Langkah awal agar terhindar dari pelecehan seksual di media digital adalah melindungi data pribadi dan menghormati privasi orang lain. Kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) naik hampir 300 persen selama pandemi. Berdasarkan catatan tahunan Komnas Perempuan yang dirilis pada 5 Maret 2021, terdapat 940 kasus KBGO dari sebelumnya 281 kasus sepanjang 2020.

Hal tersebut bisa terjadi karena kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara luring sekarang dilakukan secara daring. Banyak orang yang akhirnya tertekan dan stres dengan hal ini, sehingga untuk melampiaskan hal tersebut ada yang melakukan kekerasan seksual sebagai  manifestasi dari stres yang dialami.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Stop di Kamu! Lawan Pelecehan Seksual di Media Digital”. Webinar yang digelar pada Senin (20/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia), Ismita Saputri (CEO Kaizen Room), I Komang Sumerta, S.E., M.M. (Dosen FEB Universitas Ngurah Rai & IAPA), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Shafa Lubis (Anggota Intothelight & Finalis Abang None Jakarta Selatan 2020) selaku narasumber.

Pencegahan

Dalam pemaparannya, Sani Widowati menyampaikan, “Ada beberapa cara untuk mencegah kasus-kasus kekerasan seksual online yang sering terjadi. Pertama, harus ada payung hukum yang memberi rasa keadilan, karena kecenderungan yang terjadi adalah korban dari kekerasan seksual ini menjadi korban lagi.”

Lalu, ia menambahkan, kita dapat lakukan kampanye anti kekerasan seksua dan pastinya memiliki empati dan berpihak pada korban. “Kiat aman dari pelecehan seksual online adalah dengan melindungi data pribadi, pisahkan akun personal dengan akun publik, pahami literasi digital, dan pahami pendidikan seksual,” paparnya.

Shafa Lubis selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, sebenarnya kita juga diuntungkan dengan pandemi ini karena kita sangat terekspos dengan internet, sehingga banyak sekali informasi-informasi yang kita dapatkan. Banyak sekali hal-hal yang bisa dipelajari dari internet, dan orang-orang jadi lebih mengetahui tentang dan berani untuk speak up mengenai pelecehan seksual online.

Ia merasa, masih banyak sekali yang seringkali lupa kalau bercanda-bercanda yang mengarah ke arah seksual di depan orang-orang yang membuat orang lain tidak nyaman sebenarnya termasuk sexual harassment. Jadi, sexual harassment bukan hanya dilakukan dengan mengirim pesan atau foto-foto, tetapi bercandaan pun juga dapat termasuk diantaranya. Dengan kita mengekspos hal tersebut, itu merupakan cara kita juga untuk mengedukasi, dan untuk menyadarkan kepada sesama bahwa tindakan itu salah.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Putri Yuniar menyampaikan pertanyaan “Bagaimana agar kita percaya diri, bahwa apa yg kita upload itu memang berguna bagi orang lain?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh I Komang Sumerta, S.E., M.M. “Langkah sederhana adalah planning. Rencanakan apa yang ingin kita posting, seperti tema, dalam bentuk apa, dan tujuannya apa. Semua itu perlu di-organize. Banyak sekali aplikasi yang bagus untuk editing, lalu pastikan juga untuk post di waktu yang tepat, dan menggunakan platform yang sesuai. Lakukan pemantauan, apakah mendapatkan respons positif atau negatif. Hal ini juga bisa dilakukan untuk kita yang mempunyai bisnis kecil.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.