Pendidikan di era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan berkembangnya pendidikan era digital dan terbukanya akses terhadap internet dan media digital, maka sangat memungkinkan bagi para pelajar untuk mendapatkan pengetahuan yang melimpah ruah serta cepat dan mudah.
Dengan adanya pendidikan dan pembelajaran online, hal tersebut menumbuhkan kesadaran pada pelajar bahwa media digital dan internet bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif dan mencerdaskan, tidak hanya untuk bermain media sosial dan game. Oleh karena itu, baik pelajar maupun pengajar perlu memiliki digital skills, yaitu kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital, mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone, khususnya demi melancarkan proses belajar-mengajar.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi: Tips and Trick Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Jumat (27/8/2021) pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Erista Septianingsih (Kaizen Room), Achmad Uzair (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Erwan Widyarto (Mekar Pribadi, Penulis & Jurnalis), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Cinthia Karani (Miss Earth Indonesia 2019) selaku narasumber.
Pengaruhi cara interaksi
Dalam pemaparannya, Erwan Widyarto menyampaikan, “Digital culture adalah kemampuan seseorang menerapkan nilai dan norma budaya Indonesia (Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika) dalam dunia digital. Ada pula yang mengartikan budaya digital sebagai sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia di tengah masyarakat.”
Menurut Erwan, cara kita berinteraksi berperilaku berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia pun sekarang berkembang, beradaptasi menyesuaikan teknologi situasi. Walau belajar dari rumah, pastikan tetap mengatur jadwal dengan baik, misalnya dengan waktu bangun, menyegarkan diri, sarapan dan berpakaian rapi. Rutinitas yang diatur dalam jadwal dapat memberikan sinyal pada otak saatnya menyelesaikan pekerjaan.
“Dengan begitu, belajar online dari rumah dapat dilaksanakan dengan efektif. Adanya area belajar juga penting dalam melaksanakan PJJ. Anda harus membuat batasan antara area belajar dan area santai agar tetap fokus belajar dan mengurangi tekanan saat di luar ruang belajar. Harus diingat pula dengan adanya belajar online ini juga harus membuat kita tidak lupa bersosialisasi karena di kehidupan nyata sosialisasi sangatlah penting,” ujarnya.
Cinthia Karani selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, sebagai tips dan trik untuk belajar online, cobalah untuk mencari hal yang bisa me-refresh pikiran, dengan tetap memiliki tujuan untuk bisa menempuh cara pendidikan baru ini dengan nyaman. Kita juga bisa mencoba ganti suasana dengan pindah ke ruangan lain di rumah untuk mengurangi kebosanan, karena kebosanan tersebut dapat mengganggu konsentrasi.
Ia mengingatkan untuk selalu semangat walau belajar online, karena pada dasarnya informasi yang disampaikan tetap sama, hanya cara ajarnya saja yang berbeda, dan kini kita dapat mengatur diri sendiri untuk mencari cara yang paling nyaman di rumah. Ia juga menekankan pentingnya mempelajari literasi digital agar dapat belajar dengan teknologi yang tidak dapat dipungkiri semakin berkembang. Jangan sampai gaptek dan ketinggalan teknologi, dan yang terpenting adalah memahami bahwa selain sisi positif, ada juga sisi negatifnya juga, sehingga dalam penggunaannya harus berhati-hati, selalu aware, dan cakap digital.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ajeng Nurul menyampaikan pertanyaan, “Jika pandemi berakhir dan Indonesia kembali ke new normal, apakah literasi digital akan tetap berkembang dan apakah peran digital akan tetap menjadi penting?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Erista Septianingsih. “Coba kita andaikan begini; dulu tidak punya telepon rumah dan belum ada handphone. Saat itu kita ketemu dengan telepon umum dan kita menggunakannya jika mau komunikasi. Sedangkan kini semua itu dimudahkan dengan bisa video call. Dari contoh ini dikatakan kita sudah belajar mengenai perkembangan dan penggunaan teknologi, dan hal seperti itu akan sangat bermanfaat dalam keadaan new normal. Kalau misalnya dalam keadaan new normal, literasi digital pasti masih penting karena kita dituntut untuk terus belajar, agar bisa beradaptasi dengan zaman dan teknologi yang akan terus berkembang.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.