November telah tiba. Di belahan bumi Eropa, atmosfer kota berbeda dari biasanya. Suhu minus dan sendu di tengah musim dingin terasa lebih hangat. Oleh kelap-kelip lampu di kala malam, aroma sosis bratwurst yang menguar, kue jahe yang menyegarkan, dan berbagai ornamen khas Natal yang dijajakan di kios-kios pasar tahunan yang selalu hadir menjelang Natal. Ya, akhir tahun menjelang, christmas market bermunculan.

Christmas market

Suasana Natal seolah belum lengkap tanpa kehadiran christmas market. Berawal dari Jerman, christmas market ada di berbagai kota di Eropa. Denmark, Perancis, Austria, Swedia, Spanyol, Hungaria, Inggris adalah beberapa kota yang setiap tahunnya menghadirkan Christmas Market. Selama ratusan tahun, Christmas market membawa keceriaan bagi warga kota dan makin menghangatkan suasana menjelang Natal.

Bagi warga Eropa, christmas market bukanlah hal baru yang muncul di tengah maraknya industri retail. Ia justru menjadi bagian dari sejarah kehidupan warga Eropa, khususnya Jerman, yang telah hadir sejak abad pertengahan. Khususnya di wilayah yang berada di dalam kekuasaan Holy Roman Empire dan di wilayah yang menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar. Beberapa kota di Jerman tercatat telah menghadirkannya secara rutin sejak ratusan tahun lalu.

Kota Bautzen pertama kali menghadirkan pasar di tengah ruang terbuka itu pada 1384. Di Dresden, ada Striezelmarkt yang hadir sejak 1434. Awalnya, Striezelmarkt hanya buka satu hari menjelang hari Natal untuk memberi kesempatan pada penduduk kota Dresden membeli bahan makan yang akan disantap saat perayaan malam Natal. Dari yang hanya buka satu hari, kini Striezelmarkt buka lebih dari sebulan hingga sehari menjelang natal. Dari yang sekadar untuk penduduk kota, kini dikunjungi hingga 3 juta orang dari seluruh dunia. Sementara itu, christmas market di Frankfurt tercatat mulai muncul sejak 1393, di Munich pada 1310, dan di Augsburg pada 1498.

Ratusan tahun berlalu, pasar tahunan ini pun tak pernah luput dari berbagai sentuhan tradisional dan khas wilayah setempat. Menjadi forum bagi para pengrajin lokal menampilkan hasil karya tangannya dan berbagai penganan tradisional. Tiap negara pun punya kekhasannya tersendiri. Seperti halnya di Aachen, Jerman, yang terkenal dengan kue jahenya yang disebut dengan printen, Vienna di Austria punya biskuit berbentuk bulan sabit bernama vanillkipferl, dan di Amiens, Perancis, terkenal dengan penganan manis macaroons sejak abad ke-16.

Buku-buku, mainan, ornamen dekoratif untuk membuat pohon Natal dan khas Natal lainnya pun bisa ditemui di pasar tahunan ini. Menyemarakkan tradisi bertukar kado yang juga tak pernah luput mewarnai perayaan Natal bagi penduduk kota.

Peleburan suasana khas Natal dan tradisi ini pulalah yang terus mendatangkan orang dari berbagai penjuru dunia, terutama pejalan dari negeri tropis untuk merasakan suasana akhir tahun yang berbeda. Berlibur di Eropa pada momen ini pun selalu menjadi urutan utama di travel bucket list setiap orang.

Jangan lewatkan kesempatan ini, manfaatkan pula kesempatan untuk mendapatkan potongan harga hingga Rp 2 juta yang bisa diperoleh di pameran ATS Vacations pada 1–4 November 2018, di Mal Puri Indah. Dapatkan pula penawaran menarik lain, di antaranya Buy 2 Get Tour Package, diskon 30 persen cruise, serta free exclusive pouch dan payung. [*/ADT]