Riset yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan Covid-19 menjadi salah satu prioritas penelitian Universitas Indonesia (UI) di tengah pandemi Covid-19. Gabungan tim riset dari Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo beserta tim dari RSUI, RSUP Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso, saat ini tengah melakukan penelitian akan penggunaan sel punca mesenkim asal tali pusat sebagai terapi adjuvan pada pasien pneumonia Covid-19 berat dan kritis.
Penelitian ini kini telah memasuki uji klinis. Hingga 15 Juli 2020 sebanyak 15 pasien penderita Covid-19 telah diberikan infus intravena sel punca mesenkimal atau infus NaCl 0.9 persen saja (sebagai kontrol) dengan hasil perbaikan klinis yang berarti.
Sel punca yang digunakan merupakan sel punca mesenkimal alogenik asal tali pusat yang diproduksi di Laboratorium UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI-KF. Penelitian yang digawangi oleh Dr dr Erlina Burhan MSc, SpP; Prof Dr dr Ismail HD, SpOT(K); dan tim sel punca RSCM-FKUI ini berjalan atas pendanaan dari UI dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional-LPDP.
Dr Erlina Burhan menuturkan, “Dalam salah satu uji klinis yang dilakukan pada Rabu, 20 Mei 2020, pasien penderita Covid-19 yang memenuhi kriteria inklusi di RSCM telah diberikan infusi intravena sel punca mesenkimal sejumlah 65 juta sel. Pasien ini merupakan pasien pertama penderita Covid-19 di Indonesia yang memperoleh pengobatan menggunakan sel punca mesenkimal dan berhasil sembuh.”
Lebih lanjut, Dr Erlina menjelaskan terkait mekanisme sel punca mesenkimal yang diberikan secara infus intravena akan tersangkut dalam kapiler-kapiler paru maupun beredar sistemik menuju organ-organ lain yang mengalami kerusakan.
“Diduga sel punca mesenkimal dapat meningkatkan ketahanan hidup pasien Covid-19 derajat berat dan kritis melalui kemampuannya sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi untuk mengatasi badai sitokin, memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan serta transdiferensiasi sel punca mesenkimal menjadi sel alveolar tipe II,” ujar Dr Erlina.
Dr Erlina juga menyampaikan bahwa, “Walaupun mekanisme aksi sel punca mesenkimal dalam mengatasi pneumonia Covid-19 kritis masih belum diketahui secara lengkap, melalui kapasitas imunomodulasi dan anti-inflamasi sel punca mesenkimal telah digunakan sebagai pengobatan penyakit paru dalam 17 uji klinis yang sudah selesai dan 70 uji klinis yang masih berlangsung dalam register clinicaltrials.gov dengan hasil pasien pneumonia Covid-19 lebih mampu bertahan hidup, menurunkan jumlah pasien yang masuk ICU dan mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca mesenkimal.”
Selain untuk mengobati pasien pneumonia Covid-19, penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan penatalaksanaan pasien pneumonia Covid-19 yang non-responsif terhadap pengobatan suportif konvensional menggunakan sel punca mesenkimal.
Protokol uji klinis ini telah diajukan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) ke BPOM sehingga hasil uji klinis yang diperoleh diharapkan dapat menjadi dasar pengajuan Nomor Izin Edar (NIE) produk sel punca mesenkimal alogenik sebagai terapi adjuvant Covid-19 oleh BPOM. [AYA]