Portal internet perlu dibanjiri dengan konten-konten yang bermuatan pendidikan untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat. Konten positif dapat memengaruhi perubahan prilaku masyarakat ke arah lebih baik. Perlu diketahui, manusia pada hakikatnya belajar, terutama belajar untuk mengubah tingkah laku. Untuk melakukan itu, mereka membutuhkan asupan informasi sehingga dapat berpikir dan menentukan sikap.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Membuat Konten yang Positif di Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Rabu (14/7/2021) diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Dr Bevaola Kusumasari MS (Dosen Pengajar Fisipol UGM & IAPA), Razi Sabardi (Pengamat Kebijakan Publik Digital), Zulfan Arif (Translator & Content Writer), dan Ronald Silitonga (Musisi) selaku narasumber.

Komunikasi global

Dalam pemaparannya, Zulfan Arif menyampaikan, “Perkembangan komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya.”

Ruang digital dengan berbagai perbedaan kultural dan pertemuan secara global tersebut sangat mungkin menciptakan standar baru tentang etika termasuk dalam membuat konten di media sosial. Ada dua jenis komunikasi digital ditentukan oleh jumlah audiens atau penerima pesan. One to one adalah komunikasi yang dilakukan oleh satu individu ke individu lainnya, dan juga ada. One to many yang merupakan komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu ke banyak individu, kelompok atau sebaliknya.

“Oleh karena itu, butuh menerapkan prinsip-prinsip etika digital, yaitu kesadaran, integritas, kebajikan, dan tanggung jawab agar tidak menimbulkan kesalahpahaman ataupun konten negatif yang bisa disalahartikan oleh pihak-pihak lain, baik individu ataupun kelompok,” papar Zulfan.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Andini menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara melawan konten negatif yang tidak bermanfaat?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Zulfan Arif. “Harus dipahami dahulu kontennya itu apa, setelah itu baru kita mulai dengan membuat suatu konten positif. Jika terjadi sesautu hal di platform di makan kita ciptakan atau bagikan konten tersebut, bisa kita lakukan report langsung ke platform yang kita gunakan. Harus didukung lagi dengan adanya edukasi memahami literasi digital dengan baik,” ujarnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.