Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tips Dampingi Anak Belajar di Era Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin (9/8/2021) di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si, – Dosen/Pengajar Fisipol UGM, IAPA, Tutik Rachmawati, P.D – Director of Center for Public Policy & Management Studies Parahyangan Catholic University, Kiai M. Jadul Maula – Penulis dan Budayawan dan Bondan Wicaksono – Akademisi & Penggiat Masyarakat Digital.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Bevaola Kusumasari membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa tips dalam mendampingi anak belajar di masa era pandemi ini.
Belajar
“Bisa dengan cara terus belajar. Belajar tidaklah terbatas pada membaca buku pelajaran, akan tetapi belajar bisa dari apapun dan di manapun,” tuturnya. Menurutnya, dalam proses belajar, panca indra akan menerima sesuatu yang ada di sekitarnya.
Penerimaan panca indra bergantung pada perhatian dan konsentrasi anak, dan perasaan anak ikut memengaruhi proses belajar. Jika anak senang maka panca indranya akan bekerja lebih baik dan konsentrasi lebih lama.
“Pada setiap anak memiliki gaya belajar masing-masing, orang tua diharapkan mengenai dan memahami gaya belajar anak, sehingga memudahkan dalam mendampinginya belajar,” jelasnya.
Tutik Rachmawati menambahkan, setiap anak berkembang pesat di usia 5 Tahun pertamanya. “Saya yakin harus terus berkembang seterusnya sampai saat nanti juga mereka juga menjadi orang tua,” ucapnya. Di sinilah peran besar orang tua dengan berinteraksi, bermain, dan menghadirkan lingkungan yang baik.
Kiai M. Jadul Maula turut menjelaskan, tantangan besar saat dewasa ini, seperti dampak pandemi global keberlangsungan hidup manusia, sehingga menghadirkan pendidikan dari dalam rumah, dan metode jarak jauh atau daring.
“Manfaatkan teknologi informasi yang benar dan lengkap, komunikasi dan jaringan, ide inovatif dan kreativitas, kemudahan dan hiburan positif. Hindari dampak negatifnya. Jelaskan kepada anak manfaat dan bahayanya dunia digital, mainkan teknologi, jangan dipermainkan,” ungkapnya.
Kebijakan pendidikan
Sebagai pembicara terakhir, Bondan Wicaksono menjelaskan, prinsip kebijakan pendidikan pada masa pandemi Covid-19, yakni kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat.
“Mereka merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran dan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Dalam sesi KOL, Putri Juniawan mengatakan, kita sebagai orang tua penting untuk mengetahui karakter anak seperti apa agar kita bisa membuat jadwal belajar, dan membuat kesepakatan dengan anak.
“Sebagai orang tua juga kita mungkin bisa membuat ruangan yang nyaman untuk anak. Harus banyak-banyak sabar juga dan yang pastinya membuat kondisi belajar yang menyenangkan. Dan kita sebagai anak bisa memberitahukan kepada orang tua bahwa belajar tidak melulu dengan buku,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Irsyad Annafi menanyakan, bagaimana caranya mengetahui kebenaran agar dapat terhindar dari informasi negatif atau hoaks?
“Harus hati-hati di dunia medsos dan dunia digital. Sebab, banyak sekali informasi yang tidak tersaring. Untuk mengetahui berita hoaks bisa cek langsung ke website-website resmi atau ke Google Fact apakah berita tersebut benar atau tidak. Kita harus berpikir secara kritis, tidak boleh mudah terhasut atau mudah percaya,” jawab Maula.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.