Ada pemandangan yang berbeda di ITC Roxy Mas, Jakarta, Sabtu (5/5). Sejak pukul 09.00, ratusan orang tampak mengantre di daerah sekitar void A. Antrean dimulai dari sisi timur gedung hingga mengular ke arah panggung. Ternyata, mereka mengantre untuk mendapatkan ponsel Huawei Nova 2 Lite.
Tak hanya di Jakarta, kepadatan yang sama terjadi juga di kota-kota, seperti Surabaya dan Bandung. Ratusan hingga ribuan orang tampak menyemut di Plaza Marina Surabaya dan Bandung Electronic Center.
Berkat animo yang begitu luar biasa, tercatat sekitar 6.000 unit ponsel pintar Huawei Nova 2 Lite habis terjual. Pemesanan dilakukan baik melalui channel online di Lazada.co.id dan Erafone maupun via channel offline di toko-toko tertentu di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Hal ini cukup membuktikan kepercayaan konsumen Indonesia sedang tumbuh dengan menggembirakan. Hal ini tergambar dari konsumsi pribadi mereka yang naik lebih dari 5 persen yang diikuti dengan outlook ekonomi makro yang positif pada tahun-tahun mendatang.
Perkembangan pesat ponsel pintar di Indonesia salah satunya dibantu berkat semakin meningkatnya kecepatan akses data. Selain itu, berbagai fitur teknologi baru yang biasa ada di ponsel mewah kini bisa juga dinikmati di ponsel menengah ke bawah. Artinya, konsumen tak perlu merogoh dana lebih untuk mendapatkan ponsel dengan fitur premium.
Hal ini bisa dilihat pada Huawei Nova 2 Lite yang dibanderol dengan harga Rp 2.599.000. Ponsel pintar ini dilengkapi dengan fitur-fitur premium, seperti layar full view, kamera ganda, unlock dengan wajah, 3 slot kartu, dan desain yang keren.
Deputy Country Director Huawei Device Indonesia Lo Khing Seng, menuturkan antusiasme ini menunjukkan brand Huawei makin diterima di pasar Indonesia. Huawei melihat Indonesia sebagai pasar yang penting dan strategis dalam perencanaan bisnis jangka panjangnya.
“Huawei berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk pioner berkualitas tinggi tapi tetap terjangkau oleh masyarakat Indonesia. “Huawei adalah perusahaan yang di-drive oleh teknologi dan inovasi. Untuk Indonesia kami sudah mempersiapkan pondasi agar lebih cepat diterima masyarakat dan menghadirkan service level yang lebih baik,” pungkas Lo Khing Seng. [*/INO]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 09 Mei 2018.
