Photographic Society of America Worldwide (PSA), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Oklahoma City, Amerika Serikat, baru saja sukses menyelenggarakan PSA Photo Gathering (PSA-PG) 2024 di Indonesia. Acara ini merupakan bagian dari inisiatif PSA untuk memperluas jangkauan kegiatan fotografi internasional, setelah edisi perdana yang berhasil diadakan di Jaisalmer, India, pada tahun 2023.
Sebagai salah satu organisasi fotografi terbesar di dunia, PSA berdiri sejak tahun 1934 dan telah menjadi rumah bagi para fotografer dari berbagai tingkatan, mulai dari pemula hingga profesional. Nama besar seperti Ansel Adams juga tercatat sebagai salah satu anggotanya.
Setiap tahunnya, PSA mengadakan Konferensi Fotografi Dunia di Amerika Serikat, dengan Tucson sebagai tuan rumah untuk edisi ke-85 tahun ini. Namun, untuk memperkaya pengalaman para anggotanya, PSA memutuskan untuk mengadakan acara fotografi internasional di luar Amerika, dan Indonesia dipilih sebagai destinasi berikutnya.
PSA-PG 2024 di Indonesia diorganisir bersama dengan Yayasan Art Photography of Indonesia (API) dan Yayasan Himpunan Seni Foto Amatir Yogyakarta (HISFA). Kedua organisasi ini, yang berbasis di Jakarta dan Yogyakarta, memainkan peran penting dalam menyukseskan acara tersebut.
Dukungan penuh dari Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI) juga turut memastikan acara ini berjalan lancar. Selama delapan hari, dari 22 hingga 29 Juli 2024, acara ini membawa 222 fotografer dari 22 negara ke berbagai lokasi di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Magelang, Solo, dan Probolinggo, dengan kunjungan khusus ke kawasan Gunung Bromo.
Acara dimulai dengan pameran fotografi internasional di Galeri R.J. Katamsi, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pameran ini berlangsung dari 21 Juli hingga 12 Agustus 2024, dengan tema “My Homeland”.
Pada tanggal 23 Juli, pameran dibuka oleh Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, bersama Presiden PSA, JR Schnelzer. Sebanyak 262 foto dari 203 anggota PSA dan 46 dosen serta mahasiswa ISI Yogyakarta ditampilkan, menggambarkan keindahan dan keragaman tanah air mereka masing-masing.
Mempromosikan keindahan Indonesia
Pemilihan Yogyakarta, Magelang, Solo, dan Probolinggo sebagai lokasi utama PSA-PG 2024 bukanlah kebetulan. Keempat daerah ini dipilih karena kekayaan seni dan budaya yang mereka miliki, yang dapat dipromosikan secara luas kepada dunia.
Di Yogyakarta, misalnya, peserta dapat menikmati pertunjukan Sendratari Prambanan dan mengunjungi Candi Borobudur. Di Solo, mereka menyaksikan pembuatan kerajinan tradisional seperti gong dan wayang. Sementara itu, kawasan Gunung Bromo dan Probolinggo menawarkan pemandangan alam yang memukau dan budaya lokal yang kaya.
Tidak hanya itu, keramahan penduduk lokal juga menjadi salah satu alasan utama pemilihan lokasi ini. Para fotografer internasional disambut dengan hangat, memperkuat kesan positif tentang Indonesia. Dengan segala keunikan dan keindahan yang dimiliki, karya fotografi yang dihasilkan diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan asing untuk mengunjungi tempat-tempat ini.
Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta berbagai instansi terkait juga menjadi faktor penting dalam suksesnya acara ini. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, turut hadir dalam acara penutup “Appreciation Night” di Amplitheater Jiwa Jawa Resort, Bromo, menandai dukungan penuh pemerintah terhadap inisiatif ini.
Setelah PSA-PG 2024 berakhir, acara berlanjut di Denpasar, Bali, di mana 100 peserta melanjutkan perjalanan mereka. Di sana, mereka mengadakan pameran fotografi internasional bertajuk “Human Expression around the World” dari 31 Juli hingga 3 Agustus 2024 di Galeri Nata Citta Art Space, ISI Denpasar. Pameran ini menampilkan 86 foto dari 16 negara, yang mencerminkan ekspresi manusia dari berbagai budaya.
PSA-PG 2024 di Indonesia tidak hanya menjadi platform bagi para fotografer untuk berbagi karya mereka tetapi juga menjadi ajang untuk mempromosikan keindahan dan keragaman Indonesia ke panggung dunia. Melalui kolaborasi yang solid, acara ini berjalan sukses dan memberikan manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat, memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi wisata yang kaya akan budaya dan alam yang memukau.