Menghadapi pergerakan masyarakat yang diperkirakan terjadi pada masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan diantisipasi oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, terutama Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Pertama, faktor pendorong pergerakan masyarakat meliputi liburan panjang, kondisi infrastruktur konektivitas transportasi yang lebih baik, serta tingginya minat berwisata. Liburan panjang ini mencakup libur sekolah, libur Natal, dan libur Tahun Baru 2023/2024.

Kedua, kondisi infrastruktur yang mendukung, seperti ketersediaan LRT, MRT, kereta cepat, pengembangan jalan tol, jalan arteri, jalur pansela, pelayanan pada simpul transportasi, dan peningkatan pelayanan sarana angkutan umum, juga menjadi pendorong pergerakan masyarakat.

Ketiga, promosi wisata yang intensif dan peningkatan destinasi wisata yang inovatif, menarik, dan terjangkau turut memberikan kontribusi terhadap tingginya minat masyarakat untuk pergi berwisata.

Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub melaksanakan jajak pendapat secara daring dengan menyebarkan survei secara luas untuk menghasilkan gambaran potensi pergerakan nasional pada Nataru 2023/2024, yakni sebesar 39,83 persen, atau sekitar 107,63 juta orang.

Dari jumlah tersebut yang melakukan perjalanan pada saat liburan Natal saja sebanyak 4,63 persen dan Tahun Baru saja 19,15 persen. Sementara itu, yang melakukan perjalanan untuk keduanya, Natal dan Tahun Baru, yakni sebesar 16,06 persen.

Potensi pergerakan ini melibatkan seluruh provinsi di Indonesia selama 24 hari, termasuk masyarakat yang merencanakan perjalanan sebelum 16 Desember 2023 dan setelah 7 Januari 2024. Wilayah Jabodetabek khususnya, diproyeksikan mengalami peningkatan pergerakan sebesar 97,47 persen.

Alasan utama besarnya potensi perjalanan ini mencakup liburan ke lokasi wisata (45,29 persen), pulang kampung (30,15 persen), dan merayakan Natal atau Tahun Baru di kampung halaman (18,98 persen).

Moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat sebagian besar melibatkan mobil (35,57 persen). Sementara itu, yang akan mengendarai motor sebanyak 17,92 persen. Adapun yang menjawab akan naik kereta api sebanyak 13,16 persen, pesawat 11,91 persen, dan bus 10,94 persen.

Kemenhub juga memprediksi tiga wilayah dengan jumlah pergerakan tertinggi adalah Jawa Timur (16,30 persen), Jabodetabek (13,76 persen), dan Jawa Tengah (13,21 persen).

Berdasarkan hasil survei itu, Kemenhub mengeluarkan rekomendasi mencakup promosi bundling transportasi perkotaan dan wisata setempat, perhatian pada kebijakan keselamatan di tempat wisata, penambahan personil keamanan, peningkatan fasilitas keselamatan pada jalan arteri, dan perbaikan prasarana infrastruktur jalan di berbagai daerah.

Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, dan Badan SAR juga perlu mengambil langkah antisipasi pada titik-titik krusial dengan mengatur manajemen rekayasa lalu lintas, memberikan notifikasi kapasitas/ruang di rest area, menambah lampu penerangan jalan tol, dan memberlakukan pembatasan jenis angkutan barang pada tanggal puncak pergerakan.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pergerakan masyarakat pada Nataru 2023/2024 dapat berlangsung dengan lancar, aman, dan terkoordinasi.