Kini kebiasaan belajar berubah. Sekarang proses belajar jadi sangat tergantung internet, tidak ada interaksi langsung dengan teman, dan peserta didik cenderung cepat malas dan bosan. Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital.

Hal itu termasuk kemampuan mengelola diri sendiri secara etis dan profesional melalui media online. Ruang lingkup perilaku etis di media digital antara lain adalah harus memiliki kesadaran penuh dalam berperilaku di dunia digital, termasuk saat melakukan pembelajaran daring.

Dengan kata lain, dalam bermedia digital, seseorang harus memiliki tujuan. Seorang pelajar berarti harus penuh kesadaran memanfaatkan internet untuk belajar dalam rangka meningkatkan kapasitas dirinya.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi, Kiat Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Kamis, 7 Oktober 2021, pukul diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman (Dosen Pengajar Universitas Diponegoro), Erwan Widyarto (Mekar Pribadi, Penulis, dan Jurnalis), Daniel J Mandagie (Kaizen Room), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa (Digital Designer dan Photographer), dan Sheila Siregar (Public Relations) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Erwan Widyarto menyampaikan bahwa sebagai seorang pembelajar, harus memiliki tanggung jawab memanfaatkan internet untuk kepentingan pembelajaran. Tidak menyalahgunakan internet saat belajar online. Integritas adalah bertindak secara konsisten; antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya selalu sesuai dan tidak menyimpang dari nilai-nilai yang dianut.

“Integritas seorang pembelajar adalah konsisten belajar, misalnya dengan tidak mencontek dan selalu memperlihatkan aspek kebajikan. Dengan kata lain, aktivitas bermedia digital harus memiliki manfaat, menjunjung nilai kemanusiaan, dan mengandung unsur kebaikan. Dalam konteks belajar online, artinya konten yang memiliki manfaat, konten-konten yang positif, dan penuh kebaikan,” jelasnya.

Sheila Siregar selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa belajar online ada dampak positifnya seperti memudahkan belajar di mana saja dan kapan aja, dan kita juga bisa bertemu bersama live hanya dengan platform Zoom. Dengan adanya belajar online ini juga dapat memperlancar komunikasi antarsesama.

Namun, ada juga dampak negatifnya. Adapun korelasi literasi digital, seperti memanfaatkan skill yang kita punya seperti membuat konten-konten positif di ruang digital. Ada banyak skill yang berpengaruh dalam belajar online saat ini, seperti editing dan lain-lain.

Tips dan trik darinya agar tetap berprestasi dalam pembelajaran online adalah dengan memahami skill-skill yang kita punya, banyak memanfaatkan platform digital untuk membuat suatu konten-konten yang positif, dan terus tingkatkan 4 pilar berliterasi digital.

Salah satu peserta bernama Sania Virena menyampaikan, “Adakah tips serta saran untuk orangtua dan guru untuk anak serta murid agar pada saat masa pembelajaran siswa dapat memberikan etika entah secara daring ataupun tatap muka agar lebih menghargai apa yang sedang mereka lakukan? Karena saat ini kebanyakan meremehkan atau bisa dibilang tidak bertanggung jawab?”

Erwan Widyarto menjawab, masyarakat harus tetap ingat bahwa media sosial itu bukan ruang maya. Media sosial juga sama dengan media nyata. Era sekarang sudah banyak sekali undang-undang yang terkait dengan cara kita bermedia sosial. Kita harus memakai norma etika dalam menggunakan ruang digital dan di dunia nyata.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.