Bagi perempuan, menjadi suatu keniscayaan bahwa tubuhnya akan mengalami masa menopause. Secara harfiah, menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami yang biasa terjadi pada perempuan. Studi kesehatan perempuan di Massachusetts menyatakan bahwa usia rata-rata menopause adalah 51,3 tahun.
“Menariknya, meskipun usia harapan hidup perempuan semakin meningkat dibandingkan zaman dahulu, berbagai bukti sejarah menemukan usia rata-rata terjadinya menopause tetap sama sejak dulu. Hanya kebiasaan merokok yang terbukti menimbulkan usia menopause terjadi lebih cepat, tetapi tidak terlalu signifikan. Merokok terbukti hanya mempercepat usia menopause sebanyak 1,5 tahun,” ujar salah satu dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Santosa Hospital Bandung Central dr Kemala Isnainiasih Mantilidewi SpOG PhD.
Penting bagi setiap perempuan memahami tahapan dalam menopause. Proses ini dimulai dari perimenopause yang merupakan tahapan transisi, dicirikan dengan durasi siklus menstruasi mengalami variabilitas sehingga lamanya waktu antara menstruasi berbeda tujuh hari atau lebih setiap siklus. Tahapan selanjutnya diikuti oleh menopause, dan berakhir dengan tahap post-menopause ketika menstruasi telah berhenti. Tahapan perimenopause berlangsung sampai tidak ada menstruasi selama satu tahun, hingga tahapan post-menopause terjadi.
Gejala yang terjadi pada perempuan dalam memasuki masa menopause salah satunya adalah siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi datang terlalu cepat, misal hanya jeda satu minggu lalu sudah menstruasi kembali. Ada pula perempuan yang periode menstruasinya menjadi jarang.
Dengan tibanya perempuan pada masa menopause, patut pula mewaspadai penyakit yang mungkin timbul. Osteoporosis adalah salah satunya, yaitu hilangnya massa tulang pada perempuan pascamenopause sangat berhubungan dengan defisiensi estrogen.
“Faktor yang berkontribusi adalah rendahnya kandungan kalsium dan vitamin D dalam asupan makanan pada perimenopause. Oleh karena itu, penting untuk memberikan suplementasi kalsium pada anak perempuan prapubertas dan pubertas agar dapat meningkatkan pertumbuhan tulang sehingga memberikan keuntungan jangka panjang,” ujar dr Kemala memberikan saran.
Tak cuma osteoporosis, gangguan profil lipid dan vaskuler juga dapat mendera perempuan. Sebelum menopause, perempuan terlindungi dari faktor risiko kardiovaskuler. Namun, saat menopause perlindungan itu hilang dikarenakan menurunnya estrogen. Oleh karena itu, perempuan perimenopause dan menopause harus mengendalikan berat badan dan mengatur pola dietnya untuk mencegah dampak yang buruk.
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika perempuan menginjak masa menopause adalah menghindari kafein dan alkohol karena dapat mengganggu tidur, mengurangi gula, mengurangi garam, berhenti merokok, diet seimbang, dan olahraga cukup untuk menghindari obesitas. Anjuran lain dari dr Kemala untuk perempuan yang telah menopause yaitu tentu dengan makan makanan kaya kalsium, magnesium, vitamin D, asam lemak omega-3, vitamin E, makanan yang mengandung estrogen tumbuhan (fitoestrogen) seperti brokoli, kembang kol, beri hitam, buncis, kedelai, serta konsumsi protein yang cukup, seperti daging, ikan, kacang-kacangan, produk susu, dan lainnya. [AYA]
Untuk informasi hubungi Nova Anggreany 087822773207, Sonya Thamrin 082121486363. Website www.santosa-hospital.com.