Di era yang serba digital ini, seringkali pengguna media digital merasa terbebani karena harus mampu mengimbangi percepatan perkembangan teknologi dan dunia digital yang semakin pesat. Rasanya secepat apapun kita, teknologi akan terus melampaui kita. Oleh karena itu, penting untuk memiliki skillset digital agar tidak tertinggal arus perkembangan zaman.
Kita harus terus belajar, meskipun pembelajaran tentang dunia digital itu tidak ada habisnya, sama seperti potensi dari dunia digital itu yang tidak ada batasnya. Kuncinya adalah belajar terus-menerus untuk dapat melihat potensi yang ada, karena akan mampu menciptakan aplikasi-aplikasi baru dan berbagi informasi bermanfaat yang mendukung proses pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Belajar Asyik Selama Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin, 31 Agustus 2021 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman SAP MSi (Dosen Pengajar Universitas Dipenogoro), Dr Rusdiyanta SIP SE MSi (Dekan FISIP Universitas Budi Luhur), Luqman Hakim (content writer), Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), dan Ade Herlina (entertainer) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Yossy Suparyo. menyampaikan bahwa teknologi ini bukan barang baru, tapi pandemi membuat model pembelajaran daring tak sekadar alternatif tetapi arus utama. Teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan. Maksudnya, saat ini di seluruh dunia melakukan pembelajaran secara online atau belajar dari rumah.
Untuk menciptakan suasana belajar yang asik dan kondusif, kita bisa mengatur waktu misalnya menerapkan interval setiap 25 menit agar fokus belajar tanpa distraksi dan berhenti saat timer berbunyi. Kemudian istirahatlah sebentar, dan kembali belajar selama 25 menit. Lakukan hal tersebut selama 4 kali interval, kemudian istirahatlah selama 15-30 menit. Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan tempat dan suasana belajar yang nyaman agar anak dapat mengikuti kelas dengan nyaman dan menyenangkan,” terangnya.
Ade Herlina selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa literasi digital sangat berguna, karena dapat membuatnya lebih cakap dalam berteknologi. Menurutnya, teknologi itu memang tidak bisa ditinggalkan, tapi kita harus tetap beradaptasi dengannya karena setiap hari, setiap bulan, bahkan setiap tahun akan selalu ada saja yang baru.
Ia melihat dirinya sebagai generasi X yang termasuk tidak diperkenalkan dengan gadget. “Itu awalnya membuat sulit beradaptasi. Walau begitu, akhirnya mau tidak mau memang harus tetap bisa beradaptasi, karena sekarang sudah zamannya teknologi,” ujarnya.
Salah satu peserta bernama Medi Ferdiansyah berpendapat, dalam mengikuti PJJ para peserta didik lebih sering berinteraksi dengan dunia maya. Padahal mereka belum punya kemampuan filtrasi yang baik dalam menyaring berbagai hal di internet yang baik dan yang buruk.
“Bagaimanakah kiat-kiatnya yang bisa kita ajarkan kepada anak didik kita agar mampu meningkatkan kemampuan filtrasi hal tersebut?” tanyanya.
Rusdiyanta menjawab, kita harus sampaikan pentingnya mampu mengoperasikan perangkat digital, serta mengakses dan menganalisis segala hal yang ada di internet. Selain itu, mereka juga harus menyadari pentingnya cara supaya tidak menjadi korban internet, dengan belajar tentang etika atau mana yang boleh dan tidak boleh untuk diakses.
“Berikutnya adalah lindungi data diri dan peragkat pribadi. Jika kita sudah menjadi korban misalnya dari berita hoaks dan perundungan, kita harus mengetahui cara untuk melaporkannya ke penegak hukum,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]