Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Rabu, 6 Oktober 2021 di Kota Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Panji Gentura (Project Manager PT WestmooreTech Indonesia), Anang Masduki MA PhD (cand) (Dosen Ilmu Komunikasi UAD), Teguh Setiawan (Wartawan Senior), dan Jota Eko Hapsoro (Founder dan CEO Jogjania.com).
Panji Gentura membuka webinar dengan mengatakan, data kita penting sekali untuk dijaga, sebab bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Semua aktivitas digital kita sebenarnya menjadi bumbu dapur raksasa teknologi entah itu Google, Facebook, Amazon, dan sebagainya. Semua aktivitas kita sudah di-monitoring. Maka harus waspada, hal ini karena adanya potensi kerugian pencurian data, yang sangat berbahaya bagi pengguna dan akan disalahgunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Seperti digunakan untuk pinjaman online dan sebagainya,” tuturnya.
Anang Masduki menambahkan, kemajuan teknologi memang memudahkan kita untuk menyebarkan dan mendapatkan informasi dengan cepat. Namun, pengguna perlu lebih teliti untuk menerima informasi tersebut. “Setidaknya kita perlu berhati-hati terhadap tiga jenis informasi yang tidak akurat, yakni misinformation, disinformasi, dan malinformasi,” jelasnya.
Teguh Setiawan turut menjelaskan, budaya digital adalah sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia.
Adapun bentuk budaya digital yakni komodifikasi, konsumerisme, perubahan gaya hidup, eksistensi di media sosial, tindakan instan. “Gegar budaya digital merupakan transformasi teknologi informasi yang membentuk kebiasaan baru dalam diri individu. Tapi tidak dibarengi literasi digital,” tuturnya.
Gegar budaya generasi milenial yaitu seperti gagal memahami fungsi komunikasi, sasaran budaya konsumerisme digital, mengkonsumsi dan memproduksi kembali teks, pengguna dan penonton yang kosong dalam rimba informasi.
Sebagai pembicara terakhir, Jota Eko Hapsoro mengatakan, bentuk penipuan di ranah daring yakni penipuan jual-beli online, baik penjual atau pembeli berpotensi menjadi korban maupun pelaku. Pengumpulan data atau informasi ilegal dengan tujuan yang dapat merugikan pemilik data.
“Tips aman transaksi digital yakni cek dengan teliti kredibilitas akun baik akun penjual atau pembeli, gunakan rekening bersama atau marketplace untuk mengurangi risiko tindak kejahatan, bacalah dengan baik tata cara pembelian, pemesanan ataupun pengembalian, baca dengan teliti detail produk dan promosi penjualan,” jelasnya.
Dalam sesi KOL, Ronald Silitonga mengatakan, untuk hati-hati dalam menggugah data pribadi. “Hati-hati dalam sharing data pribadi, jangan sembarangan share data orang lain, kalau instal aplikasi harus kritis dan logis, saring sebelum sharing, berpikir ulang sebelum mem-posting sesuatu. Gunakan internet dan media sosial secara bijak.”
Salah satu peserta bernama Sidqia Lubis menanyakan, bagaimana mengajarkan kecakapan digital kepada warga net yang masih awam dengan dunia digital?
“Jadi, memang pemerintah sudah merencanakan kegiatan literasi digital, karena memang minat literasi digital masyarakat sangat rendah, platformnya seperti sekarang ini kita bisa mendapatkan ilmu dari berbagai sumber, jadi memang dengan mengikuti kegiatan literasi digital banyak sekali ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan materi dari narasumber. Ajak teman-teman dan pastikan mereka mengikuti kegiatan literasi seperti ini,” jawab Panji.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]