Phising adalah salah satu aksi di mana seseorang yang kita sebut penjahat menyamar sebagai organisasi yang sah, dan melakukan kegiatan kriminal secara online melalui email, pesan teks, iklan, media elektronik, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk mencuri informasi pribadi seseorang.

Ternyata, termasuk di Indonesia, masih terasa kurangnya pelatihan dan kesadaran tentang phishing ini membuat korbannya semakin bertambah. Hanya sekitar 6 persen pengguna internet yang mendapatkan penyuluhan mengenai phishing, padahal seringkali phishing ini kita temui walaupun kita tidak sadar. Fakta ini membuat berbagai potensi kejahatan siber semakin banyak.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Waspada Phishing dengan Iming-Iming”. Webinar yang digelar pada Selasa, 16 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Samuel Berrit Olam (Founder & CEO PT Malline Teknologi Internasional), Reza Sukma Nugraha (Pengajar Universitas Sebelas Maret), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan, IAPA), Khuriyatul Husna (Universitas Lancang Kuning dan IAPA), dan Renaldi (Content Creator dan Entrepreneur) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Khuriyatul Husna menyampaikan bahwa media digital memiliki potensi informasi yang dapat memanipulasi penggunanya. Phishing merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan memancing orang tersebut memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kejahatan.

Data-data korban ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau iklan penjualan produk, melakukan pinjaman online mengatasnamakan korban, menjual data ke pihak ketiga yang membutuhkan data calon konsumen, menjalankan aksi penipuan dengan menemukan seseorang memenangkan undian tertentu yang pada akhirnya meminta orang tersebut mengirimkan sejumlah uang, atau bahkan untuk membobol akun yang dimiliki atau akun lain.

“Pastikan data kita aman, dengan cara selalu update informasi terkait phishing, selalu cek siapa pengirim email, jangan asal klik link, pastikan keamanan website, selalu update browser, waspada ketika diminta data pribadi, cek akun online Anda secara rutin jangan lupa logout, gunakan two factor authentication, serta lakukan scan malware secara berkala,” jelasnya.

Renaldi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa internet tidak mengenal waktu dan tidak ada batasan komunikasi. Kita kapan saja bisa melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda jarak. Jika kita menggunakan internet dengan positif, maka kita juga akan mendapatkan manfaat yang positif darinya. Namun perlu diingat bahwa apa yang kita ciptakan hari ini memang tidak akan langsung dirasakan, bisa jadi baru beberapa tahun ke depan.

Terkait dengan phishing, ia menjelaskan bahwa seperti menggunakan email atau nomor handphone kita dan bisa merusak psikologis korban juga karena dapat menimbulkan trauma. Dengan adanya literasi digital, kita dapat memahami cara memanfaatkan media digital agar membuat individu untuk tidak merugikan orang lain. Teknologi memang mudah membuat kita melakukan kejahatan, tetapi seharusnya mudah juga bagi kita untuk melakukan hal-hal yang positif.

Salah satu peserta bernama Ulfa Riani menyampaikan, “Terkadang sering ada SMS di handphone kita dengan nomor yang tidak dikenal seperti SMS mendapat hadiah, pinjaman online, kuota gratis, dan menarik lainnya. Mengapa situs seperti itu bisa SMS ke nomor kita? Apakah nomor kita dilacak atau sudah tersebar? Bagaimana cara untuk mencari tahu hal ini?”

Pertanyaan tersebut dijawab Reza Sukma Nugraha. “Pastinya kalau klien tidak mungkin menjual data, bisa jadi itu secara random atau sebagainya. Dunia siber dan potensinya banyak sekali. Kita tidak pernah tahu nomor kita dibeli di mana, bisa jadi sebelum nomor itu aktif sudah didata atau bisa jadi ketika kita membeli pulsa. Jadi potensinya memang besar dan tidak ada yang menjamin. Untuk itu kita harus lebih waspada dalam keadaan apapun.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]