untuk mendorong dan memfasilitasi pelaku UMKM Go Global sehingga memiliki daya saing internasional, tentu saja acara ini merupakan langkah nyata Bank BRI untuk membantu pemerintah dalam mengurangi defisit transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor,” pungkas Sunarso. [BYU]

UMKM Elemen Penting Penggerak Perekonomian

Badan Pusat Statistik mencatat, kon­tribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto mencapai 62,58 persen. Artinya, UMKM menjadi elemen penting penggerak utama perekonomian nasional. Kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja, serta menekan angka kemiskinan merupakan dua hal penting usaha di sektor ini patut didukung penuh.

Melihat pertumbuhan yang meng­gembira­kan, pemerintah melalui berbagai kementerian menyediakan program-program pendampingan kepada UMKM agar dapat naik kelas. Sejalan hal tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBk terus menunjukkan komitmennya menjadi penggerak ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itulah, dalam rangka menyambut HUT ke-124 Bank BRI, diselenggarakan program-program pelatihan yang diberikan kepada 10.000 UMKM. Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas UMKM, sekaligus mendorong para pelaku usaha dapat go modern, go digital, go online, dan go global. Hal tersebut tentu akan mendorong kemajuan UMKM sekaligus meningkatkan daya saing agar dapat semakin mendunia.

Dukungan

Pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 yang digelar di Assembly Hall JCC, Jakarta, pada 20–22 Desember 2019 merupakan salah satu wujud dukungan terhadap UMKM, sekaligus memberikan arti besar bagi para pelaku UMKM. Hal ini karena di situlah mereka dapat menunjukkan kebolehannya atas karya-karya yang siap diadu dengan produk-produk luar negeri.

Deny E Prasetio, pelaku UMKM yang ikut serta pada pameran ini, merasa senang karena Bank BRI memberikan sarana baginya untuk terus berkembang. Sebanyak 80 persen produk yang diciptakan Deny di bawah bendera PT Wirasindo Santakarya dan bermarkas di Solo tersebut telah diekspor ke sejumlah negara, seperti Cile dan Jepang. Dari sisi material, produk yang diciptakan merupakan kolaborasi beragam jenis material, mulai dari kayu, rotan, eceng gondok, hingga pelepah pisang.

“Apa yang kami ekspor adalah kekuatan material yang dimiliki Indonesia. Terkait proses produksi, sekitar 90 persen handmade dan melibatkan mitra-mitra perajin. Pengerjaan dilakukan secara detail dan inilah yang menjadi kekuatan kami bersaing dengan produk-produk luar negeri. Bank BRI senantiasa mendukung upaya kami selaku UMKM melalui program-program yang mereka adakan. Saya berharap, Bank BRI dapat terus mendampingi kami agar bisa menjawab tantangan masa depan, khususnya dalam mengangkat produk-produk Indonesia menuju kelas dunia,” harap Deny.

Peserta pameran lainnya, Mahlianor, juga mengatakan hal yang sama. Perajin asal Kalimantan Selatan ini berharap pameran ini dapat terus digelar secara kontinu. “Kami sudah sekitar 15 tahun membuat kerajinan tangan berupa alat-alat furnitur, di antaranya meja lipat, pigura rotan, dan karpet rotan atau yang dikenal dengan Lampit Rotan. Meski merupakan usaha rumahan, produk-produk berbahan alami tersebut sudah banyak yang diekspor ke Jepang.”

Pemilik UD Annisa tersebut berharap, produk kerajinannya dapat terus maju dengan adanya pameran-pameran seperti halnya UMKM Export BRILian Preneur 2019. “Dukungan dari Bank BRI amat besar dalam usaha kami. Kami selalu didorong oleh pihak Bank BRI untuk bisa lebih maju lagi agar semakin mampu bersaing dengan produk-produk asing,” harap Mahlianor. [BYU]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 21 Desember 2019.