Pendidikan di era digital harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam seluruh mata pelajaran. Dengan berkembanganya pendidikan era digital, memungkinkan siswa mendapat pengetahuan yang berlimpah ruah serta cepat dan mudah.
Dalam dunia digital dan modern seperti sekarang, internet sudah menjadi hal yang sangat wajar dan salah satu kebutuhan pokok kehidupan sehari–hari. Digital safety sangat dibutuhkan sebagai kemampuan individu dalam mengenali dan meningkatkan keamanan digital untuk kegiatan positif dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, serta lebih bijak dalam menggunakan fasilitas tersebut agar tidak terjerumus ke arah negatif.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi, Kiat Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Kamis, 7 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Oetari Noor Permadi (Praktisi Budaya Mekar Abadi), Adetya Ilham (Kaizen Room), Ade Wahyu (Jurnalis dan Content Creator) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Yossy Suparyo menyampaikan bahwa belajar di era pandemi ini membuat siswa yang tinggal di zona merah, oranye, dan kuning harus melakukan pembelajaran jarak jauh. Model belajar yang menggunakan teknologi informasi mengharuskan anak, orangtua, dan guru menguasai skill baru secara cepat.
Beberapa tips belajar online seperti membuat daftar tugas yang akan harus dikerjakan, menemukan tempat yang nyaman dan tenang untuk belajar, menyiapkan semua hal dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas, dan tetap semangat dan konsentrasi dalam mengerjakan tugas atau menerima metode pembelajaran.
“Metode project-based on e-learning dapat diterapkan untuk kuatkan interaksi antarsiswa dengan melakukan proyek. Secara kelompok, mereka dapat belajar dari pengalaman nyata dalam menjalankan proyek. Guru juga dapat menerapkan gamification yang merupakan belajar dari prinsip dan elemen permainan pada berbagai aktivitas. Cara ini dapat membantu para siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran dengan cara menyenangkan karena mereka mempelajarinya sambil bermain dan bersenang-senang,” jelasnya.
Ade Wahyu selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa pada zaman dulu belum era digital saat liputan masih menggunakan kaset dan teknologi masih belum ada yang seperti sekarang. Kini bisa dalam waktu mepet dituntut tayang berita di hari yang sama, karena sekarang dengan modal kuota bisa transfer materi.
Sebagai content creator mau liputan juga harus selalu memastikan informasi yang baik dan fakta yang benar ketika liputan. Tanpa teknologi semaju ini kita tidak bisa apa–apa, sekarang kita sangat dimudahkan. Walau begitu, ada dampak negatifnya. Kalau tidak berhati-hati, siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan kemanjuan teknologi ini sebagai sesuatu yang bermanfaat dan memberikan hal positif.
Salah satu peserta bernama Yul Nurul Siti Musthofa menyampaikan, mengenai potensi belajar online dan risikonya, tidak dapat kita mungkiri masih banyak terdapat permasalahan dalam pembelajaran online seperti kecakapan digital guru dan murid, sinyal internet, serta akses sarana dan prasarana pembelajaran online. Dari ketiga poin tersebut yang mencolok adalah kecakapan digital guru dan siswanya.
“Bagaimana cara meningkatkan kecakapan digital tenaga pengajar dan siswa agar dapat lebih memahami sistem pembelajaran saat ini? Apakah ada sebuah pelatihan atau sistem pembelajaran agar guru dan siswa dapat mendapatkan kecakapan digital di saat ini?” tanyanya.
Pertanyaan tersebut dijawab Yossy Suparyo. “Banyak lembaga yang memberikan pelatihan gratis, dan banyak perpustakaan yang membuka akses ke publik sehingga ada buku untuk meningkatkan aktivitas. Skill dasar yang harus diakses atau di-upgrade dari guru da murid adalah skill multimedia agar dapat mendominasi skill interaksi lainnya, khususnya dalam rangka memperlancar proses pembelajaran online.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.