Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat sangat penting. Salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah masih adanya kesenjangan atas akses informasi melalui teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan, berusia lanjut, dan penyandang disabilitas. Walau begitu, perlu diketahui bahwa pemerintah telah mewadahi SFM masyarakat golongan tersebut agar lebih memahami informasi dan konten.

Pemerintah memiliki beberapa macam program untuk membangun kecakapan digital kepada masyarakat, seperti program literasi digital ini. Jika tidak memiliki jangkauan atau fasilitas untuk mengakses internet dengan mudah dapat melihat himbauan atau sosialisasi dari lingkungan sekitar. Atau parameter paling mudah dimulai dari diri sendiri, dengan menolak suatu hal dari ruang digital termasuk salah satu upaya untuk mengenali bagaimana menghindari hoaks.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Konten Positif yang Siap Viral”. Webinar yang digelar pada Jumat (22/10/2021), pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dewi Rahmawati M.Kom. (Product Manager Localin), Albertus Indriatno (Founder & CEO Namaste.id), M. Ihsan F.A., S.Hum. (Guru MA Nur Iman Sleman & Entrepreneur), Jeffry Yohanes Fransisco (CEO JFAutowear), dan Tyra Lundy (Master Of Ceremony & TV Presenter) selaku narasumber.

Konten

Dalam pemaparannya, Albertus Indriatno menyampaikan, “Sebagai content creator pentingnya untuk mencantumkan sumber yang kita gunakan. Internet merupakan perpustakaan global, seperti YouTube sebagai perpustakaan virtual sehingga manfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Di internet, harus dipahami terdapat konten yang dimanipulasi sedemikian rupa untuk membentuk suatu pemikiran yang ingin disampaikan kepada penikmat konten. Walaupun begitu, untuk menjadi viral dapat berupa dari konten-konten sehari-hari saja, sambil mengedepankan nilai-nilai positif.”

“Berdasarkan Dr. Jonah Berger, beberapa karakter yang terkandung pada konten viral, antara lain adalah harus memperhatikan social currency, atau lingkaran sekitar kita yang ditargetkan untuk menjadi viral. Lalu perlu adanya efek trigger atau pemicu; alasan penikmat konten untuk membagikan konten tersebut. Emosi juga memegang peran penting dalam konten. Pastikan konten juga bersifat public attention, yang dapat diterima atau pahami dengan mudah oleh khalayak umum. Jangan lupa perhatikan practical values dari kontenmu dan gunakan cerita, seperti storytelling, karena efektif untuk mengerti konten. ‘Don’t use social media to impress people; use it to impact people’; gunakan media sosial bukan hanya untuk mengesankan orang lain namun buatlah orang lain terdampak.”

Tyra Lundy selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, sebagai pembuat konten kita diharapkan untuk dapat menginspirasi orang banyak sambil membawa efek-efek positif kepada audiens.

Ia katakan, “People, not only technology, are the most important piece in this digital transformation puzzle”.

Teknologi

Difasilitasi kemajuan teknologi saat ini seharusnya memudahkan tiap orang untuk berkarya, sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Kita harus selalu konsisten dalam berkarya, terutama dalam menekuni hal yang diminati. Teknologi menurutnya adalah sebuah alat, dan butuh pengguna yang memiliki talenta tertentu untuk dapat memanfaatkannya sehingga dapat membawa perubahan positif.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ahmad Santoso menyampaikan pertanyaan, “Apa prospek daripada content creator ini ke depannya; apa saja kelebihan, kekurangan serta kesulitan daripada profesi content creator ini?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dewi Rahmawati M.Kom., bahwa “Sebagai content creator dibutuhkan kreatifitas dan inovasi yang berlebih untuk menciptakan konten semenarik mungkin, terutama melalui konten visual. Tiap pekerjaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk cepat tersebar luas dapat dianggap sebagai kelebihan, dengan kita harus menghindari dampak negatif yang dapat muncul.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.