Pemerintah saat ini tengah giat melakukan percepatan vaksinasi. Hal ini dilakukan tidak hanya sebagai upaya menangani pandemi Covid-19, tetapi juga upaya untuk menuntaskan segala masalah yang timbul akibat pandemi yang berkepanjangan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut, strategi percepatan vaksinasi pemerintah yang berkolaborasi dengan banyak pihak berjalan baik dan mampu menjangkau luas target vaksinasi. Hal ini dibuktikan di antaranya dengan Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia berdasarkan jumlah penduduk yang telah divaksin dan peringkat keenam berdasarkan jumlah dosis yang digunakan.
“Tentu hal ini tidak lepas dengan kolaborasi banyak pihak. Baik tenaga kesehatan, TNI, Polri, pemerintah daerah, pihak swasta, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun elemen masyarakat lainnya yang terus-menerus berpartisipasi dalam percepatan vaksinasi,” ujar Menkominfo Johnny, Rabu (6/10/2021).
Menkominfo Johnny pun tidak lupa menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi masyarakat yang telah memiliki kesadaran tinggi untuk melakukan vaksinasi. Begitu juga dengan masyarakat yang mau mengajak keluarga, saudara, dan orang lingkungan sekitar untuk vaksinasi.
Pemerintah, lanjut Menkominfo Johnny, juga mengapresiasi kerja keras semua pihak dalam program vaksinasi nasional yang secara harian mampu melampaui dua juta dosis per hari pada September 2021. Segala upaya yang dilakukan bersama, menurut Johnny, tentu amat berarti dalam menghadapi pandemi yang tengah melanda dunia seperti saat ini.
“Capaian ini meningkat dari sebelumnya Indonesia menempati peringkat keenam di dunia. Ini menunjukkan upaya percepatan vaksinasi nasional berjalan dengan baik,” katanya.
Menkominfo mengungkapkan, per Senin (4/10/2021), vaksinasi di Indonesia telah menjangkau sekitar 94 juta orang untuk dosis pertama dan 53 juta orang untuk dosis kedua. Jumlah ini mengungguli capaian Jepang di kisaran 80 juta orang untuk dosis pertama. Adapun untuk penggunaan vaksin, Indonesia telah menyuntikan sebanyak 148 juta dosis.
Meski begitu, lanjutnya, berbagai terobosan tetap dilakukan untuk mempercepat capaian target 70 persen penduduk tervaksin pada akhir 2021. Hal yang dilakukan adalah dengan meningkatkan target vaksinasi harian menjadi 2,5 juta suntikan per hari dan mempercepat distribusi vaksin ke daerah. Saat ini, pemerintah pusat juga langsung mendistribusikan vaksin ke kabupaten atau kota. Kemudian sentra vaksinasi juga dibuka sebanyak-banyaknya di berbagai tempat.
“Dukungan TNI Polri, Kemenkop UKM, BIN, BKKBN, OJK, swasta dan inisiatif masyarakat mempercepat vaksinasi di wilayah aglomerasi. Selain itu, akselerasi program vaksinasi door to door dari BIN,” kata Johnny.
Menkominfo kembali mengingatkan, vaksinasi menjadi salah satu kunci penting pengendalian Covid-19. Selain itu, syarat mutlak agar bisa hidup sehat berdampingan dengan Covid-19.
“Pemerintah meminta meskipun sudah divaksin masyarakat tidak boleh lengah. Disiplin ketat protokol kesehatan agar tidak ditinggalkan,” ujarnya.
Vaksin tahap ke-85 tiba
Pada Kamis (7/10/2021) Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-85 dalam jumlah 1.199.250 dosis vaksin jadi. Vaksin Pfizer yang berasal dari pembelian tersebut tiba di Bandar Udara Soekarno Hatta pukul 08.00 WIB dan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang pukul 11.00 WIB. “Sehingga total vaksin yang datang dalam bulk atau bahan baku maupun vaksin jadi adalah 278.281.780,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, Kamis (7/10).
Dia mengatakan, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin untuk kepentingan vaksinasi nasional. Selain itu, kedatangan vaksin ini menunjukkan stok vaksin aman. Di lain sisi, lanjutnya, pemerintah juga mengajak seluruh masyarakat segera divaksinasi.
“Tidak perlu pilih-pilih vaksin karena semua vaksin aman dan berkhasiat,” ujar dr Nadia.
Dia menekankan, pemerintah memasukkan capaian vaksinasi di daerah dalam menjadi salah satu indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah peningkatan vaksinasi untuk kelompok umur lansia.
dr Nadia mengungkapkan, masih ada sejumlah daerah dan target sasaran yang capaian vaksinasinya rendah, terutama untuk kelompok umur lansia. “Saya berharap ada strategi yang disusun sesuai dengan permasalahan atau hambatan yang spesifik di masing-masing wilayah untuk meningkatkan cakupan pada kelompok rentan ini,” katanya.
Dia memaparkan, ketentuan penurunan level kabupaten/kota dari level 3 menjadi level 2 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 50 persen dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 40 persen.
Penurunan level kabupaten/kota dari level 2 ke level 1 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 70 persen dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 60 persen.
Masih menurut dr Nadia, seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. “Karena vaksin bukan satu-satunya tameng untuk melindungi dari Covid-19,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dr Nadia juga menegaskan, bahwa dosis 3 atau booster saat ini masih hanya untuk tenaga kesehatan. Apalagi saat ini juga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin.
“Prioritas program vaksin booster saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko, sekaligus vital dalam mendukung layanan dalam kesehatan pada masa pandemi,” ujar dr Nadia.
Indonesia terima dukungan dari pemerintah Inggris
Indonesia menerima kedatangan vaksin tahap 86 sebagai dukungan dari Pemerintah Inggris. Vaksin Astra Zeneca sebanyak 245.440 dosis tersebut tiba pada Jumat (8/10). Pengiriman ini merupakan yang kedua kalinya, sehingga secara total Indonesia telah menerima dukungan vaksin dari Pemerintah Inggris sejumlah 865.440 dosis sebagai wujud semangat solidaritas dan kerja sama global dalam penanganan pandemi.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. Ia menambahkan bahwa vaksin ini adalah pengiriman kedua dukungan Pemerintah Inggris, setelah sebelumnya sebanyak 620 ribu dosis vaksin diterima Indonesia pada 2 Agustus 2021.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Inggris terhadap dukungan dose-sharing vaksin untuk penanganan Covid-19 di Indonesia,” tutur Menlu Retno. Diketahui, Covid-19 bisa dianggap sebagai salah satu tantangan kemanusiaan terbesar di dunia sejak Perang Dunia II. Tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga efek-efek turunan lainnya, seperti sosial ekonomi juga pendidikan.
Unicef menyebutkan sekitar 1,6 miliar anak di dunia terganggu proses belajarnya akibat pandemi. Dalam kedaruratan kesehatan, anak-anak berisiko tinggi terhadap eksploitasi, kekerasan, dan perlakuan salah ketika sekolah ditutup, layanan sosial terganggu, dan gerakan dibatasi. Oleh karena itu, kerja sama antara negara-negara di dunia mutlak diperlukan dalam upaya penanganan Covid-19, termasuk untuk ketersediaan vaksin sesuai kebutuhan di tiap negara.
Sebagai bagian dari warga dunia, Indonesia sejak dini telah terlibat aktif dalam kerja sama antarnegara dalam pengendalian Covid-19. Atas upaya tersebut, kali ini Indonesia kedatangan bantuan vaksin dari Pemerintah Inggris melalui jalur bilateral.
Selain menyampaikan apresiasi atas dukungan vaksin dari Pemerintah Inggris, Menlu Retno juga menyatakan, “Indonesia menyambut baik keputusan Pemerintah Inggris mengeluarkan Indonesia dari daftar red list. Keputusan ini merefleksikan situasi Covid-19 di Indonesia yang terus membaik dan merupakan tindak lanjut hasil dari pertemuan saya dengan Menlu Inggris di sela-sela SMU PBB pada 20 September 2021.”
Menlu menandaskan, semangat solidaritas dan kerja sama semua negara adalah kunci dalam upaya global dalam menangani krisis kesehatan global dewasa ini.
Dengan kedatangan vaksin pada Jumat (8/10), total vaksin yang sudah tiba baik dalam bentuk bulk maupun jadi adalah 278.527.220 dosis. Kedatangan vaksin menunjukkan stok vaksin aman. Pemerintah mengejar target pada akhir tahun 2021, 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksinasi. Per 8 Oktober 2021, 46,52 persen penduduk sasaran vaksinasi telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan 26,49 persen telah divaksin lengkap.
Meski Indonesia termasuk 5 besar negara dengan jumlah vaksinasi tertinggi di dunia, program vaksinasi tidak boleh dikendurkan. Seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan, mengingat vaksin bukan satu-satunya tameng perlindungan dari Covid-19. [AYA]