Menyambut Jakarta menjadi kota cerdas berskala global, Jakarta Smart City menggelar Jakarta Smart City Forum 2023 bertema “Transformasi Jakarta Menjadi Kota Cerdas Berskala Global”. Acara ini terbuka bagi umum dan menjadi wadah pertemuan para pemangku kepentingan untuk memperluas jejaring kerja sama, serta mengapresiasi inovasi yang telah diciptakan oleh founders, innovators, pemilik startup, komunitas, serta jaringan kota cerdas lainnya.
Perwakilan kota-kota di Indonesia dan berbagai belahan dunia juga bertukar ilmu serta pengalaman dalam mengusung smart city. Acara puncak Jakarta Smart City Forum 2023 ini berlangsung di Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang hadir secara daring mengapresiasi agenda ini. “Saya menyambut baik pelaksanaan Jakarta Smart City Forum sebagai upaya mendorong transformasi Jakarta menuju kota global. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan indeks kesiapan teknologi informasi dan komunikasi serta mempersiapkan Jakarta sebagai pusat talenta digital,” ungkapnya.
Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Sigit Wijatmoko yang membuka acara ini juga mengemukakan, Jakarta Smart City Forum tak hanya menjadi ruang diskusi, tapi juga media untuk memperlihatkan produk-produk smart city yang sudah dihasilkan.
“JSC Forum 2023 menghadirkan optimisme Pemprov DKI Jakarta bahwa Jakarta sebagai kota global pascaperpindahan ibu kota negara dapat diwujudkan dengan bersinergi, sama seperti cita provinsi ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’,” katanya.
Sigit menambahkan, Pemprov DKI bisa membuat beragam inovasi smart city untuk Jakarta menjadi kota global. Tapi tanpa komunitas dan partisipasi berbagai pihak, hasilnya tak akan maksimal. “Harapannya, di Jakarta Smart City Forum ini akan muncul ide mengenai kebutuhan dasar sebuah kota serta rekomendasi arah Jakarta sebagai pusat perekonomian kota,” ujarnya.
Transformasi Jakarta
Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha menyatakan, Jakarta Smart City Forum 2023 merupakan bentuk kontribusi Jakarta bagi Indonesia pada tahun terakhir sebagai Daerah Khusus Ibukota. “Semoga kesuksesan Jakarta ini menjadi karya bagi Nusantara, dapat menginspirasi pemerintah kota lain maupun para pelajar dan generasi penerus bangsa,” ucapnya.
Dalam acara ini, Pemprov DKI yang diwakili Sigit dan Yudhistira memberikan penghargaan kepada para pelajar, akademisi, dan perusahaan rintisan (startup) yang telah menciptakan solusi atas permasalahan masyarakat melalui program-program Jakarta Smart City.
Salah satu perusahaan rintisan tersebut adalah JakBon (Jakarta Karbon), yang penelitiannya mengenai automasi pemantauan jejak karbon terpilih sebagai inovasi terbaik dari program Hack4ID bersama Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. JakBon menawarkan layanan automasi pemantauan jejak karbon dan langkah pengurangannya berbasis masyarakat melalui integrasi data di aplikasi JAKI, sebagai solusi permasalahan kualitas udara Jakarta yang menurun. Layanan ditawarkan dalam bentuk fitur penghitungan jejak karbon, fitur lencana untuk pengguna, serta fitur dagang karbon.
Penghargaan diberikan pula kepada juara penelitian terbaik dari program Data Science Trainee, Sheila Maulida Intani, dengan tulisan berjudul “How JAKI Categorize Problems Automatically”. Penelitian ini membahas tentang kebutuhan terhadap sistem klasifikasi teks yang efisien untuk mengkategorisasikan laporan warga dalam fitur Laporan Warga di JAKI.
Hasil penelitian antara lain mengajukan perbandingan yang ekstensif dari beberapa algoritma untuk mengidentifikasi model terbaik bagi kategori laporan di fitur Laporan Warga, evaluasi performa yang signifikan, dan identifikasi kata kunci untuk meningkatkan fitur Laporan Warga, serta menyediakan layanan yang lebih cepat dan akurat berdasarkan kategori laporan.
Begitu pun penelitian “Chatbot in Bahasa Indonesia for JAKI Public Services” oleh Aufa Fadhlurohman yang mendapatkan penghargaan penelitian terbaik kedua, serta “Understanding JAKI Citizen Reports” oleh Muhammad Cendekia Airlangga yang mendapat penghargaan penelitian terbaik ketiga.
Terakhir, penghargaan juga diberikan kepada juara pertama Student Science Research tingkat SMA/SMK yang dimenangkan oleh kelompok SIJAWAN dari SMK Negeri 26 Jakarta dengan penelitian “Meninjau Kebersihan Kecamatan Pulo Gadung: Tantangan dan Progres Penanganan Sampah”. Penelitian ini bertujuan mencari solusi efektif untuk mengurangi serta mengelola sampah di Kecamatan Pulo Gadung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Rawamangun memiliki laporan terbanyak, yakni 117 laporan, menandakan ada masalah serius terkait pengelolaan sampah yang menjadi concern warganya. Sementara, di Kelurahan Jatinegara Kaum hanya tiga laporan. Adapun solusi yang ditawarkan berupa rekomendasi regulasi pemerintah dan rekomendasi langkah lanjutan.
Penghargaan juga diberikan kepada Tim 3 dengan judul penelitian “Analisis Masalah Sampah di DKI Jakarta” sebagai juara kedua, selain Edicolbie sebagai juara ketiga dengan judul “Analisa Keluhan Kondisi Jalan di Tebet Barat”.
Dinilai berhasil dalam memberikan gagasan untuk mengatasi permasalahan strategis di Jakarta, ketiga penelitian tersebut diharapkan dapat berkolaborasi dengan aplikasi JAKI milik Pemprov DKI Jakarta, untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam penyelesaian masalah urban.
Diskusi bersama ahli
Jakarta Smart City Forum 2023 juga menggelar diskusi panel yang mengundang sejumlah pembicara, untuk memaparkan serta membahas transformasi Jakarta menjadi kota global. Panel diskusi 1 bertema “Transformasi Digital menuju Smart City: Pengalaman dan Pembelajaran dari Jakarta” dengan pembicara Suhono Harso Supangkat (Guru Besar Teknologi Informasi serta Direktur Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB), Riri Fitri Sari (Guru Besar Teknik Komputer UI), Cahyana Ahmadjayadi (pendiri CitiAsia), serta Yudhistira Nugraha (Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City, pengajar, dan fasilitator dalam bidang privasi, keamanan siber, serta kota pintar).
Diskusi ini membahas masukan terkait Jakarta yang melepas status Daerah Khusus Ibukota (DKI), transformasi Jakarta menuju kota cerdas berskala global, serta inspirasi bagi pemerintah kota lain, startup, dan pelajar untuk menjadi bagian dari kota cerdas Jakarta.
Pada diskusi 1 ini, Yudhistira menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan Jakarta Smart City untuk menjadi kota global yang berpotensi pula menjadi pusat ekonomi. Mengutip Karakteristik Kota Global Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta 2023, ia menyampaikan enam indikator kota global, yakni sektor ekonomi yang mapan dan terkoneksi secara global, kapasitas riset dan inovasi yang baik dan terus-menerus, nyaman dihuni, cultural value yang menarik untuk pengunjung, terkoneksi secara intra dan interkota, serta lingkungan yang bersih, nyaman, dan berkelanjutan.
“Sejauh ini, Jakarta Smart City telah mengimplementasikan inovasi-inovasi berdasarkan tiap indikator ini. Kami mengembangkan ekosistem startup digital dan mengadakan program-program yang mengedukasi pelajar untuk meningkatkan sektor ekonomi, mempublikasikan karya ilmiah dan menyediakan dasbor open data untuk meningkatkan kapasitas riset dan inovasi yang menerus, menyediakan platform layanan digital terintegrasi lewat JAKI agar terkoneksi secara intra dan interkota, serta berbagai inovasi lainnya,” jelas Yudhistira.
Namun, inovasi-inovasi tersebut tak bisa hanya dikerjakan oleh Jakarta Smart City. Oleh karena itu, ia berharap, Jakarta dapat menjadi playground tempat para inovator tumbuh berkembang untuk memberikan sebuah karya Nusantara.
Setelah itu, Riri Fitri Sari memaparkan, perlunya membuat warga menjaga inovasi yang sudah ada dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Terkait pembangunan smart city, Riri berpendapat, “Penting bagi kita untuk memperhatikan equity, inclusivity, and social impact, privacy and transparency, security and resilience, operational and financial sustainability, serta openness and interoperability dalam membangun kota cerdas berskala global.”
Beberapa gagasan penerapan smart city juga disampaikan, dari penggunaan artificial intelligence, teknologi blockchain, hingga metaverse.
Pada akhir diskusi panel disimpulkan bahwa permasalahan perkotaan, termasuk Jakarta, tak ada habisnya. Dalam membangun Jakarta sebagai kota global, penting untuk memperkuat kolaborasi, membangun ekosistem, memastikan keberlanjutan dan keseimbangan, serta menghormati lingkungan.
Pada diskusi panel 2 bertema “Food Waste Framework untuk Ketahanan Pangan dalam Mengurangi Emisi Karbon”, dengan pembicara Deftrianov (Kepala Bidang Sarana Prasarana Kota dan Lingkungan Hidup serta pemimpin Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane) dan Muhammad Agung Saputra (ecosociopreneur dan pendiri Surplus). Diskusi ini membahas tentang kontribusi limbah makanan terhadap lingkungan serta kebijakan atau solusi yang dapat diambil pemerintah, industri, dan masyarakat.
Deftrianov memaparkan bahwa komposisi sampah terbesar di Jakarta merupakan sisa makanan seberat 3.000 ton per hari. Sejak 2000 hingga 2019, sebanyak 23-48 juta ton sampah makanan pun terbuang setiap tahun, menyebabkan kerugian Rp 213-551 triliun per tahun, setara 4-5 persen Produk Domestik Bruto Indonesia.
“Upaya menekan angka sampah ini tak hanya bisa dilakukan pemerintah, tapi juga industri dan masyarakat. Bentuk keterlibatan pelaku usaha atau startup yang bisa dilakukan seperti partnership/POC, open innovation challenge, governance venturing, governance accelerator program, third-party accelerator program, mentoring, reverse pitching, dan sponsorship,” terang Deftrianov.
Salah satu inovasi yang menyelesaikan masalah limbah makanan tersebut ialah Surplus yang dijelaskan oleh Muhammad Agung Saputra. “Kami punya visi untuk mengatasi food waste dengan menyediakan layanan membeli makan yang belum terjual dari toko makanan sebelum waktu tutup dengan diskon minimal 50 persen.” Sejauh ini, Surplus telah membantu lebih dari 300 ton makanan tidak terbuang dan mencegah sekitar Rp 5 miliar potensi kerugian dari 3.000 pelaku usaha, serta mengurangi lebih dari 5.000 ton karbon dioksida.
Awal lahirnya inovasi
Jakarta Smart City Forum 2023 juga memaparkan penelitian dan deck-pitching dari alumni Data Science Trainee maupun startup yang sebelumnya telah masuk inkubator Gerakan 1.000 Startup Nasional melalui program Hack4ID.
Dalam sesi ini, alumni Data Science Trainee dan founders startup memaparkan ide dan inovasi yang mereka punya untuk berbagai masalah perkotaan di Jakarta, dengan harapan dapat merekomendasikan kebijakan kepada pemerintah atau menarik investor serta kolaborator.
Selain itu, adat pula pemaparan penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Jakarta Smart City. Project Leader BRIN Bahtiar Rifai memaparkan penelitian berjudul “Institutional Dimension on Readiness for Digital Data Utilisation for Better Policy Making and Public Service Experience from Jakarta and Some Provinces in Indonesia”.
Dilanjutkan pemaparan penelitian oleh Juan Intan Kanggrawan dan Irfan Dwiki Bhaswara sebagai perwakilan dari Divisi Kajian dan Analisa Data Jakarta Smart City tentang “Exploration of Image Blur Detection Methods on Globally Blur Images”.
Jakarta Smart City Forum 2023 dihadiri lebih dari 500 peserta, terdiri atas perwakilan pemerintah, startup, akademisi, hingga masyarakat umum. Penyelenggaraan acara ini didukung oleh Elitery, Delameta, CitiAsia, dan Bali Tower. Melihat antusiasme ini, Kepala UP Jakarta Smart City Yudhistira berharap, Jakarta Smart City Forum 2023 tak hanya menjadi wadah mengulas kembali perjalanan smart city Jakarta, tapi juga awal lahirnya inovasi-inovasi baru untuk membawa kota ini menuju kota cerdas berskala global.
Acara pendahuluan
Sebelum acara puncak Jakarta Smart City Forum 2023 digelar, telah diselenggarakan acara pendahuluan yang terdiri atas sejumlah kegiatan dengan tujuan berbagi ilmu dan wawasan bersama para pakar terkait penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menuju kota cerdas Jakarta. Kegiatan pra-acara ini dilaksanakan pada 10 dan 13 November di Future City Hub.
Pada 10 November diadakan reading group dengan tema “Peran Transit-Oriented Development dalam Mengatasi Masalah Perkotaan”. Pada hari yang sama diselenggarakan pula JSCLab Sharing dengan tema “Masa Depan Bersama Artificial Intelligence”. Sementara, pada 13 November terdapat kegiatan Digital Talent Training, yakni pelatihan tentang smart city dan transformasi digital untuk perwakilan pemerintah kota atau daerah dengan tema “Pengembangan Kota Digital melalui Transformasi Digital”. Dilanjutkan dengan JSC Talks bertema Transformasi “Jakarta Menjadi Kota Global”.
Dengan rangkaian pra-acara ini, warga Jakarta serta ASN Pemprov DKI diharapkan memperoleh bekal dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibutuhkan Jakarta menuju kota global.