Tranformasi digital di era Industri 4.0 dan masyarakat 5.0 menandakan, mayoritas masyarakat sudah lebih menguasai penggunaan audio-visual, sehingga menjadikan kita pembuat, penyebar, dan pengguna informasi dan konten melalui media digital. Kita harus mengetahui apa yang harus dilakukan di dalam dunia digital itu sendiri.
Perlu juga mengenal mengenai berbagai bentuknya, seperti hardware, software, netware (fasilitas internet publik) dan brainware. Dalam menggunakan sebuah platform atau aplikasi untuk memudahkan kehidupan kita, perlu disadari bahwa kita memang memberikan izin untuk aplikasi dalam penggunaannya. Namun, tahukah kita seberapa jauh platform akan menggunakan data pengguna?
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Generasi Makin Cakap Digital!”. Webinar yang digelar pada Kamis (8/7/2021) diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Aidil Wicaksono (Kaizen Room), Hayuning Sumbadra (Kaizen Room), Luqman Hakim (content writer), Sri Astuty SSos MSi (staf pengajar Universitas Lambung Mangkurat dan Japelidi), dan Michelle Wanda (aktris, TV host, dan Abnon Jakarta Barat 2015) selaku narasumber.
Cakap digital
Dalam pemaparannya, Aidil Wicaksono menyampaikan, “Tidak hanya generasi muda yang harus cakap digital, namun seluruh generasi pengguna media digital harus ikut terliterasi.”
Menurut Aidil, kini kemajuan teknologi dengan transformasi digital smartphone membuat kita dapat melakukan seluruh hal yang kita inginkan dalam kehidupan sehari-hari. Handphone dapat menjadi alat yang bisa kita manfaatkan juga untuk membuat konten. Itu sebabnya, kita perlu menggunakan digital skills, untuk dapat membuat konten yang positif, baik, dan bermanfaat.
“Di dunia digital, harus dipahami mengenai budaya komunikasi digital, seperti cakap paham dalam mampu mengakses dan memilah informasi, cakap produksi, cakap distribusi, cakap partisipasi dalam interaksi media sosial, serta cakap kolaborasi. Terkait itu, perlu ada sinkronisasi antar generasi, di mana generasi tua tidak boleh menutup diri dan dapat menerima perkembangan, serta generasi muda mau membantu mendidik generasi sebelumnya untuk manfaatkan teknologi sebaik-baiknya demi memperbaiki kehidupan sehari-hari,” papar Aidil.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Agus menyampaikan pertanyaan, “Apa yang harus kita lakukan jika ingin membuat konten yang positif tetapi juga likeable?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Aidil Wicaksono. “Memang banyak content creator yang menginginkan konten mereka menjadi viral, namun prinsip utama yang harus dipegang adalah apa yang content creator minati atau sukai dan apakah mungkin ada yang merasa terbantu jika dibuat konten-konten tersebut. Gali dan cari tahu minatnya dan keahliannya apa. Kita tidak perlu coba membuat konten untuk orang lain, tetapi dari minat diri kita sendiri. Jika konsisten, bisa dinikmati hasilnya karena semuanya tidak ada yang instan. Semua adalah proses, dan masing-masing kita memiliki waktu yang berbeda.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.