Masa pandemi saat ini menjadi kesempatan untuk introspeksi diri sendiri, untuk mengetahui kemampuan soft skill dan hard skill yang bisa dikembangkan untuk dapat menghasilkan keuntungan dan juga mendukung proses belajar-mengajar.

Generasi saat ini yang sudah sangat erat dengn media digital diharapkan bisa juga ikut berkontribusi pada pemberian pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Salah satunya dengan cara membuat konten untuk bisa menumbuhkan kreativitas.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Belajar Asyik Selama Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin, 31 Agustus 2021 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dani Setiadarma MIKom (Kaprodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial, Universitas Dian Nusantara), Mathelda Christy (praktisi pendidikan dan training), Haswan Boris Muda Harahap SIP MS (Dosen Vokasi Institut STIAMI Jakarta), Fransiska Desiana Setyaningsih MSi (Dosen Unika Widya Mandira Kupang dan Japelidi), dan Suci Patia (penulis) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Fransiska Desiana Setyaningsih menyampaikan bahwa kehadiran teknologi digital tidak bisa dimungkiri bermanfaat untuk belajar dari rumah dan membutuhkan keterampilan baru seperti literasi digital. Salah satu bagian dari literasi digital adalah digital safety atau panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya saat bermedia digital.

Dunia digital yang harus dihadapi seperti dunia nyata terdapat aturan berupa nilai dan norma saat berinteraksi, karena setiap pengguna memiliki hak dan kewajiban yang sama. Bagi pelanggar aturan  akan ada konsekuensi sanksi, baik mengenai sosial maupun konsekuensi hukum. Ancaman dari konten-konten negatif di ruang digital harus dikenali, seperti hoaks berupa disiformasi, misinformasi, dan malinformasi.

“Lalu ada pula ujaran kebencian yang dapat ditemui dan perlu ditanggapi dengan bijak tanpa perlu melibatkan emosi. Hal-hal seperti itu menggarisbawahi pentingnya kompetensi literasi, seperti memperhatikan akses informasi yang dimiliki, distribusi dalam mempertimbangkan informasi tersebut dengan tepat, partisipasi bersama dalam menyampaikan berbagai informasi positif, dan kolaborasi seperti bergabung dalam forum atau komunitas, yang mampu mengasah keterampilan dan kreativitas,” jelasnya.

Suci Patia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa digitalisasi saat ini memaksa kita untuk adaptif sehingga kreativitas kita digali, dikembangkan, dielaborasi, dan ditantang. Bagi peserta didik saat ini diajak untuk berkomunikasi dua arah sehingga terlibat dalam media interaktif seperti audio, video, serta media sosial sehingga sebenarnya proses belajar menjadi lebih menarik.

Dalam mempromosikan rilis buku barunya, ia pun memanfaatkan media digital dengan ikut membuat drama-audio dan berkolaborasi di Instagram Livestream bersama dengan sesama penulis, sehingga dapat mengasah kreativitas untuk bisa mempromosikan buku di luar cara-cara konvensional. Dengan cermat melihat peluang yang ada, melihat potensi juga kekuatan apa yang kita miliki, serta memanfaatkan jaringan sosial dan platform digital yang sesuai. Kita tetap bisa produktif dan memanfaatkan ruang digital sepenuhnya.

Salah satu peserta bernama Syalwa Diysa Respati Putri bertanya, “Bagaimana cara yang tepat bagi orangtua untuk membimbing anak yang sedang belajar dalam penggunaan teknologi?”

Dani Setiadarma menjawab, yang dialami orangtua pada saat pandemi ini tidak sedikit yang stres dan emosional karena juga memiliki peran sebagai pendidik. Peserta didik justru bisa semakin melatih diri sendiri dengan menjadi kritis dan membangun kemandirian untuk menemukan jati diri.

“Peserta didik juga harus melatih diri untuk menjadi lebih memperhatikan dan melatih bagaimana mereka berkomunikasi dengan baik dan sopan. Peserta didik juga dapat berkolaborasi dengan orangtua dalam belajar agar bisa lebih fokus,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]