Guna mendukung kesiapan operasi dalam menghadapi keadaan darurat, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 dan Non B3 serta Pemerintah Kabupaten Cilacap menggelar di Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (16/05).
Dihadiri langsung oleh Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi & Tanggap Darurat Limbah B3 & Non B3, Haruki Agustina mengungkapkan, kegiatan gladi kedaruratan memang sudah seharusnya dilakukan secara rutin dengan melibatkan stakeholder terkait agar menjadi lebih siap dalam menghadapi kejadian keadaan darurat yang sebenarnya.
“Pada acara gladi kedaruratan di Kabupaten Cilacap ini diharapkan dapat menjadi latihan untuk kita semua dalam kesiapan menghadapi keadaan darurat, terutama kegiatan ini juga berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Cilacap, Pertamina Patra Niaga JBT, Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Kepolisisan Resor (Polres) dan Komando Distrik Militer (Dandim) Kabupaten Cilacap, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cilacap, Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Cilacap, serta seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan ini,” ujar Haruki Agustina.
Berdasarkan sistem tanggap darurat yang dimiliki oleh PT Pertamina Patra Niaga, gladi kedaruratan yang dilaksanakan di Cilacap ini berada di level 1. Tahap keadaan darurat ada 3 level. Level 0 pimpinan tertinggi di lokasi operasi sebagai Deputi Emergency Response Commander (ERC) atau tingkat kedaruratan sampai di level lokasi. Untuk level 1, pimpinan tertinggi di region atau Executive General Manager (EGM) mengaktifkan Emergency Command Center (ECC) yang ada di kantor region. Level 2 merupakan level di mana Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga selaku Business Support Team Leader setelah menerima laporan adanya keadaan darurat dari EGM. Sedangkan untuk level 3 merupakan level di mana Business Support Team Leader sudah melaporkan insiden yang terjadi kepada Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Holding atas status keadaan darurat yang ter-eskalasi dari major emergency menjadi krisis.
Sedangkan dari perspektif pemerintah daerah Kabupaten Cilacap, kegiatan gladi kedaruratan yang telah dilaksanakan berupa simulasi kejadian kedaruratan dan kegiatan penanggulangan dan pasca penanggulangannya pada level Kabupaten/Kota, berdasarkan dokumen program kedaruratan pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup, BPBD Kabupaten Cilacap, dan semua unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Kabupaten Cilacap.
Kegiatan gladi ini merupakan upaya kolaboratif sektor swasta dan pemerintah, dengan memberikan beberapa kejadian ekskalasi kedaruratan, dari mulai kebocoran pipa transmisi BBM, kebakaran tempat peyimpanan sementara BBM yang direcovery dari kegiatan penanggulangan, dan peningkatan jumlah korban. Dengan demikian kegiatan gladi kedaruratan yang telah dilaksanakan ini menjadi sarana yang baik pula untuk menguji coba tata laksana, alur komunikasi, dan mekanisme pengaktifan tim kedaruratan pengelolaan B3 dan Limbah B3 skala wilayah Kabupaten Cilacap, yang telah disusun dalam dokumen program kedaruratan pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kabupaten Cilacap. Hal ini menjadi sangat penting mengingat dalam gladi yang telah dilaksanakan, terdapat skema transisi pengaktifan tim kedaruratan dari PT Pertamina Patra Niaga ke tim kedaruratan pemerintah daerah Kabupaten Cilacap.
Skenario yang disimulasikan pada gladi kedaruratan kali ini adalah Penangulangan Tumpahan BBM jenis Solar dan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) saat Proses Pengiriman BBM melalui Jalur Pipa Cilacap – Bandung (CB) di Fuel Terminal (FT) Lomanis. Dalam simulasi kejadian tersebut, terjadi insiden kebocoran pipa di CB II yang menyebabkan tumpahan BBM jenis Solar. Tidak hanya kebocoran yang terjadi, namun juga terjadi insiden kebakaran.
Simulasi keadaan darurat ditutup dengan tim FT Lomanis berhasil menemukan titik kebocoran pipa serta TNI dan kepolisian berhasil mengamankan limbah dan minyak. Korban kebakaran pun berhasil dievakuasi sebanyak 3 orang dan diberikan penanganan di rumah sakit terdekat. Selain itu, dalam simulasi ini PT Pertamina Patra Niaga JBT juga melakukan konferensi pers terkait insiden tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Cilacap, Sri Murniati mengatakan kegiatan ini ditujukan agar dapat mempersiapkan tim penanggulangan bencana manakala terjadi kedaruratan khususnya untuk kegiatan perminyakan.
“Harapannya setelah simulasi gladi kedaruratan dilakukan, khususnya PT Pertamina Patra Niaga, dapat melakukan evakuasi secara dini manakala terjadi tindak kedaruratan dengan segera melakukan pemblokiran agar dampak lingkungan tidak menyebar luas. Tentunya dibantu dari Tim Reaksi Cepat, kemudian dari Kabupaten Cilacap yang dibagi sesuai tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi) masing-masing,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Aji Anom Purwasakti mengatakan, menjadi suatu kehormatan bagi PT Pertamina Patra Niaga JBT untuk bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang terkait dalam gladi kedaruratan ini di Kabupaten Cilacap. Dalam melakukan penyaluran BBM melalui FT Lomanis ke Jawa Tengah, DIY, hingga Jawa Barat dan DKI Jakarta, membutuhkan kesiapsiagaan dalam mengahadapi kondisi kedaruratan.
“Setiap bulannya kami melakukan latihan penanganan kedaruratan seperti penanggulangan kebakaran, dan juga setiap tahunnya kami melaksanakan Organisasi Keadaan Darurat (OKD). Pertamina Patra Niaga JBT paham untuk menghadapi keadaan darurat membutuhkan bantuan dari stakeholder terkait baik dan kami berterima kasih karena sudah dilibatkan dalam gladi kedaruratan ini. Pertamina Patra Niaga JBT juga berkomitmen untuk selalu mendukung kondisi kesiapsiagaan dalam menangani keadaan kedaruratan demi kelancaran pemenuhan kebutuhan masyarakat,” tutup Aji Anom.