Tantangan yang muncul pada tahun 2021 adalah lahirnya generasi Alpha. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah generasi Alpha akan membengkak menjadi 2 miliar jiwa.

Tantangan yang kedua adalah pembelajaran jarak jauh, dengan masalah umum para pendidik atau guru adalah mereka yang tergolong sebagai imigran digital. Peserta didik justru seringkali lebih terampil menggunakan media daripada orang tuanya dan gurunya.

Oleh karena itu, penting sekali untuk para guru menggunakan tools yang sudah dikuasai oleh para muridnya, dan harus selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Saatnya Peserta Didik dan Guru Terampil Belajar Daring (Online)”. Webinar yang digelar pada Senin (16/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Alviko Ibnugroho, S.E., M.M. (Financologist, Motivator Keuangan & Kejiwaan Keluarga & IAPA), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM & Praktisi Keuangan IAPA), Sandy Nayoan (Lawyer IT & Dosen Universitas Gunadarma), Ismita Saputri (Kaizen Room), dan Stephanie Cecillia (Influencer) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Eva Yayu Rahayu memaparkan, “Sebanyak 83 persen orang mengatakan guru tidak bisa digantikan dengan teknologi. Sejak zaman dulu sudah ada pembelajaran jarak jauh. Seharusnya kita berpikir kalau sekolah online bukan karena pandemi saja, tetapi pandemi memang mempercepat hal ini untuk terjadi.”

Sinergi

Menurut Eva, masalah utama sekolah online terletak pada peran orang tua dan guru serta anak-anak yang belum bersinergi. Orang tua menganggap ini peran guru, begitu juga sebaliknya. Selama kegiatan pembelajaran jarak jauh, orang tua menjadi garda terdepan untuk mengawal anak-anak agar tetap mendapatan pendidikan dan pembelajaran.

“Ada sebuah anjuran untuk para guru dengan mengumpulkan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orang tua untuk belajar online, menyediakan waktu berbincang bebas dengan orang tua dan murid, memperkirakan durasi pengerjaan tugas yang akan diberikan, serta membangun kesepakatan dengan orang tua terkait cara pengerjaan tugas murid,” bebernya.

Stephanie Cecillia selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, di masa pandemi ini seakan semuanya terbatas, tetapi kembali lagi dengan adanya perkembangan teknologi, kita bisa mendapatkan informasi secara mudah. Namun, ia juga ingatkan bahwa karena ini ruang digital adalah ruang terbuka, banyak sekali informasi yang menjadi kabar burung.

Menurutnya, anak-anak sekarang sudah dewasa sejak dini karena terekspos pada begitu banyak informasi di ruang digital. Ia merasa sebagai pengguna media digital, kita harus bisa memilih apa yang baik dan tidak baik untuk diri kita. Saat pandemi ini, hal yang ia rasakan adalah seringkali lebih mudah terdistraksi, namun juga jadi lebih belajar mengenai manajemen waktu yang menurutnya sangat penting diterapkan.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Salma Muthiah menyampaikan pertanyaan “Bagaimana pendapatnya tentang stres di masa pandemi dan learning loss karena belajar daring? Semenjak pandemi, semakin banyak pelajar yang stress karena jenuh dan kurang mengerti dengan pelajaran.”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Eva Yayu Rahayu. “Masa pandemi ini mewajibkan kita untuk beradaptasi dengan situasi apapun. Jangan jadikan masa pandemi ini hambatan untuk berkreasi; ubah mindset bahwa ini perubahan yang harus kita ikuti. Jangan jadikan ini sebagai keterbatasan untuk jadi lebih pintar, inovatif dan kreatif. Jadi hindarilah stres, dan ingat bahwa seluruh dunia mengalami hal seperti ini. Ubah mindset perubahan ini akan mengarah ke arah yang lebih positif.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.