Saat ini koneksi mobile Indonesia banyaknya sudah melebihi jumlah populasi masyarakat Indonesia itu sendiri. Artinya, setiap orang di Indonesia mempunyai lebih dari satu perangkat digital.

Walau begitu, ada suatu tantangan yang muncul yakni banyak pengguna tidak mampu memahami batasan antara kebebasan berekspresi dengan perundungan siber. Di sinilah kesenjangan antara kebebasan berekspresi di ruang publik dengan tanggung jawab kewargaan digital sering terjadi.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar”. Webinar yang digelar pada Rabu, 15 September 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Samuel Berrit Olam (Founder dan CEO PT Malline Teknologi Internasional), Eva Yayu Rahayu (konsultan SDM, praktisi keuangan dan IAPA), I Komang Sumerta SE MM (Dosen FEB Universitas Ngurah Rai dan IAPA), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa (digital designer dan photographer), dan Hilyani Hidranto (News Presenter SEA Today) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, I Komang Sumerta menyampaikan bahwa cara mengeloal media social adalah merencanakan dengan menyiapkan materi posting-an. Kemudian atur atau buat desain materi sebaik dan semenarik mungkin dan posting di waktu dan media yang tepat.

Selanjutnya, Pantau postingan itu apakah mendapat respons yang baik atau tidak, lalu lakukan evaluasi guna perbaikan atau peningkatan materi postingan selanjutnya. Sebelum membagikan cerita di media sosial, pikirkan terlebih dulu agar beretika di ranah digital, jauhi drama, jangan oversharing, dan ingat bahwa jejak digital menentukan masa depan.

“Untuk itu, kita harus berhati-hati, follow akun yang tepat, lakukan detoks medsos secara berkala, jangan menyebarkan foto-foto yang bersifat privasi, dan jangan menyebarkan data pribadi seperti KTP, paspor, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa banyak sekali yang bisa kita lakukan di media sosial, tentunya hal-hal yang positif. Contohnya menjadi content creator, graphic designer, dropshipper, affiliate marketer, dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Hilyani Hidranto selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa akses internet bisa dibilang kunci dari kemudahan manusia dari mulai sekolah, hiburan, perdagangan, dan pekerjaan. Untuk negatifnya kembali lagi ke diri kita masing-masing, karena apapun yang berlebihan itu tidak baik.

Kita sendiri yang harus hati-hati dan bisa membatasi diri kita dari penggunaan internet. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, berapapun usia kita, semua dapat mulai belajar untuk melek digital. Bisa dari lingkungan terdekat, pasangan, keluarga, orangtua, dan bahkan anak. Bisa juga dari apa yang kita tonton atau baca, dan juga melalui mengikuti pelatihan seperti webinar literasi digital.

Salah satu peserta bernama Mifta Indira menyampaikan, tidak bisa hindari bahwa lingkungan sekitar kita sangat lekat dengan berita hoaks. Memungkinkan sekali lingkungan sekitar, atau lingkungan terdekat membaca atau mendapatkan berita hoaks.

“Bagaimana cara menanggapi jika ada orang terdekat yang menyebarkan berita hoaks pada kita, dan yakin bahwa berita tersebut benar adanya, padahal belum ada kejelasan tentang berita tersebut?” tanyanya.

I Komang Sumerta menjawab, memang setiap hari kita mendapat dan terekspos dengan berita hoaks, dan ini sulit dihindari. Wajib hukumnya untuk kita menegur dan meluruskan kepada mereka yang menyebarkan.

“Kalau orang tersebut ngotot, kita harus mampu berikan berita yang lebih akurat. Caranya adalah dengan mencari informasi dari sumber utama yang terlegitimasi,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]