Tiga restoran dari Singapura menduduki posisi 10 teratas dalam Asia’s 50 Best Restaurant 2017. Data ini semakin meneguhkan posisi Singapura sebagai destinasi kuliner populer di Asia. Singapura pun berevolusi dari surga makanan kaki lima menjadi pusat bersantap kelas dunia.
Dalam peta dunia, Singapura mungkin hanya terlihat setitik wilayah berukuran mungil. Jumlah penduduknya berkisaran 5-6 juta orang. Namun, jika bicara industri pariwisatanya, Singapura boleh unjuk gigi.
Singapura bahkan mencatatkan jumlah tertinggi, di tengah kondisi ekonomi yang belum kembali melesat, pada 2016. Terjadi pertumbuhan sebesar 7,7 persen dengan jumlah pengunjung 16,4 juta orang. Sebagian di antaranya datang dengan satu tujuan, menyelami dunia kuliner Singapura.
Kaki lima hingga fine dining
Singapura menampilkan hibrida budaya yang kaya. Dalam sepiring makanan, Anda bisa menemukan pengaruh Melayu, India, dan China.
Negeri ini sempat identik dengan pusat jajanan yang bisa ditemukan di segala penjuru. Dengan konsep udara terbuka ala kaki lima, pusat jajanan yang menjajakan berbagai menu lokal ini mulai tumbuh pada 1950-an. Mulai dari mie goreng Hokkien, orh lua atau omelet tiram, nasi briyani, hingga kepala ikan kari bisa ditemui di satu tempat.
Sementara tradisi Peranakan, campuran budaya China dan Melayu, menciptakan hidangan unik yang kaya rempah dan bumbu. Laksa, poh pia, atau ayam buah keluak, hanyalah beberapa hidangan yang terkenal.
Visit Singapore menyarankan menelusuri lebih jauh kekayaan hidangan Peranakan, salah satunya di restoran Guan Hoe Soon dengan cita rasa kuno dan lezat. Jika ingin mencicip laksa, sambangi daerah Katong, tepatnya di 328 Katong Laksa yang terkenal dengan hidangan laksanya.
Berjalan-jalan ke area Chinatown termasuk agenda wajib untuk menjajal berbagai hidangan lezat. Maxwell Food Centre di area ini terkenal sebagai tempat tujuan utama, terutama dengan menu nasi ayam Hainan dari Tian Tian Hainanese Chicken Rice.
Hidangan khas Melayu yang banyak bermain bumbu dan rempah juga memberi pengalaman kuliner berbeda dari Singapura. Cobalah menuju Satay by the Bay yang menyajikan ragam jenis sate dan disajikan dengan saus kacang pedas. Sementara itu, Hajah Maimunah di Kampong Glam tersohor dengan nasi padang yang menghidangkan nasi putih dengan pilihan daging dan sayur.
Jika berjalan-jalan ke Little India, bertandanglah ke Muthu’s Curry dan nikmati kari kepala ikan atau Komala Villas Restaurant yang menyajikan menu vegetarian. Prata dan kari khas India menjadi menu andalan lain yang bisa dinikmati kala mengunjungi Singapura.
Kini, yang tengah menjadi buah bibir di kalangan pencinta kuliner, kian banyaknya restoran fine dining yang dimiliki chef kenamaan dunia melengkapi peta kuliner Singapura. Di antaranya, Restaurant Andre yang didirikan Chef Andre Chiang dan Chef Albert Adria, Chef Tetsuya Wakuda dengan Waku Ghin, Nahm oleh Chef David Thompson, hingga Chef Gordon Ramsay pada 2015 membuka Bread Street Kitchen. Restoran-restoran bergengsi ini pun menempati area yang tak kalah prestise, Marina Bay Sands.
Pesta kuliner
Semakin tingginya food enthusiast, baik di kalangan warga Singapura maupun warga dunia, sejak 2013 Marina Bay Sands menyajikan festival kuliner Epicurean Market. Festival minum dan makanan tahunan ini menyajikan berbagai hidangan menu, bahan-bahan makanan, dan minuman anggur terbaik sepanjang tahun.
Lebih dari sekadar festival kuliner, selama tiga hari, 11–13 Agustus 2017, Epicurean Market memberi akses luas pada pengunjung untuk berkelana santap kelas dunia. Siapkan palet lidah Anda mencicipi hidangan autentik dari para selebritas chef dunia dengan restorannya yang telah mengantongi penghargaan dunia.
Ada Bread Street Kitchen dari Gordon Ramsay, restoran CUT dari Wolfgang Puck yang telah mengantongi penghargaan Michelin, Waku Ghin dari Tetsuya Wakuda, dan masih banyak lagi. Sajian baru tahun ini, ada lavo dengan hidangan khas Italia dan cicipi berbagai makanan lokal Singapura yang disajikan oleh Rise Restaurant.
Program Masterclass juga hadir untuk memperdalam ilmu kuliner Anda. Di dalamnya ada Connoisseur Series untuk memperdalam keahlian dalam bidang racikan anggur dan alkohol, dan ada Complimentary Classes untuk menyelami seluk beluk dunia kuliner bersama para chef dan pakar di bidang industri kuliner. Tetsuya Wakuda, Nancy Silverton, dan David Myers dijadwalkan mengajar pada kelas Masterclass.
Ada program khusus untuk si kecil berusia 5–10 tahun yang menyukai dunia kuliner, Junior Pastry Academy. Di sini, anak-anak dapat belajar membuat kue dipandu oleh pakarnya Executive Pastry Chef Mandy Pan.
Sementara itu, salah satu yang banyak dinanti adalah kehadiran Farmer’s Market yang menyajikan berbagai produk terbaik dari dataran Asia, Eropa, dan Amerika Utara yang telah dikurasi. Tahun ini, Farmer’s Market dirancang lebih besar dari sebelumnya dengan lebih banyak produk, hidangan laut, dan ragam jenis jus dan bir dari berbagai label terkenal. Temui juga bahan-bahan pembuat kue terbaik pilihan dari ahlinya.
Dengan keberagaman rasa dan penyajian hidangan yang begitu kaya, tak heran jika Singapura disebut-sebut sebagai surga bagi para pencinta gastronomi dunia. Epicurean Market pun menjadi ranah baru untuk bertualang dunia gastronomi yang membuka kelima indera. [IKLAN/ADT]
Foto-foto Iklan Kompas/Aldo Kosim, Tommy B. Utomo
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 1 Agustus 2017