Saat ini, khalayak utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah generasi milenial dan zilenial. Oleh karena itu, BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman lewat pembaruan atau rebranding supaya kian relevan dengan perkembangan masyarakat.
“Rebranding ini sebuah keniscayaan, yang era sekarang sudah berbeda dengan era-era yang dulu, dan kita tahu hampir 35 persen penduduk kita adalah milenial. Oleh karena itu, jika kita tidak melakukan rebranding atau cara baru dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sepertinya sulit rasanya BKKBN diterima oleh generasi baru,” jelas Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo SpOG(K), dalam Soft Launch Rebranding BKKBN sekaligus juga Apresiasi Duta Generasi Berencana (GenRe) dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK GenRe) tingkat nasional 2019 di Hotel Ciputra Jakarta, Kamis, (19/12/2019).
Soft Launch Rebranding BKKBN mengambil tema, “Menuju Cara Baru Untuk Generasi Baru”. Sebelumnya, telah diadakan kompetisi logo, tagline, dan jingle BKKBN dalam rangka pembaruan ini, yang diikuti 5.196 orang. Setelah 23 hari masa penerimaan karya dan 1 minggu proses seleksi dan penjurian, pada 30 November 2019 telah diumumkan para pemenang kompetisi. Terdapat 30 pemenang dari kategori logo, slogan, dan jingle. Dari masing-masing kategori, dipilih 3 juara dan 7 nomine. Kompetisi rebranding ini membawa semangat baru karena melalui kompetisi ini didapat berbagai cara pandang yang lebih segar terhadap BKKBN.
Selain masyarakat yang berasal dari latar belakang profesional maupun umum sebagai peserta, dalam rangkaian ini BKKBN melibatkan tim kurasi serta dewan juri yang memiliki kompetensi kuat di bidangnya, juga yang mewakili lapisan generasi muda. Selain itu, rebranding ini juga melibatkan pakar-pakar dari berbagai bidang untuk memperkuat hasil yang diperoleh dari kompetisi rebranding. Salah satu pakar yang terlibat adalah pakar pemasaran kenamaan, Hermawan Kertajaya. Dalam kegiatan ini, diperdengarkan pula untuk pertama kalinya aransemen baru Mars KB, hasil gubahan Adi MS.
Siapkan generasi unggul
Hasto menegaskan, BKKBN adalah lembaga yang sangat strategis untuk menyiapkan generasi yang unggul agar Indonesia menjadi lebih maju. “Menyiapkan generasi yang unggul harus by design. Di sinilah pentingnya perencanaan, di sinilah pentingnya Generasi Berencana (Genre). Oleh karena itu, BKKBN ke depan dengan logo, tagline, dan jingle baru ini dalam rangka mendaratkan program-program yang positif ini di tengah masyarakat,” terangnya.
Pemenang kompetisi logo juara I Perhat Karim Nurjanto, juara II Dody Aristia Anugrah, dan juara III Ahmad Kholid Ubaidillah. Berikutnya, pemenang kompetisi tagline juara I Muhammad Hafiz Sabiqulhaq, juara II Rd Moch Hady Arrasyid, dan juara III Owlena Renaseilla Yousi. Sedangkan pemenang kompetisi jingle juara I Indra Wuriasmoko, juara II Yohanes Victor Wahyu Sampurno, dan juara III Wiwit Yulian Ismail.
Pada kesempatan ini, BKKBN juga menggelar kegiatan Apresiasi Duta Generasi Berencana dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK GenRe) tingkat nasional 2019. ADU JAK GenRe 2019 ini merupakan gelaran yang ke-10 yang diikuti oleh lebih dari 700 perwakilan remaja dari seluruh Indonesia. Kegiatan kali ini mengambil tema “Bergerak, Berdaya, Berkolaborasi dalam Karya: Jejak Langkah Satu Dasawarsa Genre Indonesia” dan diselenggarakan pada 16–20 Desember 2019.
Sementara itu, pemenang Duta GenRe 2019 juara I putra I Putu Arya Aditia Utama (Bali) dan juara I putri Teliana Juwita (Jawa Barat). Juara II putra Adrian Fahri (Sumatera Utara) dan juara II putri Sarah Noverta Rahel Purba (Sumatera Utara). Adapun juara III putra Muh Fadly Ridwan (Sulawesi Selatan) dan juara III putri Dwi Wulan Sari (Lampung).
Dalam sambutannya, Hasto mengatakan peran remaja sangat strategis untuk masa depan negara dan keberlangsungan pembangunan bangsa. BKKBN memandang remaja dalam dua perspektif. Pertama, remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju Indonesia yang maju dan berkualitas. Kedua, remaja calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga dan calon orangtua bagi anak-anaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga.
Oleh karena itu, Hasto berharap para Duta Genre ini dapat menyosialisasikan program-program BKKBN kepada remaja lain, terutama mengenai pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Rendahnya pemahaman remaja mengenai pengetahuan seksual dan reproduksi serta akses terhadap layanan kesehatan yang dapat melindungi dirinya menjadikan remaja rentan mengalami perilaku berisiko yang dapat menyebabkan kehamilan di usia dini, kehamilan di luar nikah, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi penyakit menular seksual, hingga aborsi. [*/NOV]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 21 Desember 2019.