Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia masih belum tergeser. Selain pantai-pantainya yang sudah melegenda, kawasan pegunungan Bali juga tak kalah memesona. Salah satunya, Ubud, yang dikenal sebagai jantung budaya Bali. Dalam waktu dekat, di kota kecil yang dikelilingi hutan hujan dan persawahan terasering ini akan hadir sebuah kompleks vila mewah dan resor hotel berkonsep unik, yaitu Royal Venya Ubud.
Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali periode Januari hingga September 2017 mencapai 4.555.737 orang. Jumlah ini meningkat 25,17 persen dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya yang berjumlah 3.639.690 orang.
Yang patut dicatat, masih dari data yang sama, jika melihat klasifikasi hotel, tingkat hunian hotel bintang 5 mencapai 78,11 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan kelas hotel lain. Sementara itu, dilihat dari lama tinggal wisatawan pada hotel berbintang rata-rata 3 hari lebih. Jumlah ini pun lebih baik dibandingkan lama tinggal pada hotel nonbintang yang rata-rata 2,72 hari. Hal ini menunjukkan, peluang industri pariwisata, termasuk bisnis penginapan mewah di Bali masih terbuka lebar.
Alam dan budaya
Berjarak dari keriuhan pantai di Kuta atau Seminyak, wisatawan dapat merasakan suasana Bali yang berbeda. Bali yang tenang, hening, dan menyejukkan. Itulah yang ditawarkan oleh Ubud. Ubud dapat dicapai dengan berkendara ke arah utara sekitar 1 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Kecamatan di Kabupaten Gianyar ini merupakan kawasan asri di dataran tinggi dengan pemandangan alam berupa sawah, hutan, jurang, dan sungai yang menawan.
Selain pesona alam, wisata budaya menjadi alasan wisatawan berkunjung ke Ubud. Ikonnya adalah Puri Ubud, tempat kediaman raja Ubud pada masanya yang hingga kini masih menjadi pusat destinasi wisata utama Ubud.
Berkembangnya pariwisata di Ubud tak lepas dari peran sejumlah pelukis asing yang menetap di kota ini, antara lain Walter Spiers. Kini, Ubud identik dengan kota seni dan budaya. Banyak masyarakat lokal yang bermata pencaharian sebagai seniman dan di sepanjang jalan utama Ubud dapat dijumpai deretan galeri dan museum seni.
Di seputar Ubud juga terdapat sejumlah obyek wisata populer, antara lain, Monkey Forest, Tegallalang, Bali Bird Park, dan Goa Gajah. Wisatawan yang berkunjung ke Ubud tak akan kehabisan pilihan untuk beraktivitas, mulai dari trekking, arung jeram, berbelanja, menikmati pentas seni-budaya, bersantap di tengah sawah, hingga mengikuti kelas memasak.
Semua itu membuat Ubud masuk dalam destinasi kelas dunia. Situs wisata TripAdvisor tahun lalu bahkan menempatkan Ubud dalam 10 destinasi terbaik, baik di tingkat Asia maupun dunia. Tak heran jika banyak pesohor dunia maupun turis mancanegara memilih Ubud sebagai destinasi berlibur.
Keunggulan Ubud sebagai magnet wisata tak pelak mendorong nilai properti di kawasan ini juga terus meningkat. Apalagi dewasa ini sudah tidak banyak lokasi yang tersedia yang dapat dijadikan vila dan hotel. Oleh karena itu, kehadiran Royal Venya Ubud, proyek terbaru dari pengembang properti kenamaan PT Metropolitan Land Tbk (Metland), merupakan terobosan yang menjanjikan investasi menggiurkan di tengah destinasi kelas dunia.
Lereng bukit
Betapa tidak? Proyek yang dibangun di lahan seluas 1,6 hektar ini terletak di lereng bukit dengan kemiringan hingga 70 derajat. Sekelilingnya berupa hutan dan sawah serta sungai dengan air terjun alami sehingga menghadirkan suasana berupa orkestrasi alam, harmoni dari keheningan dan gemericik air. Tempat yang tepat untuk menenteramkan pikiran dari ingar-bingar kota.
Di tempat ini nantinya akan dibangun kompleks vila dan hotel berciri kontur terasering khas persawahan Ubud. “Bali masih menjadi destinasi primadona wisatawan. Adanya peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara ke Bali setiap tahunnya. Hal ini mendorong Metland untuk membangun Royal Venya Ubud. Vila mewah ini memiliki pemandangan alam yang indah dan dikelilingi pepohonan sehingga memberikan rasa tenteram dan sejuk,” tutur Wakil Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk Anhar Sudradjat.
Terdapat 54 unit vila yang ditawarkan dari 1 hingga 3 kamar, dengan pilihan 1 dan 2 lantai, serta dilengkapi kolam renang pribadi. Dengan luas dari 60 meter persegi hingga 140 meter persegi, semua unit di Royal Venya Ubud ditawarkan fully furnished.
Hadirnya co-working space di Royal Venya Ubud cukup menarik. Menurut Anhar, dewasa ini, muncul golongan sukses generasi baru yang bekerja tak lagi terpaku sekat tempat dan waktu. Mereka terbiasa bekerja, mengurus bisnis, di mana dan kapan saja, termasuk saat sedang liburan. Setelah meeting atau memantau pergerakan bisnis perusahaan, mereka segera kembali bergabung dalam aktivitas liburan keluarga.
Sementara itu, hotel yang terdiri atas 3 level dan memiliki 40 kamar ini menempati area dengan luas total bangunan 6.300 meter persegi. Hotel ini telah dilengkapi berbagai fasilitas premium antara lain temple, spa, lounge, funicular, cascade infinity pool, wedding chapel, co-working space, coffee shop terrace, reflecting pond, dan outdoor bar.
Vila dan hotel seperti ini sangat menarik bagi wisatawan mancanegara serta para pebisnis aktif yang ingin melarikan diri dari kepadatan aktivitas sehari-hari. Di tempat ini, mereka dapat menikmati keheningan yang menenangkan, yang kini menjadi kemewahan karena sulit ditemui. Dengan fasilitas lengkap dan pelayanan berkelas dari pengelola yang sudah pengalaman, para tamu akan merasa betah dan menghabiskan waktu liburan lebih lama.
Jaminan investasi
Memiliki unit vila di kompleks Royal Venya Ubud tak hanya prestisius, tetapi juga menguntungkan. Betapa tidak? Metland menawarkan unit vila dengan kepemilikan strata title ini dengan jaminan investasi return of investment (ROI) sebesar 24 persen selama 3 tahun pertama. Jaminan investasi ini akan diberikan kepada masing-masing pemilik unit sekaligus 3 tahun di muka.
Pemilik tentu saja masih bisa menikmati tinggal di unit miliknya, dengan sistem poin. Poin yang bisa diperoleh hingga 48 poin per tahun. Pengembalian investasi terus berlanjut selama operasional hotel berjalan, setelah selesai masa garansi 3 tahun pertama, diproyeksikan hasil sewa dari per tahunnya akan tetap stabil dan diharapkan naik di tahun-tahun selanjutnya seiring laju inflasi dan pengaruh demand-supply di pasar penginapan mewah di Bali.
Anhar menambahkan, “Berinvestasi di Royal Venya Ubud merupakan pilihan tepat bagi para investor karena kami memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang properti dan dilihat dari pengalaman kami sebelumnya dalam mengelola hotel strata Horison Seminyak Bali sejak tahun 2012. Kami optimistis Royal Venya Ubud akan menjadi ikon baru di wilayah Ubud dan dapat menjadi pilihan tempat menginap bagi wisatawan mancanegara dan domestik.” [IKLAN/*/ACA]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 28 November 2017